Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tubuhmu Lebih Jujur



Tubuhmu Lebih Jujur

0Dengan spontan Gu Xiaoran langsung mendorong Mo Qing supaya menjauh darinya, namun Mo Qing justru meraih tangannya dan merangkul pinggang Gu Xiaoran yang ramping. Kemudian mereka berdua saling memeluk dengan erat dan ciuman Mo Qing menjadi lebih ganas daripada sebelumnya. Ciuman bibir yang penuh gairah itu saling bertaut di antara bibir dan gigi mereka.      
0

Tangan Gu Xiaoran sedikit gemetar saat merasakan kehangatan tubuh Mo Qing yang merangkulnya. Ciuman Mo Qing meluncur ke belakang telinganya dan perlahan bergerak semakin ke bawah, mencium setiap inci tubuhnya hingga membuat Gu Xiaoran gemetar tak terkendali karena kenikmatan yang dirasakannya.     

Gu Xiaoran tidak tahan dengan sensasi kesemutan yang dirasakannya, gairah Gu Xiaoran kembali muncul dan dia bahkan tidak bisa menahan kenikmatan yang dirasakannya. Tanpa sadar tangannya memeluk pinggang Mo Qing dan tubuhnya menegang.     

Dan pada saat itu juga, Mo Qing justru menghentikan gerakannya secara tiba-tiba dan bertanya pada Gu Xiaoran, "Gu Xiaoran, apa yang kamu takutkan?"     

Sejak kembali dari Vila Linyuan, sikap Gu Xiaoran menjadi lebih lembut dan bahkan dia selalu memanjakan Mo Qing dalam segala hal.     

Bukannya Mo Qing tidak suka dengan sentuhan manja yang dilakukan Gu Xiaoran padanya, hanya saja perubahan sikap yang secara tiba-tiba itu membuat Mo Qing merasa tidak nyaman.     

Saat mendengar pertanyaan dari Mo Qing, seketika Gu Xiaoran langsung terdiam membeku dan dadanya sesak, seolah ada sesuatu yang menyumbat di dalamnya.     

Dalam benaknya, Gu Xiaoran membayangkan tubuh Mo Qing yang berlumuran darah, keputusasaan, dan kebencian yang dirasakannya. Saat memikirkan hal itu hati Gu Xiaoran terasa sakit seperti tertusuk jarum.     

Kematian tragis yang dialami ibu dan kakak perempuan Mo Qing itu adalah masalah yang tidak pernah selesai di antara keluarga Mo dan keluarga Gu. Saat mengingat permasalahan itu, sebenarnya Gu Xiaoran merasa sangat ketakutan.     

Pada saat itu Gu Xiaoran pergi ke Vila Linyuan bersama Mo Qing, dan karena hal itu ayah Mo Qing memukuli Mo Qing sampai membuat Mo Qing harus dirawat di rumah sakit.     

Gu Xiaoran tidak berani memikirkan apa yang akan terjadi, jika Mo Qing melakukan tindakan yang lebih jauh padanya.     

Mo Qing sepertinya tidak sabar menunggu Gu Xiaoran untuk memberikan alasan, sehingga dia pun langsung memeluk Gu Xiaoran dengan erat.     

Jika mendengarkan apa yang Gu Xiaoran bicarakan Mo Qing hanya akan semakin merasa frustasinya. Karena itulah Mo Qing langsung memeluk Gu Xiaoran dan membiarkan tubuhnya yang memberitahu seberapa besar Gu Xiaoran menginginkan dirinya.     

Dengan ganas Mo Qing mencium bibir Gu Xiaoran yang sudah memerah, dan ciuman itu menjadi begitu lebih ganas daripada sebelumnya, sehingga membuat Gu Xiaoran kesulitan untuk bernapas.     

Salah satu tangan Mo Qing menjepit Gu Xiaoran dan tidak membiarkannya bergerak sedikitpun, sementara tangan lainnya menyusuri baju tidur yang dikenakan Gu Xiaoran.     

Tangan Mo Qing memeluk Gu Xiaoran begitu kencang, hingga membuat tubuh Gu Xiaoran semakin terhimpit, dan seketika itu nuansa menggoda menemani keintiman mereka berdua.     

Gu Xiaoran tahu dengan jelas maksud dari pelukan erat yang dilakukan saat ini, sehingga jantung Gu Xiaoran berdebar kencang dan dia berusaha untuk menghentikannya. Namun Mo Qing tidak memberinya celah sedikitpun.     

Dan babak penuh gairah ini pun kembali dimulai. Tanpa ada jarak sedikit pun di antara mereka berdua, begitu intim dan penuh gairah.     

Ketika mencapai puncak kenikmatan itu, Mo Qing berbisik ke telinga Gu Xiaoran dengan lembut, "Tubuhmu lebih jujur ​​dari pada ucapanmu, karena dilihat dari respon yang diberikan oleh tubuhmu, aku tahu bahwa kamu menginginkanku."     

Gu Xiaoran hendak membantah, tapi tiba-tiba dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Seketika raut wajah mereka langsung berubah dan jantungnya berdebar kencang. Tubuh Gu Xiaoran terdiam membeku sambil menatap tajam pria brengsek yang ada di sampingnya dan selalu melakukan apa pun sesuka hatinya.     

Dalam sekejap jantung Gu Xiaoran berdebar semakin kencang. Mengapa Tianlei kembali saat ini? Batin Gu Xiaoran.     

Mo Qing sedikit mengernyitkan alisnya sambil menatap mata Gu Xiaoran. Dari tatapan matanya itu menunjukkan bahwa dia merasa tidak senang dengan kehadiran seseorang yang secara tiba-tiba.     

Gu Xiaoran pun marah, karena Mo Qing sudah bertindak semaunya di sini, dan ditambah ada seseorang yang tiba-tiba datang mengganggunya.     

Saat memikirkan sifat Mo Qing yang semaunya dan selalu cuek, Gu Xiaoran langsung mendahuluinya dengan berkata lirih, "Itu adikku."     

Seketika Mo Qing langsung menghentikan gerakannya, namun dia masih memeluk Gu Xiaoran dengan erat tanpa berniat untuk melepaskannya.     

Saat Gu Xiaoran mendengar suara Gu Tianlei menutup pintu, wajahnya langsung berubah menjadi pucat. Kemudian dengan sekuat tenaga dia mendorong Mo Qing dengan keras, namun usaha yang dilakukannya itu tidak ada gunanya. Mo Qing memeluknya dengan erat. Sehingga Gu Xiaoran merasa seperti mendorong dinding bata yang keras. Gu Xiaoran menggertakkan giginya dengan marah sambil berkata dengan lirih, "Lepaskan aku, adikku sudah pulang."     

Tianlei mempunyai masalah dengan Mo Qing, jadi jika dia mengetahui bahwa Gu Xiaoran membawa Mo Qing ke sini, apalagi melihatnya sedang telanjang dan bermain-main dengan pria itu, Gu Tianlei pasti akan marah setengah mati.      

Mo Qing merasa sangat terganggu hingga urat kesabarannya hampir terputus. Suasana hatinya begitu buruk dan saat mendengar bahwa orang yang datang itu adalah Gu Tianlei, raut wajahnya tampak dingin dan sepertinya dia benar-benar ingin mengusir Gu Tianlei.      

Saat melihat tatapan mata Gu Xiaoran yang panik, Mo Qing semakin merasa tidak nyaman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.