Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Seperti Ini Ya?



Jangan Seperti Ini Ya?

0"Tidak." Gu Xiaoran dengan tegas menyangkal, karena jika dia menjawab dengan ragu, maka hanya akan membawa kekacauan.     
0

Genggaman tangan Gu Tianlei menjadi semakin kencang dan raut wajahnya perlahan menjadi pucat.      

Tangan Gu Xiaoran sedikit terasa sakit karena cengkeramannya itu. Setahun setengah ini dia telah menyakiti perasaan Gu Tianlei. Jadi karena itulah Gu Xiaoran tidak berani mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti Gu Tianlei. Sehingga Gu Xiaoran memperhatikan setiap kata yang akan dia ucapkan agar tidak menyinggung perasaan Gu Tianlei.     

"Setelah Ibu pergi, akulah yang selalu ada di sisimu, itu sebabnya kamu sangat bergantung padaku. Ketika suatu saat kamu bertemu dengan seorang perempuan yang kamu sukai, kamu akan menyadari bahwa hubungan kita bukanlah cinta antara laki-laki dengan perempuan."     

Gu Tianlei tiba-tiba membuka mulutnya dan memotong perkataan Gu Xiaoran, "Kalau begitu tunggu sampai seseorang itu muncul, sebelum perempuan itu muncul, aku akan tetap seperti ini."     

Gu Xiaoran merasa pusing dan tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana untuk menghadapi Gu Tianlei yang keras kepala itu, "Tianlei."     

Gu Tianlei tiba-tiba kembali memeluknya dengan erat sembari berkata, "Jangan mengusirku, jika kamu pergi, aku benar-benar tidak punya tempat lain di dunia ini. Xiaoran, jangan seperti ini, tolong jangan seperti ini ya?"     

Gu Xiaoran terdiam tanpa bergeming, dia menyadari bahwa perasaan Gu Tianlei jauh lebih rapuh daripada yang dia bayangkan selama ini.      

Jika percakapan ini berlanjut, kemungkinan besar akan hanya akan menimbulkan kekacauan dan mengarah kepada hal-hal yang tidak diinginkan.      

Gu Xiaoran pun hanya mengambil napas dalam-dalam dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Tapi kecemasan yang dia rasakan mengakar kuat di dalam hatinya.     

Gu Tianlei merasa sangat lelah, sehingga setelah selesai makan, dia langsung berbaring di sofa dan beberapa saat kemudian dia tertidur dengan lelap.     

Kemudian Gu Xiaoran pun menyelimutinya, setelah itu dia berniat untuk pergi.     

Namun tiba-tiba Gu Tianlei meraih tangannya dengan mengigau, "Jangan pergi, kamu adalah satu-satunya orang yang aku punya di dunia ini."     

Perasaan Gu Xiaoran sedikit tertekan untuk sesaat. Lalu dia pun duduk di samping Gu Tianlei dan membelai wajahnya sambil berkata dengan lembut, "Jika kamu memperlakukanku sebagai kakak perempuanmu, aku akan selalu berada di sisimu dan tidak akan pernah pergi ke mana pun."     

Gu Tianlei yang sedang tidur itu hnaya diam dan tidak menanggapi perkataan Gu Xiaoran.     

Mungkin dia sudah tertidur lagi jadi tidak mendengar apa yang dikatakan Gu Xiaoran padanya.     

Gu Xiaoran mengirim pesan kepada Yu Fei, dan memberitahunya bahwa Tianlei sudah pulang. Gy Xiaoran juga mengatakan bahwa dia tidak bisa kembali malam ini karena ingin menemani Gu Tianlei.     

Yu Fei membalas, [Bagaimana kabar Tianlei?]     

Gu Xiaoran, [Baik-baik saja, hanya saja dia sangat lengket, hingga tidak mau lepas.]     

Yu Fei, [Kakak perempuannya tidak ada kabar selama bertahun-tahun, tentu saja Tianlei sangat merindukanmu, itulah sebabnya dia selalu menempel padamu. Kalau begitu jaga dia baik-baik. Aku dan Sang Buddha yang akan menjaga Xiaohan di sini, jadi kamu tidak perlu khawatir.]     

Sang Buddha di sini mengacu pada kakek Gu Xiaoran, Yu Jianmin.     

Keesokan harinya.     

Gu Tianlei bangun dari tidurnya, dan ketika dia membuka matanya tiba-tiba dia berteriak, "Xiaoran!"     

Dengan cepat Gu Tianlei menoleh ke kiri dan kanan, tapi dia tidak melihat Gu Xiaoran ada di sana. Perasaan cemas pun itu memenuhi pikirannya.      

Wajah Gu Tianlei seketika langsung berubah menjadi pucat.     

Jangan pergi! Kata Gu Tianlei dalam hati.     

Gu Tianlei beranjak bangun dengan tergesa-gesa, bahkan tanpa sempat mengenakan sepatunya. Dengan bertelanjang kaki dua bergegas berjalan ke depan pintu.     

"Gu Tianlei, apakah kamu tidur berjalan dan tidak bisa menemukan toilet?" Di belakangnya tiba-tiba terdengar teriakan Gu Xiaoran.     

Gu Tianlei tiba-tiba berhenti, kekhawatiran yang memenuhi hatinya seketika langsung menghilang, lalu dia pun tersenyum.     

Perlahan Gu Tuanlei membalikkan badannya dan melihat Gu Xiaoran sedang menatap dirinya dari pintu dengan membawa nampan yang berisi hidangan untuk sarapan, tatapan mata Gu Xiaoran terlihat sedang muak padanya.     

Sebelum meninggalkan rumah, Gu Tianlei sering melihat ekspresi Gu Xiaoran yang seperti ini.     

Setelah memikirkan kepanikannya barusan, kini Gu Tianlei merasa sedikit malu kemudian dia berpura-pura batuk sambil berkata kepada Gu Xiaoran, "Kebiasaan tinggal di hotel, aku kira semua toilet ada di sebelah pintu."     

Gu Xiaoran memutar bola matanya dan berkata, "Cepat mandi lalu sarapan. Selain itu, meskipun kamu belum mulai bekerja lagi, tapi aku masih harus bekerja. Aku tidak bisa kehilangan pekerjaan hanya karena dirimu."     

"Lebih baik keluar saja dari pekerjaanmu, aku bisa menghidupimu."     

Gu Xiaoran mengabaikan perkataan Gu Tianlei dan langsung berjalan menuju pintu sambil membawa nampan yang berisi sarapannya.     

"Kamu mau ke mana?" Gu Tianlei tiba-tiba meraih tangan Gu Xiaoran.     

"Aku ingin memberikannya ke A Huang di sebelah." A Huang adalah anjing tua golden retriever milik tetangga sebelah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.