Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kenapa Ponselmu Selalu Tidak Aktif?



Kenapa Ponselmu Selalu Tidak Aktif?

0Ketika silau lampu mobil itu mulai meredup, Gu Xiaoran melihat mobil Pagani abu-abu perak yang tak asing sedang terparkir di lantai bawah.      
0

Atap mobil itu lalu terbuka dan tampak sosok tinggi seperti pohon pinus, dengan tangannya masih santai memegang kemudi. Seseorang dengan sikap yang garang dan mendominasi itu menoleh ke arahnya. Di tengah malam itu, tatapan mereka saling bertemu.     

Cahaya rembulan menerangi wajah pria itu. Kemudian pria itu menarik sudut bibirnya, dan dia pun tersenyum. Meskipun tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi Gu Xiaoran tahu ketampanan pria itu seperti rembulan cerah yang tidak bisa membuatnya berpikir dengan jernih.     

Gu Xiaoran menahan napas dengan gugup, dia takut bahwa apa yang dilihatkan saat ini hanyalah ilusi semata. Gu Xiaoran berharap tekanan udara yang ditahan di dadanya itu dapat menghempas ilusi yang ada di depannya saat ini.      

Bahkan Gu Xiaoran takut untuk berkedip, dia takut jika sekali saja berkedip akan membuat apa yang ada di depannya sirna bagai kabut malam.      

"Turun." Kata pria dari dalam mobil itu menyuruh Gu Xiaoran segera turun ke lantai bawah. Pria itu berkata sambil memiringkan kepalanya dan berbicara lirih, nada suara itu membuat Gu Xiaoran tidak tahan seperti biasanya.      

Dia sudah kembali… Batin Gu Xiaoran.     

Seketika Gu Xiaoran pun kembali sadar, dan dia langsung bergegas masuk ke rumah untuk mengambil kunci di atas meja, lalu turun ke lantai bawah. Bahkan Gu Xiaoran lupa mengganti pakaian dan sandal yang dia pakai.     

Setelah keluar dari halaman, Gu Xiaoran berdiri di depan mobil sambil menatap wajah pria yang gagah dan tampan itu hingga membuatnya ingin menangis.      

Pria yang ada di depannya itu kini pipinya tampak sedikit lebih kurus dari sebelumnya, tapi wajahnya lebih cerah dan tampan. Sementara itu tatapan matanya semakin dalam seperti sumur kuno yang menawan.      

Gu Xiaoran memandangi tubuh pria itu dari bawah hingga ke atas. Pria itu mengenakan kemeja hitam yang cocok dengan bagian dada tidak dikancing, sehingga memperlihatkan kulitnya yang berwarna cokelat gandum dan terlihat sangat seksi.     

Jika dilihat dari penampilannya, tidak ada sesuatu yang berubah dari pria itu.     

Kemudian Gu Xiaoran pun mengulurkan tangannya untuk menyentuh lengan Mo Qing. Ketika menyentuh lapisan perban yang membalut lengannya, jantung Gu Xiaoran tiba-tiba seperti tersumbat.     

"Bukankah kamu bilang tidak apa-apa?"     

"Memang tidak apa-apa."     

"Kalau tidak apa-apa, kenapa ponselmu selalu tidak aktif?"     

Tatapan mata Mo Qing seketika langsung meredup. Jika ponselnya aktif, kurang dari satu jam Gu Xiaoran pasti akan menemukannya.     

Mo Qing tidak ingin Gu Xiaran mencarinya dan datang ke rumah sakit untuk menemuinya.     

Jika Gu Xiaoran datang ke rumah sakit dan melihat dirinya yang terluka seperti itu, Gu Xiaoran mungkin akan melarikan diri tanpa jejak karena tidak ingin membuat Mo Qing dan ayahnya terus bertengkar. Mo Qing tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi ketika dirinya tidak bisa bergerak.     

"Tidak bisa menjawab, kan?"     

"Aku lupa tidak membawa charger, ponselku kehabisan daya."     

"Bisa-bisanya kamu mengatakan alasan konyol seperti itu."     

Mo Qing tersenyum, tiba-tiba dia mengulurkan tangannya dan merangkul leher Gu Xiaoran, lalu menariknya dan menciumnya dengan ganas.     

Gu Xiaoran masih ingin bertanya banyak hal kepadanya, jadi dia tidak membiarkan Mo Qing bermain-main seperti ini. Lalu, Gu Xiaoran meronta dan melepaskan rangkulannya. Kemudian dia bergegas mengulurkan tangan untuk membuka kancing baju Mo Qing untuk memastikan apakah ada luka lain di tubuh Mo Qing saat ini.     

Gu Xiaoran membuka kerahnya dan dia melihat bahu Mo Qing yang masih diperban, selain luka pada bahunya itu, Gu Xiaoran tidak melihat ada luka baru yang lainnya.     

Gu Xiaoran ingat bahwa bahunya terluka saat mengalami peristiwa yang terjadi di tambang dan pada saat itu lukanya ini sudah hampir sembuh. Tapi sekarang sepertinya luka itu menjadi lebih parah.     

Mo Qing mengatakan kalau dia dipukuli karena telah merusak bisnis keluarga Cheng.     

Tapi Gu Xiaoran tidak percaya dengan alasan yang dikatakan Mo Qing!     

"Apa luka ini sudah tidak apa-apa?"     

Mo Qing melihat raut wajah Gu Xiaoran yang tampak sedih, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Apakah kamu tidak melihatnya?"     

Kemudian Mo Qing mendekat ke telinga Gu Xiaoran sambil berkata lagi dengan nada menggoda, "Apa kamu merindukanku?"     

Gu Xiaoran memandangnya dengan tatapan kosong. Lalu dia membalasnya dengan air matanya yang mulai berlinang, "Siapa yang merindukanmu, kapan kamu keluar dari rumah sakit?"     

Dengan luka yang seperti ini, bagaimana mungkin dia masih bisa berbohong padaku bahwa dia sedang dalam perjalanan bisnis, tapi ternyata dia dirawat di rumah sakit? Batin Gu Xiaoran sedih.     

"Keluar rumah sakit? Iya, seharusnya masih dua minggu lagi." Mo Qing menyentuh wajah Gu Xiaoran dengan satu tangan lalu mengusapnya dengan lembut. Setelah seminggu sudah berlalu, wajah ini tampak lebih kurus.     

"Dua minggu lagi? Jadi sebenarnya kamu masih belum boleh keluar dari rumah sakit? Lalu kamu…" Gu Xiaoran sedikit syok saat mendengar jawaban dari Mo Qing, seolah melihat binatang yang sangat aneh di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.