Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Ciuman yang Meluluhkan Hati (2)



Ciuman yang Meluluhkan Hati (2)

0Menyerahkan semua padanya. Batin Gu Xiaoran.     
0

Seketika Gu Xiaoran langsung merasakan perasaan yang berbeda dalam hatinya. Kemudian Gu Xiaoran membenamkan wajahnya di dada Mo Qing, sehingga dia bisa merasakan detak jantung Mo Qing yang berdegup kencang.     

Ziyan!     

Tiba-tiba Gu Xiaoran teringat kembali tentang Raja Serigala dalam ingatannya yang samar itu. Apakah itu kamu? Batin Gu Xiaoran.     

Jika itu memang kamu. Sebenarnya sudah berapa tahun aku mencintaimu? Qiqi bilang dia sudah bersamamu sejak usianya tiga tahun. Tetapi jika benar begitu, ingatan apa yang kumiliki ini?     

Gu Xiaoran tidak bisa memahami semua ini dengan jelas. Meskipun tidak mengerti, dia tetap saja tidak berani menanyakan hal ini pada Mo Qing. Dia takut kalau pria yang ada di dalam mimpi itu bukanlah Mo Qing.     

Mo Qing memeluknya sambil bersandar di kusen pintu, dia hanya diam tanpa melakukan dan hanya menatap Gu Xiaoran dengan lembut.     

Sampai pada akhirnya Gu Xiaoran tidak lagi gugup. Kemudian pelukannya perlahan mengendur, dan bibirnya perlahan mulai mencium dan mengisap bibir Gu Xiaoran dengan lembut.     

Entah kenapa Mo Qing merasa bahwa saat dirinya pergi, sesuatu telah terjadi terhadap Gu Xiaoran. Jika tidak, Gu Xiaoran tidak mungkin tiba-tiba berubah menjadi seperti ini.     

Namun, jika Gu Xiaoran tidak mengatakannya, Mo Qing hanya bisa menunggu dengan sabar. Saat ini Mo Qing masih punya waktu semalam untuk menunggunya bisa tenang.     

Perlahan Gu Xiaoran mulai terbiasa dengan sentuhan Mo Qing yang intim itu. Dia seketika membuang rasa malu dan kekhawatiran yang dia rasakan, lalu dia pun merangkul leher Mo Qing, dan mencium sudut bibirnya, lalu dengan hati-hati dia mencoba menghisap bibir Mo Qing. Belum cukup di situ, Gu Xiaoran juga memainkan ujung lidahnya dengan lembut ke dalam bibir Mo Qing.     

Kelembutan itu menghadirkan perasaan hangat yang membuat bibirnya seolah meleleh.     

Mo Qing membalas dengan aktif, sehingga kedua lidah mereka saling tumpang-tindih, terbolak-balik, sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah geliat di bibir mereka semakin sengit. Seolah meleleh ke dalam kenikmatan yang mereka rasakan dan seolah ingin berlama-lama dengannya sampai mati.     

Kesadaran Gu Xiaoran untuk bisa berpikir perlahan terkuras habis, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya, karena satu-satunya kesadaran yang tersisa sudah kehilangan kendali.     

Ciuman Mo Qing itu memberikan perasaan nyaman yang menyebar hingga ke seluruh tubuhnya.      

Seluruh dunia seolah berubah menjadi awan kabut dan hanya menyisakan wajah tampan di hadapannya dengan kenikmatan di antara bibir mereka.     

Napas Mo Qing berangsur-angsur semakin cepat dan ciuman itu menjadi semakin dalam dan intensif.     

Tangan Mo Qing yang semula merangkul pinggang Gu Xiaoran itu tiba-tiba mengangkat kaki Gu Xiaoran yang lain ke sisi pinggangnya itu. Kemudian perlahan tangan Mo Qing menyelinap masuk ke dalam handuk itu menyusuri dari paha hingga naik ke atas, seketika tubuh Gu Xiaoran sedikit menegang lalu kembali rileks.     

Tangan yang menyelinap di balik handuk itu dengan lembut menyentuh kulit Gu Xiaoran yang halus.     

Telapak tangan yang agak kasar itu berulang kali meremas dan mengusap sekujur tubuhnya, hingga suhu tubuh mereka semakin panas, dan memunculkan perasaan untuk ingin lebih dekat hingga tubuh mereka seakan melebur menjadi satu.     

Gu Xiaoran melingkarkan salah satu satu tangannya di leher Mo Qing, sedangkan tangan yang lain menggosok rambut pendek Mo Qing yang lembut dan halus, kemudian menciumnya kembali hingga tidak ada lagi celah di antara bibir mereka.     

Mo Qing tidak menyangka dirinya bisa tenggelam dalam bibirnya yang tanpa keterampilan menggoda sedikitpun, kecuali cinta yang murni diantara mereka. Perasaan yang dirasakan Mo Qing saat ini begitu meledak-ledak, sehingga dia juga hampir kehabisan napas dalam menghadapi ciuman Gu Xiaoran.     

Mo Qing tiba-tiba melepaskan ciumannya, kemudian sedikit memiringkan kepalanya, dan menyandarkan punggungnya pada pintu yang ada di belakangnya. Kemudian dia memejamkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Jika dia tidak berhenti sejenak, mungkin dia bisa lepas kendali.     

Mo Qing menunggu sampai dirinya sedikit tenang, lalu perlahan dia mulai membuka matanya untuk melihat kembali perempuan yang ada dalam dekapannya itu. Saat ini dia melihat pipi dan bibir Gu Xiaoran yang memerah seperti buah ceri matang yang sangat menggoda.     

Gu Xiaoran memegang bahunya dan seluruh tubuh Gu Xiaoran yang lembut itu seolah tak berdaya bersandar pada tubuhnya. Dahi perempuan itu menempel di pipinya, dia masih terengah-engah pendek dan detak jantung masih berdebar kencang seolah akan melompat keluar.     

Saat ritme detak jantung Gu Xiaoran masih belum tenang, suara Mo Qing yang memancarkan gairah itu terdengar di telinganya, "Ayo lagi."     

Gu Xiaoran sedikit memiringkan wajahnya untuk melihat pria yang ada di depannya itu dengan mata yang berbinar-binar seolah dilapisi linangan air yang mempesona dan indah. Keindahan itu seolah tidak nyata, meskipun seseorang yang ada di hadapannya itu benar-benar nyata. Kemudian Gu Xiaoran sedikit bergumam, "Ziyan".      

"Jangan bicara." Kata Mo Qing menyela, dia mengabaikan Gu Xiaoran yang hendak berbicara. Kemudian dengan segera Mo Qing mencium bibir Gu Xiaoran sekali lagi, meskipun perasaan itu sudah membuatnya tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa, namun Mo Qing masih menginginkan lebih dari itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.