Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kamu Merindukanku?



Kamu Merindukanku?

0Tatapan Mo Qing menjadi lebih dalam dan tajam, ujung jarinya dengan lembut mengusap pipi Gu Xiaoran.     
0

"Apa kamu merindukanku?"     

"Um, rindu!" Meskipun Gu Xiaoran marah pada Mo Qing karena sikapnya yang brengsek, namun Gu Xiaoran selalu memikirkannya selama satu minggu ini.     

Mo Qing membiarkan Gu Xiaoran istirahat sebentar, baru setelah itu dia mengajak Gu Xiaoran keluar gedung.      

Gu Xiaoran mengira dirinya akan diajak Mo Qing kembali ke Jalan Utara Lama, tapi Mo Qing justru mengantarnya ke Loteng Kecil.      

Karena kini hari sudah larut malam, Gu Xiaoran pun langsung membuka pintu dan segera masuk. Tapi kemudian dia menoleh, pria lalim yang sedang bersamanya itu sepertinya tidak berniat untuk pergi.      

Gu Xiaoran pun merasa takut. Di tengah malam seperti ini, apa yang mau dilakukan Mo Qing di sini? Batinnya.     

Gu Xiaoran menghalangi pintu dan tidak berniat untuk menyingkir. Saat melihat tindakan Gu Xiaoran itu, Mo Qing mengerutkan keningnya dan langsung berinisiatif untuk menarik Gu Xiaoran ke sisi samping, lalu dia langsung menerobos masuk.      

"Sudah larut." Kata Gu Xiaoran sambil menatap Mo Qing dengan sikapnya yang dingin. Dalam benaknya, Gu Xiaoran sedang memikirkan dan mencari cara supaya dia bisa meminta Mo Qing pergi dengan sopan, agar dirinya bisa segera tidur dengan nyenyak.      

Mo Qing hanya bergumam 'hmm' dan langsung berjalan ke arah kamar mandi. Sampai di pintu kamar mandi, Mo Qing menoleh ke arah Gu Xiaoran dan bertanya dengan santai, "Apa kamu tidak mau mandi?"     

"Sebentar lagi mandi." Kata Gu Xiaoran dengan raut wajah menahan emosi.     

Gu Xiaoran merasa seluruh tubuhnya bau, tentu saja dia akan mandi. Dan tentu saja dia akan mandi setelah Mo Qing pergi.      

Mo Qing mengabaikan jawaban dari Gu Xiaoran dan langsung masuk ke kamar mandi, dan setelah pintu kamar mandi ditutup terdengar suara guyuran air dari dalam kamar mandi.     

Beberapa saat kemudian, Mo Qing keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk mandi yang dililitkan di pinggangnya.     

Mo Qing memandang Gu Xiaoran yang hanya terdiam melihatnya, setelah itu Mo Qing langsung berjalan ke lantai atas loteng kecil.     

Gu Xiaoran pun bingung. Apa maksudnya? Tanya Gu Xiaoran dalam hati.     

Setelah itu Gu Xiaoran pun langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil pakaian Mo Qing dan menyusulnya ke lantai atas. Sesampainya di atas, dia menemukan Mo Qing sudah telentang di tempat tidur.     

"Kamu tidak mungkin ingin tidur di sini malam ini kan?"     

"Mmm! Aku tidak akan pergi ke mana-mana lagi malam ini." Kata Mo Qing dengan setengah menyipitkan mata padanya. Lalu tiba-tiba dia meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran dan menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya, dia mendekap tubuh Gu Xiaoran dan dengan santai merangkul tubuhnya sambil berkata, "Kalau kamu lelah, segeralah tidur."     

Mulut Mo Qing memang mengatakan tidur, tapi matanya hanya menyipit dan tidak benar-benar berniat untuk tidur. Sedangkan tangan Mo Qing mengelus-elus kulit Gu Xiaoran sembari memainkan rambutnya.     

Kemesraan di ruangan kaca tadi sudah membuat Gu Xiaoran merasa kelelahan. Pada saat tangan Mo Qing meraba ke dalam pakaiannya, Gu Xiaoran pun justru merasakan sensasi berbahaya.     

Gu Xiaoran berusaha untuk melepaskan diri dari dekapan Mo Qing, namun Mo Qing tiba-tiba berguling lalu menekan sambil menciumnya.      

Setelah Gu Xiaoran kehabisan tenaga untuk melawan, Mo Qing melepaskan ciumannya dan berbisik ke telinganya, "Katakan dengan jujur, apakah kamu peduli padaku?" Tanya Mo Qing dengan suaranya yang terdengar serak.     

Selama beberapa hari terakhir Mo Qing terbaring di ranjang rumah sakit tanpa bisa bergerak sedikitpun, namun saat Gu Xiaoran mencarinya di setiap rumah sakit, Gu Xiaoran tetap tidak bisa mendapatkan informasi apapun tentang keberadaannya.      

Saat ini Gu Xiaoran dicium lagi oleh Mo Qing hingga membuatnya terengah-engah, sementara bibir Mo Qing menyemburkan napas hangat ke pipi Gu Xiaoran itu membuat perasaan Gu Xiaoran meleleh. Ciuman itu membuat Gu Xiaoran gemetar tidak tertahankan. Bahkan Gu Xiaoran bisa mendengar detak jantungnya s. Kemudian dia bertanya pada Mo Qing, "Apakah kamu peduli kepadaku?"     

Ini adalah pertama kalinya Gu Xiaoran bertanya apakah Mo Qing menaruh perasaan padanya di dalam hatinya.     

Mo Qing tidak menjawab, tapi tangannya yang merangkul pinggang Gu Xiaoran itu memeluknya lebih erat sambil menciumnya lagi. Seketika hidung Gu Xiaoran mencium aroma tubuh Mo Qing yang khas.     

Tidak peduli seberapa lelahnya Gu Xiaoran, dirinya masih tidak bisa menahan godaan dari Mo Qing. Dalam ruangan yang gelap itu, Gu Xiaoran menatap mata Mo Qing yang gelap seperti tinta, dan saat itu juga napasnya menjadi semakin cepat.      

Mo Qing bisa merasakan respon Gu Xiaoran yang seperti itu, lalu dia mengarahkan bibirnya ke bagian leher Gu Xiaoran yang mulus dan ujung lidahnya menjilati kulit Gu Xiaoran yang lembut itu hingga basah.      

"Ziyan." Gu Xiaoran berbisik memanggil nama Gu Xiaoran dengan gemetar.     

Saat itu juga tubuh Mo Qing gemetaran, napasnya menjadi tidak karuan dan tangan yang semula ada di bagian pinggang Gu Xiaoran itu mulai menelusur ke atas. Lalu dia membuka kancing pakaian dalam Gu Xiaoran, lalu meremas dengan keras. Gu Xiaoran menghela napas panjang hingga dadanya menggeliat naik-turun dan tubuh mereka saling bersentuhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.