Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Teringat Kembali



Teringat Kembali

0Dalam mimpinya itu, tiba-tiba Gu Xiaoran merasakan ada seseorang di belakangnya dan seketika dia pun langsung menoleh. Saat itu dia melihat ada seorang pria yang berjongkok di belakang mereka, pria itu hanya diam dan tidak berkata apa-apa.     
0

Ketika memikirkan mitos tentang hutan ini, Gu Xiaoran dan Xiaopian mengira bahwa pria itu adalah hantu, jadi mereka segera berdiri dan lari ketakutan.      

"Apakah kalian lapar? Kalian ingin makan atau tidak?" Pria itu tiba-tiba bertanya kepada mereka, lalu melanjutkan, "Aku punya makanan di sini, apakah kalian mau?"     

Saat itu Gu Xiaoran dan Xiaopian masih berusia tiga tahun, dan tidak ada seorang pun di panti asuhan yang mengajari mereka untuk menolak pemberian makanan dari orang asing.     

Selain itu, setiap hari mereka tidak diberi makan sampai kenyang, jadi tentu saja mereka kelaparan. Makan adalah godaan yang mematikan bagi mereka.     

Saat mendengar perkataan itu, Gu Xiaoran dan Xiaopian seketika langsung berhenti.     

Kemudian pria itu mengeluarkan kue dari sakunya dan bertanya lagi, "Apa kalian ingin makanan?"     

Seketika Gu Xiaoran dan Xiaopian langsung menganggukkan kepala.     

Pria itu tiba-tiba meletakkan kue itu di atas dahan pohon yang sangat tinggi, lalu berkata, "Jika kalian bisa mendapatkannya, maka kue itu menjadi milik kalian."     

Dahan pohon itu sangat tinggi, bahkan terbilang cukup sulit dijangkau oleh orang dewasa. Jadi bagi mereka berdua, kue itu di luar jangkauan.     

Tapi mereka terlalu lapar, dan karena mereka berniat bersembunyi di dalam hutan ini sampai perawat berganti shift, itu berarti tidak akan ada jatah makanan malam ini. Oleh sebab itu, kue itu sangat menggoda bagi mereka.     

Xiaopian mendekati pohon itu dan terus melihat kue yang diletakkan di atas dahan itu. Dia sedang memikirkan cara bagaimana dia bisa memanjat untuk mengambil kue itu.      

Kemudian Xiaopian berkata kepada pria itu, "Terlalu tinggi, jika kami memanjat ke sana dan terjatuh, bukankah hanya membuat kami terluka?"     

"Tentu saja." Kata Pria itu.     

"Kalau begitu, bisakah kamu mengambil kue itu dan memperlihatkan dulu kepadaku."     

"Untuk apa?"     

"Untuk melihat apakah kue itu masih bisa dimakan atau tidak, kalau kami jatuh hanya demi mendapatkan kue yang tidak bisa dimakan, itu tidak akan percuma saja."     

Pria itu menatap Xiaopian dengan sedikit kekecewaan.     

Saat itu Gu Xiaoran tidak tahu bahwa pria tersebut adalah seorang pencari anak berbakat dari berbagai panti asuhan.     

Ketika mendengar perkataan itu, pria tersebut tidak berharap banyak kepada mereka. Karena orang-orang dalam organisasi membutuhkan kepatuhan mutlak dan tidak dapat menginginkan adanya tawar-menawar terhadap keuntungan dan kerugian.     

Meskipun pria itu tidak berharap banyak pada mereka berdua, namun dia masih mau mengambilkan kue itu dan menunjukkannya kepada Gu Xiaoran.     

Seketika itu juga Gu Xiaoran mendapatkan kue dan tersenyum, "Xiaopian, akhirnya kita punya makanan."     

Pria itu seketika langsung tercengang.     

Gu Xiaoran melihat raut wajah pria itu berubah dan segera memegang kue itu di belakangnya, lalu berkata, "Kamu hanya menyuruh kami untuk mengambil kuenya, tanpa menentukan bagaimana cara mengambilnya. Sekarang aku sudah mendapatkannya, jadi kue itu milik kami."     

Pria itu menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam.     

Gu Xiaoran pun takut jika takut pria itu akan merebut paksa kue itu darinya.     

Tetapi pria itu hanya menatapnya sebentar dan dia justru tiba-tiba tersenyum sambil melihat mereka berdua.     

Kemudian Pria itu mengeluarkan sepotong kue yang sama dan melemparkannya lagi ke dahan pohon, "Oke, kue itu milik kalian. Kali ini, jika kalian bisa mendapatkan kue ini, kue ini akan menjadi milik kalian juga."     

Dengan begitu, taktik yang sama tentu saja tidak dapat digunakan lagi.     

Gu Xiaoran melihat sekelilingnya, lalu menyerahkan kue di tangannya kepada Xiaopian. Kemudian dia menyuruh Xiaopian mengangkat ujung mantelnya dan berdiri tepat di bawah cabang pohon di mana kue itu berada, "Sebentar lagi, kalau kue itu jatuh, kamu harus menangkapnya."     

"Hmmm!" Xiaopian menganggukkan kepalanya.     

Pria itu pun merasa lucu saat melihat tingkah gadis kecil itu, dia belum memanjat pohon, tapi dia sudah terburu-buru meminta orang lain untuk menangkapnya di bawah.     

Ternyata, Gu Xiaoran benar-benar tidak memanjat pohon, tapi hanya menarik tanaman rambat yang menempel di pohon yang menjuntai ke bawah. Di sekelilingnya ada banyak tanaman rambat itu yang menjuntai ke bawah.      

Pria itu mengira gadis kecil yang ada di depannya itu akan mencoba menggunakan tanaman rambat itu untuk mengguncang dahan pohon.     

Tapi musim ini tanaman rambat itu telah layu, dan akan mudah putus ketika ditarik, jadi tidak mungkin menggunakannya untuk mengaitkannya ke dahan pohon.      

Berdasarkan pengamatannya, pria itu berpikir bahwa cara yang dilakukan Gu Xiaoran akan gagal.     

Kemudian Gu Xiaoran menarik satu untai tanaman rambat itu, lalu menarik untaian yang lain. Kemudian dia memilin kedua tanaman rambat itu dan mengikatkan batu di salah satu ujungnya. Setelah itu dia melemparkannya ke dahan pohon, batu itu terlempar melompati ke sisi lain cabang pohon dan kembali jatuh, sehingga tanaman rambat itu sudah dikaitkan pada cabang pohon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.