Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mustahil Tanpa Ada Rasa (2)



Mustahil Tanpa Ada Rasa (2)

0Jika Gu Tianlei sekali saja melakukan skandal, paparazi pasti akan mencari tahu latar belakang keluarganya, dan dia pasti tidak akan bisa menemukan jalan keluar.      
0

Gu Xiaoran pun marah dengan sikap Gu Tianlei yang selalu saja keras kepala, kemudian Gu Xiaoran membuka payung dan langsung berjalan pergi, tanpa memperdulikan bocah itu lagi.     

Gu Tianlei hanya menundukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Gu Xiaoran dari belakang tanpa berbicara sepatah kata pun.     

Hujan semakin lama semakin deras, sehingga seluruh tubuh Gu Tianlei pun basah kuyup.     

Gu Xiaoran menghela napas panjang dan tiba-tiba menghentikan langkahnya, "Hujan deras begini, kamu tidak membawa payung?"     

"Saat aku turun dari pesawat masih belum hujan."     

"Sebelum jam 6 sudah hujan, kamu saja sampai bandara jam 6. Mana mungkin belum hujan? Gu Tianlei, berapa umurmu, kenapa kamu masih tidak tahu cara menjaga dirimu sendiri?"      

Gu Tianlei hanya menundukkan kepala dan membiarkan Gu Xiaoran menasehatinya.     

Ketika Gu Tianlei turun dari pesawat memang sudah hujan, tetapi dia ingin segera menemui Gu Xiaoran, sehingga dia tidak sempat mengambil payung.     

"Tubuh itu milikmu sendiri, jika kamu merusak tubuhmu, siapa yang akan menyesal?"     

"Bagaimana denganmu? Apakah kamu akan menyesal?" Gu Tianlei mengangkat mengangkat kelopak matanya dan menatap Gu Xiaoran melalui hujan yang deras.     

"Bisakah kamu bersikap lebih dewasa?" Gu Xiaoran mengerutkan keningnya dan menatapnya dengan tatapan yang tajam.     

Tatapan mata Gu Tianlei tampak sedikit menyusut, seolah dia merasa sakit, kemudian dia menundukkan kepalanya dan berhenti berbicara.     

Hujan semakin deras dan air hujan yang turun menetes dari atas kepalanya menuju ke ujung hidungnya.     

Akhirnya Gu Xiaoran bisa menghela napas panjang dan mengangkat payungnya untuk berbagi payung dengan Mo Qing yang sudah basah kuyup.     

Saat ini tubuh Gu Tianlei sangat tinggi, sehingga membuat Gu Xiaoran kesulitan saat memegang payung. Kemudian dia pun bertanya pada Tianlei, "Berapa tinggimu sekarang?"     

"184 cm."     

"Kalau begitu kamu yang pegang payungnya."     

Gu Tianlei mengambil payung itu dan menatapnya sambil tersenyum, kemudian dia pun mengambil tas belanjaan yang dibawa oleh Gu Xiaoran. Lalu dia berjalan dengan tenang di samping Gu Xiaoran.     

Perbedaan tinggi badan mereka terlalu jauh, sehingga Gu Tianlei memegang payung dengan sedikit miring ke sisi Gu Xiaoran agar Gu Xiaoran tidak terkena hujan. Gu Tianlei sengaja menjaga jarak dari Gu Xiaroan agar tubuhnya yang basah tidak bersentuhan dengan Gu Xiaoran.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran menoleh ke arah Gu Tianlei.     

Ketika dia diadopsi oleh keluarga Gu, dia tidak punya tempat tinggal dan bahkan dia tidak memiliki kerabat yang peduli padanya.     

Ketika Gu Xiaoran datang di keluarga Gu, ibu angkatnya menunjuk ke Tianlei sambil berkata ke Gu Xiaoran, "Dia adalah adik laki-lakimu."     

Sejak saat itu, Gu Xiaoran memperlakukan Gu Tianlei seperti adik kandungnya sendiri. Saat itu, tinggi badan Gu Xiaoran tidak jauh berbeda dengan Gu Tianlei.      

Meskipun sikap Tianlei selalu canggung saat sedang bersamanya sepanjang hari, namun dia selalu menghabiskan makanan yang dimasak oleh Gu Xiaoran.     

Selama beberapa tahun, Gu Xiaoran selalu membuatkan makanan untuk Gu Tianlei. Hubungan yang saling ketergantungan ini bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan secara jelas.     

Ketika mereka sampai di depan pintu Loteng Kecil, mereka bertemu tetangga sebelah yang baru saja kembali. Tetangganya ini telah tinggal di sini selama bertahun-tahun, jadi dia kenal dengan Gu Xiaoran dan juga tahu tentang Gu Tianlei.     

Saat melihat Gu Xiaoran yang pakaiannya masih kering dan sama sekali tidak terkena hujan sedangkan Gu Tianlei yang pakaiannya sudah basah kuyup, tetangganya itu pun tersenyum dan bercanda, "Ketika masih kecil, selalu merasa canggung terhadap kakak perempuanmu, tetapi sekarang setelah kamu dewasa, kamu tahu bagaimana harus menyayangi kakak perempuanmu."     

Gu Tianlei berusaha tidak bergumam, tetapi Gu Xiaoran melihat alisnya berkerut dan ekspresi wajahnya tidak senang.      

Kemudian Gu Xiaoran pun membuka pintu dan membiarkan Gu Tianlei masuk lebih dulu, dia tidak ini bocah ini tiba-tiba menggila dan berbicara omong kosong.     

Saat hendak masuk ke dalam Loteng Kecil, suasana hari Gu Tianlei awalnya sedang baik tiba-tiba kini menjadi buruk. Dia hanya berdiri di depan pintu, hanya diam dan tidak bergeming dengan raut wajah yang muram.     

Kemudian Gu Xiaoran menoleh dan kesal ketika melihat Gu Tianlei hanya melamun di depan pintu, lalu dia pun berkata, "Kamu basah kuyup, kenapa tidak segera mandi air hangat dan ganti pakaian, apa kamu ingin sakit?"     

"Kalau aku sakit, kamu akan merawatku kan?" Kata Gu Tianlei.     

"Kamu sakit atau mati, aku tidak peduli." Kata Gu Xiaoran dengan raut wajah yang buruk, Gu Tianlei baru saja datang dan langsung membuat suasana menjadi canggung.     

Gu Tianlei tiba-tiba tersenyum. Kemudian dia meletakkan ransel dari bahunya dan mengambil pakaiannya, setelah itu dia bergegas pergi ke kamar mandi.     

Manajernya Gu Tianlei mengatakan bahwa Gu Tianlei bekerja sangat keras akhir-akhir ini, sehingga dia kurang tidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.