Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Ciuman yang Meluluhkan Hati (3)



Ciuman yang Meluluhkan Hati (3)

0Mo Qing dengan begitu terampil membuka bibir dan rahang Gu Xiaoran, bahkan tindakannya itu membuat Gu Xiaoran tidak bisa melawan. Mo Qing menjulurkan lidahnya dan ciuman itu menerobos ke bagian terdalam, hingga ujung lidahnya menyentuh akar lidah Gu Xiaoran. Kemudian Mo Qing melumat lembut lidah Gu Xiaoran, namun beberapa saat kemudian lidahnya bergerak liar di dalam mulut Gu Xiaoran.     
0

Pangkal lidah Gu Xiaoran terasa geli. Dia merasakan sensasi kesemutan di setiap kali ciuman lembut itu melumat lidahnya. Bahkan perasaannya sudah tidak bisa lagi dijelaskan dengan kata-kata. Yang Gu Xiaoran rasakan saat ini adalah hasratnya yang semakin membara dan tanpa sadar dia membalas gerakan romantis darinya.      

Mo Qing mendesah dan tubuhnya seketika menegang seolah ombak kenikmatan yang kuat menerjang kepalanya beserta dengan kehangatan yang mengalir ke bagian bawah perutnya.     

Mo Qing mengambil napas dalam-dalam dan berhenti sejenak. Kemudian Gu Xiaoran mencondongkan tubuhnya sehingga posisinya saat ini semakin mendekat pada Mo Qing, kemudian dia menggigit bibir Mo Qing.     

Kali ini Mo Qing tidak membalas ciuman Gu Xiaoran seperti sebelumnya, tapi dia hanya menatapnya sambil sedikit tersenyum.     

Saat Gu Xiaoran melihat Mo Qing tidak bergerak, dia sedikit cemas dan dengan wajahnya yang memerah dia berkata, "Kenapa kamu diam saja"     

Mo Qing hanya diam dan tidak memberikan respon pada Gu Xiaoran karena dia takut tidak bisa menahan diri. Bahkan saat melihat wajah Gu Xiaoran memerah karena malu dan kesal yang bercampur, Mo Qing justru memalingkan wajahnya untuk menahan tawanya.      

Mo Qing yang bersandar di kusen pintu sambil memeluk Gu Xiaoran itu perlahan-lahan meluncur turun untuk duduk. Gu Xiaoran mengangkangi kaki Mo Qing yang sedang berselonjor, sehingga dia bisa bersandar dengan nyaman padanya.     

Gu Xiaoran mengira Mo Qing sedang menertawakannya. Sehingga saat dia melihat senyum tipis di sudut mulutnya, pipi Gu Xiaoran langsung memerah karena malu. Kemudian Gu Xiaoran mengencangkan handuk itu untuk menutupi dadanya dan segera berdiri.      

Dengan cepat kedua tangan Mo Qing meraih pinggang Gu Xiaoran yang ramping itu dan menariknya ke kembali ke dalam pelukannya, Mo Qing menahannya erat-erat, "Mau ke mana?"     

Gu Xiaoran memelototinya, "Sebelumnya, aku tidak ingin membiarkanmu menyentuhku namun kamu sangat kuat dan mendominasi, tapi sekarang aku lebih aktif kamu malah menertawakanku."     

Mo Qing merangkul pinggangnya dan memeluknya semakin erat, hingga tidak ada jarak di antara mereka.      

Tatapan mata Mo Qing tertuju pada handuk lembut yang dia lilitkan dengan longgar di tubuhnya, dan itu saja sudah cukup membuat dirinya membayangkan betapa menggoda pemandangan di baliknya.      

"Aku ingin melakukannya sekarang juga." Kata Mo Qing dengan lirih.     

Setelah selesai berbicara, Mo Qing sedikit mendorong tubuhnya ke depan, sehingga dia bisa menempel pada pinggang Gu Xiaoran yang ramping. Lalu dia menundukkan kepalanya, dan mulai mencium bibir Gu Xiaoran, perlahan ciumannya itu beralih ke pipinya yang hangat, lalu menyusuri telinga Gu Xiaoran.      

"Apa kamu bisa merasakannya?"     

Posisi mereka saat ini benar-benar sangat intim, sehingga membuat Gu Xiaoran tidak bisa mengabaikan hasratnya yang semakin memanas. Seketika jantungnya berdebar tidak beraturan dan mencoba mundur, tapi tubuhnya ditekan dengan kuat.     

Mo Qing menciumnya dengan ringan, "Diriku yang seperti ini bagaimana mungkin menertawakanmu, hmm?"     

"Lalu barusan apa yang kamu tertawakan?"     

"Aku menertawakan diriku sendiri karena hampir menetes."     

Mo Qing selalu keras dan mendominasi ketika berhubungan dengannya. Tapi secara lisan, dia tidak pernah mengatakan hal seperti itu padanya. Sehingga saat Mo Qing mengatakan hal itu, Gu Xiaoran terkejut dan sedikit bingung.     

Mo Qing tiba-tiba melepas ikat pinggangnya, lalu meraih tangan Gu Xiaoran dan memasukkannya ke dalam celananya.     

Saat Gu Xiaoran menyentuh gulungan panas itu dia langsung kaget dan segera menarik tangannya untuk keluar, wajah mungil Gu Xiaoran seketika langsung memerah.     

Gu Xiaoran sangat merasa malu, dia seolah menguburkan tangannya ke tanah dan menariknya kembali. Bahkan Gu Xiaoran berusaha untuk segera berdiri supaya bisa segera pergi dari sana.      

"Kamu sudah terlalu brengsek."     

Mo Qing meraih lengannya dan menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya, kemudian dia menggigit bahunya yang telanjang sembari berkata, "Aku brengsek bagaimana maksudnya?"     

Gu Xiaoran merasa geli dan di bahunya juga terdapat bekas gigitan, namun Gu Xiaoran tidak bisa menghindarinya dan membuat dirinya merasa sedikit cemas, "Kapan kamu pernah tidak menggertakku dengan keras?"     

"Bagaimana bisa aku membuatmu ingat bahwa kamu adalah wanitaku, jika aku tidak menggertakmu dengan keras?"     

"Dasar brengsek!"     

"Ya, aku memang aku brengsek, dan aku ingin… Hanya aku yang bisa menyentuhmu!" Mo Qing mendongakkan kepalanya dan menatap mata Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam, kemudian dia berkata lagi dengan sikapnya yang serius, "Gu Xiaoran, dalam kehidupan ini kamu adalah milikku, bahkan setelah mati kamu tetap milikku, jadi kamu tidak mungkin bisa lari ke mana-mana."     

Seketika Gu Xiaoran langsung tercengang, hatinya berdesir dengan sentuhan perasaan yang tak terlukiskan.     

"Kenapa aku, dan bukan Qiqi?"     

"Kenapa tidak mungkin kamu?" Mo Qing membalasnya dengan bertanya kembali.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.