Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Hipnosis



Hipnosis

0"Hipnosis?"     
0

"Iya, aku belajar psikologi sebentar dan masih ingat metode ini. Jika otak tiba-tiba mengalami kerusakan, maka kerusakan itu juga akan meninggalkan semacam bayangan di dalam psikis. Jadi dengan memulai dari psikis, mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu."     

"Lalu bagaimana kamu melakukannya?"     

"Ikuti aku."     

Gu Tianlei mengajak Gu Xiaoran ke ruang kerja. Ini adalah tempat yang benar-benar sepi.     

Kemudian Gu Tianlei meminta Gu Xiaoran untuk duduk di sofa dan mengeluarkan jam sakunya yang sudah tua, "Aku akan membantumu untuk tidur nyenyak."     

"Tidur?"     

"Iya, pikiran orang sering mengarah ke mimpi. Mungkin kamu bisa menemukan bayang-bayang memori sebelumnya di dalam mimpi. Hal ini akan merangsang otak dan mungkin bisa membantu mengembalikan ingatan."     

Tatapan mata Gu Xiaoran menjadi sedikit lesu ketika memikirkan mimpi yang dia alami setelah melahirkan Xiaohan, dia masih ingat sosok bernama Raja dalam mimpinya itu.     

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"     

"Jangan memikirkan apapun, biarkan dirimu benar-benar santai dan ikuti saja instruksi dariku."     

Gu Xiaoran berbaring di sofa yang harum, dia membiarkan dirinya benar-benar rileks sembari melihat arloji saku yang bergoyang di depannya. Ditambah mendengarkan suara lembut Gu Tianlei, perlahan kelopak matanya berangsur-angsur menjadi berat.     

"Sekarang, tutup matamu."     

Gu Xiaoran menutup matanya ketika Gu Tianlei memberikan instruksi padanya.     

"Semoga mimpi indah."     

Suara Gu Tianlei yang menawan itu menghilang tiba-tiba dari telinga Gu Xiaoran bersamaan saat dia mulai tertidur dengan lelap.     

Dalam mimpi itu, Gu XIaoran melihat seorang gadis berusia tiga tahun yang hanya mengenakan mantel tipis dan berjongkok di selokan. Kakinya terendam air, sehingga membuatnya meringkuk kedinginan.      

Saat itu dia melihat dirinya yang masih berusia 3 tahun itu bersama dengan seorang gadis kecil yang mirip dengannya, dan gadis itu juga mengenakan mantel tipis sedang berjongkok dan memeluknya erat-erat.     

Mereka baru saja melihat Perawat Li kembali dengan wajah yang tidak enak dipandang karena marah. Jika mereka tidak bersembunyi, Perawat Li pasti akan memukul mereka.      

Tidak lama kemudian, terdengar suara omelan dari luar, lalu bel di salah satu kamar mereka mengiringi disertai dengan jeritan yang menyedihkan.     

Saluran pembuangan itu sangat dingin. Mereka berdua saling berpelukan sangat erat, merasa kedinginan dan ketakutan, namun mereka tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun.     

Bel itu berdentang lama, diikuti suara teriakan yang perlahan mulai menghilang, dan lama-kelamaan suara itu benar-benar tidak terdengar lagi.      

Setelah melihat adegan yang dialami saat masih berusia 3 tahun itu, kemudian Gu Xiaoran mulai memasuki mimpi yang lain.     

Dalam mimpi kali ini, Gu Xiaoran melihat dirinya yang masih kecil, tetapi kali ini dia merasa sangat kepanasan, hingga kepalanya pusing dan tidak bisa melihat orang-orang yang ada di sekitarnya dengan jelas.     

Saat itu dia juga mendengar suara tangisan Xiaopian, "Jangan bawa dia pergi, dia belum mati, dia belum mati."     

Gu Xiaoran berusaha keras untuk membuka matanya, supaya bisa melihat Xiaopian yang dirangkul erat oleh Perawat Li.      

Saat itu Xiaopian dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri dari Perawat Li, namun Xiaopian yang masih berusia 3 tahun tidak bisa melepaskan diri dari genggaman orang dewasa. Xiaopian tampak begitu cemas lalu menggigit Perawat Li dengan ganas.     

Seketika Perawat Li langsung menampar wajahnya dengan keras, lalu mendorong Xiaopian hingga terjatuh ke tanah dan menendangnya dengan keras.     

"Jangan, jangan pukul dia."     

Saat melihat hal itu, Gu Xiaoran ingin berteriak, namun dia tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun.      

Jangan…     

Jangan pukul dia…     

"Xiaopian!" Gu Xiaoran berteriak dengan keras dan berusaha untuk membuka matanya. Namun saat itu dia tidak melihat ada saluran pembuangan, tidak ada Perawat Li dan tidak ada Xiaopian.     

"Xiaoran!" Suara Gu Tianlei yang lembut tiba-tiba terdengar di telinganya.     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung mendongakkan kepalanya dan menatap mata Gu Tianlei yang sedang memperhatiankannya, lalu Gu Xiaoran menarik napas panjang untuk menenangkan diri.     

Itu hanya mimpi!     

Angin pun berhembus dan meniup dahinya yang berkeringat dingin.     

"Mimpi?" Gu Tianlei menyerahkan tisu padanya.     

"Hmm…"     

"Siapa itu Xiaopian?"     

"Kakak perempuanku, saudara kembar."     

Gu Tianlei baru pertama kalinya mengetahui kalau Gu Xiaoran memiliki saudara kembar.      

"Apakah kamu tahu di mana dia sekarang?"     

Gu Xiaoran menganggukkan kepalanya, namun setelah itu langsung menggelengkan kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.