Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sangat Marah



Sangat Marah

0Gu Tianlei melihat tas Gu Xiaoran tergeletak di pintu, kemudian dia mengambil tas tersebut sambil bergumam curiga, "Kenapa tas Gu Xiaoran tergeletak berantakan di sini?"     
0

Setelah menutup pintu, Gu Tianlei langsung meletakkan tas Gu Xiaoran di sofa lalu menoleh ke arah lantai atas Loteng Kecil.     

Lantai atas loteng itu memiliki lampu dinding yang redup, dan tidak ada suara apapun yang terdengar dari sana.     

Karena merasa ada yang aneh, Gu Tianlei pun berjalan menaiki tangga dan menuju ke lantai atas.     

Saat itu Gu Xiaoran pun semakin panik, bahkan dia sampai berkeringat dingin karena tidak ada pintu lain di lantai atas, dan hanya ada pagar melingkar. Jadi jika ada seseorang ke lantai atas, maka begitu orang tersebut sampai di sana dia bisa langsung melihat keberadaan Gu Xiaoran dan Mo Qing.      

Jika Gu Tianlei datang dan melihat dirinya dan Mo Qing sedang bersama seperti ini, maka situasi akan menjadi semakin gawat, seolah langit akan segera runtuh.     

Pada saat ini, jika ada bunyi sedikit pun, Gu Tianlei pasti akan segera mengetahuinya. Selain itu Mo Qing bukanlah orang yang bisa diancam oleh Gu Xiaoran.     

Jika Gu Xiaoran memaksa Mo Qing dengan tegas pada saat ini, pasti Mo Qing tidak akan membantunya dan yang terjadi justru sebaliknya, Mo Qing akan muncul di hadapan Gu tianlei dengan cara yang kurang ajar.      

Karena itulah Gu Xiaoran tidak mau memaksa Mo Qing, jadi yang bisa dilakukan Mo Qing saat ini hanya menatapnya sembari memohon padanya, "Aku mohon, bantu aku…"     

Raut wajah Mo Qing tampak cemberut saat dia menatap wajah Gu Xiaoran yang panik.     

Dulu pernah seperti ini dan sekarang seperti ini lagi.      

Seberapa peduli Gu Xiaoran terhadap bocah bernama Gu Tianlei itu? Batin Mo Qing.     

Gu Xiaoran melihat gariah yang tersemat di mata Mo Qing perlahan memudar, tatapan matanya yang semula penuh dengan gairah itu tiba-tiba berubah menjadi sedingin es.      

Dan saat itu juga Gu Xiaoran memiliki firasat buruk. Mo Qing marah besar. Batin Gu Xiaoran.     

Mo Qing marah karena masalah hari ini, dan tentu saja hari ini tidak mungkin berakhir dengan baik.      

Perasaan Gu Xiaoran tiba-tiba tenggelam dan tangannya yang sedang menggengam lengan Mo Qing tiba-tiba menegang. Bahkan kuku-kukunya mencengkram lengan Mo Qing dengan kuat.      

Jika Mo Qing menyakiti Tianlei, tentu saja Gu Xiaoran tidak akan pernah memaafkannya.     

Hanya dalam waktu yang singkat, Gu Tianlei sudah berjalan menaiki tangga.     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam, dia ingin mengatakan bahwa dirinya sedang mau tidur dan menyuruhnya untuk tidak naik ke lantai atas.     

Namun tiba-tiba Mo Qing mengangkat alisnya dan menatap mata Gu Xiaoran dengan tatapan yang sinis. Lalu tiba-tiba dia memeluk Gu Xiaoran dengan erat dan sekali lagi mencium bibirnya dengan penuh bergairah.      

Dan saat itu juga Mo Qing melumat lidah Gu Xiaoran hingga membuat Gu Xiaoran tidak bisa berkata-kata selain mendesah lirih.      

Perasaan Gu Xiaoran yang semula panik, kini dia justru mulai lebih sensitif terhadap rangsangan yang dilakukan secara tiba-tiba. Bahkan ritme napasnya menjadi tidak terkendali.      

Namun saat memikirkan Gu Tianlei yang akan segera datang, dada Gu Xiaoran terasa sesak, seolah dirinya akan mati lemas. Bahkan raut wajahnya juga berubah karena menahan malu.      

Saat mendengar dari lantai atas, Gu Tianlei tiba-tiba menghentikan langkahnya untuk mendengarkan suara itu lagi dengan jeli. Tapi suara itu tidak lagi terdengar, sehingga Gu Tianlei bertanya dengan lirih, "Gu Xiaoran, apakah kamu sudah tidur?"     

Gu Xiaoran panik hingga kakinya terasa lemas. Dia ingin menjawab, tetapi mulutnya tersumpal oleh bibir Mo Qing yang menciumnya. Gu Xiaoran pun tidak bisa mengatakan apapun, dan wajahnya tampak memerah karena cemas.     

Gu Xiaoran berpura-pura terbangun karena tersedak dan merasa tidak nyaman, kemudian dia bergumam, "Hmmmm…"      

Masih bisa berpura-pura? Batin Mo Qing.     

Sikap Mo Qing berubah menjadi dingin, lalu dia melepaskan ciuman itu dan justru mencium leher Gu Xiaoran dan perlahan terus beralih ke bawah. Ketika ciuman itu mendarat di payudara Gu Xiaoran yang seperti bunga plum merah muda itu, Mo Qing langsung menggigitnya.     

Rasa sakit yang dirasakan Gu Xiaoran itu membuat Gu Xiaoran hampir menjerit dan membuatnya semakin panik. Kemudian Gu Xiaoran menekan bahu Mo Qing dengan kuat, agar dia tidak lagi bermain-main.     

Pria brengsek yang sedang di atasnya ini benar-benar mengabaikan situasi canggung saat ini. Bahkan ujung lidahnya masih menggeliat di beberapa bagian tubuhnya, hingga menciptakan gairah kenikmatan tak tertahankan.     

Suara napas Gu Xiaoran yang terengah-engah hampir keluar dari mulutnya dengan tidak terkendali. Saat itu juga Gu Xiaoran langsung menahan napas sambil menggigit bahu Mo Qing untuk membungkam mulutnya sendiri.      

Saat Mo Qing menciumnya, Mo Qing melihat ekspresi wajah Gu Xiaoran yang tidak karuan dari jarak yang sangat dekat. Kemudian Mo Qing mengangkat alisnya sambil menekan pinggang Gu Xiaoran dengan kedua tangan, lalu mendorongnya dengan kuat.      

Gu Xiaoran rasanya ingin ingin menghabisi pria brengsek yang sedang menindihnya itu, namun Gu Xiaoran tidak berani bergerak karena takut Gu Tianlei akan mendengar suaranya.      

Beberapa saat kemudian, Gu Tianlei tidak lagi mendengar respon dari Gu Xiaoran. Lalu dia tidak lagi memedulikan Gu Xiaoran, sehingga dia pun langsung berbalik badan dan berjalan menuju kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.