Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Serigala Muda (2)



Serigala Muda (2)

0"Orangnya seperti apa?" Anak laki-laki itu bertanya dengan tatapan matanya yang dingin, dan sepertinya dia curiga kepada petinggi itu.     
0

"Anak itu sangat pintar." Kata petinggi itu.     

"Membosankan!" Anak laki-laki itu langsung meresponnya dengan nada tinggi, dan sepertinya dia semakin merasa kesal. Tatapan matanya tampak jauh lebih dingin daripada sebelumnya. Dia merasa tidak pernah kekurangan orang pintar dalam organisasi.     

Meskipun merasa kesal, namun anak muda itu masih terus berjalan ke arah pintu.     

Tiba-tiba ada dua orang yang bergegas menghampiri mereka, satu diantaranya adalah seorang wanita yang merupakan direktur dari panti asuhan, dan yang satunya lagi adalah seorang seorang yang merupakan kekasih dari wanita itu. Dan pria itu merupakan manajer dari panti asuhan.     

"Tuan, akhirnya Anda datang juga ke sini. Oh anak kecil yang tampan juga ikut ke sini." Kedua orang itu memujinya.      

"Di mana orangnya?" Anak laki-laki itu langsung menundukkan wajahnya, dan sama sekali tidak tertarik dengan pujian dari kedua orang itu.     

"Dia ada di dalam, menunggu kalian datang untuk menjemputnya." Direktur perempuan itu melirik ke arah pria yang ada di sebelahnya. Seolah dia memberi isyarat kepada temannya itu untuk berbicara.     

Kemudian pria itu menggosok tangannya dan mendekat sambil berkata, "Tuan, apakah uangnya bisa ditambah sedikit lagi."     

Pria itu tampak seperti pengemis yang meminta-minta, dan dari tatapan matanya tampak penuh dengan keserakahan.     

Sedangkan ekspresi wajah anak laki-laki itu tampak datar, seolah dia tidak peduli dengan hal itu. Di sisi lain, petinggi itu tersenyum dingin.     

Seketika manajer dari panti asuhan itu bergidik karena takut dirinya menyinggung orang terkaya itu. Dan jika hal itu terjadi, kemungkinan uang yang ada di tangannya akan melayang begitu saja. Kemudian manajer panti asuhan itu pun berkata lagi, "Saya hanya bertanya, terserah Anda ingin membayar seberapapun."     

Di era saat ini, tidak banyak ada dana besar yang masuk untuk mengurus panti asuhan. Jadi peristiwa memanfaatkan anak-anak panti asuhan untuk mencari keuntungan bukanlah hal yang jarang untuk ditemui.     

Namun mereka tidak pernah membayangkan kalau salah satu dari dua gadis yang bersembunyi seperti tikus sepanjang hari itu akan terjual dengan harga yang sangat mahal.     

Karena telah membayar dengan harga yang sangat mahal, tentu saja seseorang yang akan mengadopsi gadis itu juga mengajukan syarat yang harus dilakukan oleh pihak panti asuhan. Dia menyuruh pihak panti asuhan untuk menghapus semua informasi tentang gadis itu.     

Dengan kata lain, pihak panti harus menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengadopsi anak gadis tersebut.     

Xiaoran dan Xiaopian awalnya di taruh di pintu panti asuhan, dan pihak panti asuhan juga tidak ada yang tahu asal usul mereka. Satu-satunya yang pengurus panti asuhan tahu adalah dua nama yang tertulis di pakaian mereka berdua, Xiaopian dan Xiaoran.     

Karena itulah bagi pihak panti asuhan untuk menghapus informasi tentang mereka berdua adalah hal yang sangat mudah.     

Dengan uang dalam jumlah besar yang sudah ada di tangan mereka, pihak panti asuhan pun tidak peduli orang-orang yang mengadopsi kedua gadis itu hanya untuk eksperimen atau digunakan untuk tujuan lain.     

Kemudian manajer panti asuhan itu pun mengeluarkan buku catatan identitas yang sudah diperbaiki untuk diperiksa petinggi itu. Namun anak laki-laku itu bahkan sama sekali tidak melirik buku catatan itu.     

Pada dasarnya, semua anak-anak yang ada di dalam organisasi adalah yatim piatu. Mereka semua dipungut dari panti asuhan, karena itulah anak laki-laki itu sudah tidak asing saat melihat prosedur semacam ini. Anak laki-laki itu peduli dari panti asuhan mana anak-anak itu berasal.     

Sebelumnya, petinggi itu selalu mengirim langsung anak-anak itu ke kamp pelatihan dan memberinya pelatihan militer. Sehingga anak laki-laki itu tidak mengerti mengapa atasannya harus mengajaknya pergi keluar kali ini.     

Petinggi itu melihat catatan yang berisi tentang identitas anak gadis yang akan diadopsinya itu dengan cermat sambil sedikit menganggukkan kepalanya.     

Beberapa saat kemudian, anak buah dari petinggi itu menurunkan dua koper dari pesawat, lalu membuka koper yang penuh dengan uang itu.      

"Terima kasih atas kerjasamanya Tuan." Direktur panti asuhan itu tersenyum. Uang ini selain untuk membeli gadis itu, tapi juga sebagai uang tutup mulut supaya mereka tidak mengungkapkan identitas yang sebenarnya tentang gadis itu.      

Orang-orang yang memiliki latar belakang resmi, meskipun diberi uang tidak akan berani menyebarkan informasi seperti ini. Kalau tidak, mereka hanya bisa pasrah membiarkan 'raja neraka' untuk menghukumnya.      

Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang membuka pintu dari luar, saat itu Gu Xiaoran sudah tidak punya lagi cara untuk mencari tempat yang bisa dia gunakan bersembunyi. Kemudian dia pun berlari menuju lubang kecil yang ada di dekat tungku batu yang digunakan untuk perapian.     

Saat pintu terbuka, mereka semua melihat tidak ada siapapun di dalam ruangan tersebut.      

"Anak itu pergi." Pria yang membawa Gu Xiaoran keluar dari panti asuhan itu tampak sedikit terkejut.     

Wanita yang merupakan direktur panti asuhan itu terkejut, kemudian dia pun segera masuk ke dalam ruangan, namun dia tidak melihat siapapun di dalam sana.     

Dengan cemas, direktur panti asuhan itu memarahi manajernya, "Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk mengikatnya?"     

Manajer panti asuhan itu melirik ke arah pria yang mengenakan seragam dan berbisik kepada kepala panti asuhan, "Mereka tidak memperbolehkanku mengikatnya."     

Anak laki-laki itu tidak peduli dengan anak perempuan itu, tetapi setelah mendengar hal ini, raut wajahnya yang semula tampak tidak peduli itu seketika langsung naik pitam, tatapan matanya juga tampak begitu tajam karena marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.