Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tersentuh



Tersentuh

0Perlahan Mo Qing menundukkan kepalanya lagi dan mencium bibir Gu Xiaoran yang lembut kini tampak memerah. Tanpa henti Mo Qing terus melahap bibir Gu Xiaoran di tengah hujan yang deras.     
0

Beberapa saat kemudian, Mo Qing baru melepas Gu Xiaoran dari pelukannya.     

Mo Qing khawatir Gu Xiaoran akan terkena demam jika berlama-lama membiarkannya mengenakan pakaiannya yang sudah basah itu. Karena tidak ingin berlama-lama lagi Mo Qing pun langsung bergegas pergi dari sana.     

Dia tidak kembali ke Vila Linyuan, tetapi pergi ke area dalam kebun mawar.     

Gu Xiaoran terkejut ketika tahu kalau jauh di dalam area kebun mawar ada sebuah rumah kecil yang indah.     

Gu Xiaoran menoleh dan melihat Mo Qing yang tidak segera turun dari mobil. Kemudian dia pun bertanya, "Kamu masih mau kembali ke kebun mawar itu lagi?"     

"Hmm... Masih ada beberapa urusan yang belum selesai, di dalam rumah ini ada pemandian air panas, segeralah masuk dan berendam sebentar, aku nanti akan kembali untuk menjemputmu."     

Saat melihat badai yang mengamuk membuat Gu Xiaoran sedikit gelisah, "Aku mau pergi denganmu."     

"Tidak perlu, aku akan segera kembali, ayo segera masuk."     

Gu Xiaoran takut menahannya lebih lama, karena jika hujan semakin deras pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih sulit. Dengan begitu Gu Xiaoran segera menaiki tangga dan menyaksikan Mo Qing pergi sebelum akhirnya dia membuka pintu untuk masuk ke dalam rumah.     

Ketika Gu Xiaoran memasuki rumah tersebut, dia menyadari bahwa rumah kecil ini sebenarnya adalah rumah untuk spa.     

Saat ini Gu Xiaoran masih mengenakan pakaiannya yang masih basah. Jika tidak segera berendam menggunakan air panas, dia bisa saja terkena flu dan demam.      

Setelah mengunci pintu, Gu Xiaoran langsung melepaskan pakaiannya yang basah dan segera berendam di kolam pemandian air panas. Air itu mengalir disertai uap yang hangat, Gu Xiaoran merasa begitu nyaman hingga tidak tanpa sadar dia sedikit mendesah karena menikmati nyamannya berendam dalam air panas.     

Ketika Gu Xiaoran baru saja berendam dia tiba-tiba merasa ngantuk. Kemudian dia pun menyandarkan punggungnya pada dinding kolam dan berniat untuk tidur sebentar. Tidak disangka saat dia baru saja memejamkan matanya, dia langsung bisa tertidur dengan nyenyak.     

Dalam keadaan setengah tertidur, Gu Xiaoran merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Tidak lama kemudian Gu Xiaoran terbangun, kemudian dia melihat ke arah pintu yang terhubung dengan kamar tidur.     

Dalam sekejap dia terkejut hingga jantungnya seolah mau melompat keluar, dan seluruh tubuhnya seketika langsung membeku tanpa bisa bergerak sedikitpun. Matanya terus menatap ke arah pintu tanpa pintu yang ada di depannya.     

Di bawah cahaya remang-remang itu Gu Xiaoran bisa melihat dengan jelas sosok pria yang terlihat bahagia sedang melihat kedua tangannya di depan dada dan bersandar di sisi pintu.     

Karena posisi pria itu membelakangi cahaya, Gu Xiaoran pun tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Gu Xiaoran berharap jika pria itu juga tidak bisa melihatnya yang sedang berendam, tapi beberapa saat kemudian Gu Xiaoran menyadari bahwa pria itu bisa melihat dirinya yang sedang berendam.     

Gu Xiaoran merasa sangat ketakutan dan panik, dia menatap pria itu dengan waspada.      

Menyadari dirinya sedang telanjang, Gu Xiaoran segera menempelkan tubuhnya pada dinding kolam agar pria itu tidak bisa melihat tubuhnya di dalam air.     

Gu Xiaoran diam-diam menahan gelisah. Saat masuk ke kolam, dia meletakkan pakaiannya di tepi pintu, sehingga jika sekarang dia ingin mengambil pakaiannya yang basah itu dia harus berjalan telanjang ke arah pintu.     

Gu Xiaoran tidak tahu apa yang akan dilakukan pria itu di sini. Dia tidak berani mengambil risiko dengan membuat pria itu marah, Gu Xiaoran diam-diam meraih ponsel yang dia letakkan di sebelahnya.      

Tiba-tiba lampu ruangan itu menyala, dan saat itu juga Gu Xiaoran melihat wajah pria itu dengan jelas, dan akhirnya kini Gu Xiaoran langsung menghela napas lega, dia merasa sedikit lega.     

"Kamu membuatku ketakutan setengah mati!"     

Kemudian Mo Qing yang berdiri di pintu itu pun berjalan ke sisinya, lalu dia berjongkok, dan meletakkan tangannya di belakang leher Gu Xiaoran yang mulus dan dengan lembut memijatnya.     

Bagian belakang leher Gu Xiaoran yang pegal seketika menjadi rileks karena pijatan jari-jemari Mo Qing yang lembut. Gu Xiaoran merasa begitu nyaman, sehingga tanpa sadar dia memejamkan matanya untuk menikmatinya.     

"Kamu sudah terlalu lama berendam."     

Mo Qing berdiri, lalu pergi ke kamar tidur untuk mengambil handuk bersih. Setelah itu dia pun kembali lagi sembari menyuruh Gu Xiaoran untuk segera keluar dari kolam, "Cepat keluar dari kolam."     

Gu Xiaoran melihat handuk di tangan Mo Qing, dan seketika pipinya langsung memerah.     

Meskipun mereka telah melakukan itu berkali-kali, tetapi telanjang dihadapannya seperti ini masih membuatnya merasa malu.      

Kemudian Gu Xiaoran menyandarkan tubuhnya pada dinding kolam dan menolak untuk keluar dari kolam.     

"Jika kamu tidak naik, aku akan turun dan menyeretmu." Kata Mo Qing sembari mengibaskan handuk.     

Gu Xiaoran tahu bahwa, jika Mo Qing bisa mengatakannya, itu berarti dia bisa melakukannya. Bagi Gu Xiaoran, akan lebih memalukan jika Mo Qing turun untuk menyeretnya keluar.     

Kemudian Gu Xiaoran pun memantapkan hatinya dan bergegas segera keluar dari dalam kolam.     

Seketika Mo Qing langsung menatap tubuh Gu Xiaoran saat memakaikannya handuk. Kedua tangannya memeluk tubuh Gu Xiaoran yang mungil itu, dan seolah Mo Qing tidak ingin melepaskannya. Mo Qing pun memeluk dan menatap Gu Xiaoran hingga membuat pipinya memerah karena tersipu malu.      

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.