Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Serigala Muda (3)



Serigala Muda (3)

0"Seharusnya dia masih ada di sini, tidak mungkin mereka kabur."     
0

Manajer berkata seperti itu sambil mencari Gu Xiaoran yang ada tadi ada di dalam ruangan tersebut. Jika dia terlambat menemukannya, orang-orang yang akan mengadopsinya itu pasti akan pergi, dan uang yang ada di tangan mereka ikut lenyap begitu saja.      

Di rumah ini, siapapun tidak akan bisa bersembunyi, tidak lama kemudian dia segera menemukan Gu Xiaoran sedang bersembunyi di lubang tungku.     

Petinggi itu sepertinya ingin tahu lebih banyak tentang sikap Gu Xiaoran, sehingga dia hanya berdiri di samping dan melihatnya.     

Sedangkan anak laki-laki itu terlihat seolah-olah dia tidak peduli terhadap masalah ini, tatapan matanya tampak begitu tajam dan sama sekali tidak peduli.      

"Masih tidak mau keluar." Penjaga itu memarahinya sambil mencoba menangkap Gu Xiaoran yang bersembunyi di lubang tungku.     

Lubang tungku itu sangat sempit, sehingga ketika Gu Xiaoran hampir tertangkap, Gu Xiaoran bergerak dengan cepat dan segera menendangnya. Tendangan yang dilakukan Gu Xiaoran itu mengenai mata manajer panti asuhan tersebut. Meskipun saat itu Gu Xiaoran masih berusia tiga tahun, namun tendangannya cukup kuat, sehingga membuat mata manajer itu langsung membiru.     

Melihat hal ini, anak laki-laki itu hanya bisa tercengang sambil sedikit mengangkat alisnya.     

"Gadis sialan, jika kamu tidak keluar, aku akan mengelupasi kulitmu."     

Manajer itu sudah biasa memaki anak-anak yang ada di panti asuhan. Saat ini dia benar-benar sangat marah karena ditendang olehnya. Tatapan kedua matanya tampak sangat tajam, kemudian dengan cepat manajer panti asuhan itu segera meraih tangan Gu Xiaoran dengan kasar.      

Gu Xiaoran berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan manajer panti asuhan itu, dia terus meronta-ronta dan ingin segera keluar. Gu Xiaoran terus menendang-nendangnya tanpa henti, namun bagaimanapun juga dia hanyalah seorang anak berusia tiga tahun.     

Dengan kasar manajer itu langsung meraih kaki Gu Xiaoran dan menyeretnya keluar.     

Manajer itu tidak sabar ingin memaki Gu Xiaoran, namun orang-orang itu telah membayar. Sehingga dia tidak berani memukul Gu Xiaoran di depan mereka. Meskipun demikian, manajer itu mencengkeram tangan Gu Xiaoran dengan sangat kuat, dia sengaja untuk membuat Gu Xiaoran merasa kesakitan.      

Ketika manajer itu hendak meremas lengan kecil Gu Xiaoran. Tiba-tiba, sebuah tendangan mendarat di bahunya, sehingga membuatnya badan manajer itu langsung terpental. Tendangan itu membuat bahunya terkilir, sehingga dia menjerit kesakitan.      

Ternyata anak laki-laki itu yang menendang manajer panti asuhan. Setelah menendang manajer panti asuhan, anak laki-laki itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dia pun berjongkok dengan santainya dan melihat ke dalam lubang tungku.     

Wanita yang menjabat sebagai direktur panti asuhan itu tidak menyangka anak laki-laki tampan itu bisa menjadi beringas. Seketika raut wajah direktur panti asuhan itu langsung tampak pucat dan ketakutan, tanpa peduli terhadap manajernya yang berguling-guling di lantai karena kesakitan.      

Gu Xiaoran meringkuk ke dalam lubang dan menatap anak laki-laki itu dengan waspada. Tatapan anak laki-laki sangat gelap dan auranya terlihat liar.     

Anak laki-laki itu menatap Gu Xiaoran dalam diam dan tidak mengajaknya bicara. Kemudian dia langsung meraih tangan Gu Xiaoran dan mengajaknya keluar.     

Karena dia juga masih anak-anak, tubuhnya cukup kecil untuk masuk ke dalam tungku dan menarik Gu Xiaoran keluar dari dalam tungku itu.      

"Ah!" Gu Xiaoran menjerit dan merengek.     

Gu Xiaoran ketakutan karena tidak tahu untuk apa mereka menangkapnya. Saat anak laki-laki itu menyeretnya keluar, Gu Xiaoran langsung meraih lengan anak laki-laki itu dan menggigitnya dengan kuat.      

Raut wajah anak laki-laki itu seketika langsung menegang sambil mengernyitkan dahinya.      

Gu Xiaoran dan anak laki-laki itu saling menatap dari jarak dekat. Anak laki-laki itu tetap tidak melepaskan tangannya, dan Gu Xiaoran juga tidak melepaskan gigitannya.      

Tanpa kata-kata atau kemarahan, anak laki-laki itu perlahan menarik kembali tangan kirinya dan mengeluarkan Gu Xiaoran dari lubang tungku.     

Gu Xiaoran terseret keluar dari lubang tungku dan masih menggigit lengan anak laki-laki itu dengan sekuat tenaga. namun anak laki-laki itu tetap tidak melepaskan tangannya.     

Melihat Gu Xiaoran menggigit anak laki-laki itu, direktur panti asuhan itu pun takut jika dia akan menyinggung orang kaya itu, sehingga dia langsung berteriak kepada Gu Xiaoran, "Cepat lepaskan gigitanmu."     

Anak laki-laki itu dengan tatapan matanya yang dingin meliriknya. Tatapan mata yang dingin membuatnya merasa ketakutan, seolah membuat semua darah di tubuh langsung membeku.     

Kemudian petinggi itu berkata, "Ambil uangnya dan pergi, jangan lupa kesepakatan kita."     

"Baiklah." Kata direktur panti asuhan sambil menghela napas lega. Kemudian dia segera mengajak manajernya bergegas pergi dari sana sambil membawa koper berisi uang itu.     

Manajer itu sudah ketakutan setengah mati karena tendangan yang dilakukan oleh anak laki-laki itu kepadanya. Ditambah rasa sakit membuat kepalanya terasa pusing. Sebenarnya dari tadi manajer itu ingin segera pergi dari sana. Namun orang-orang itu tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia tidak berani seenaknya pergi.     

Setelah mereka menyuruhnya pergi, dia pun langsung segera pergi mengikuti direktur panti asuhan dari belakang.     

Ketika dua orang dari pihak panti asuhan itu sudah pergi, petinggi itu berkata kepada anak laki-laki itu, "Mulai sekarang, anak perempuan itu akan menjadi bayanganmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.