Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Merindukanmu



Aku Merindukanmu

0"Aku tidak perlu kamu mengajariku bagaimana aku mencintai seseorang." Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam dan beranjak dari kursinya, kemudian dia meletakkan uang untuk dua cangkir kopi sembari berkata, "Apakah kamu sudah selesai berbicara? Kalau sudah, aku akan pergi."     
0

Tiba-tiba Xiaopian mengeluarkan sebuah alat perekam suara dari dalam tasnya, lalu menekan tombol play, "Kamu pasti tidak asing dengan suara ini kan?"     

"Si rubah Gu Zhengrong itu tidak mudah ditipu. Mo Qing dan Gu Xiaoran sudah sampai pada titik ini, tapi dia masih belum memakan umpannya." Itu adalah suara Cheng Guoliang yang terdengar dari alat perekam suara.     

"Jika Gu Zhengrong memang mudah untuk dihadapi, mengapa Mo Qing perlu membuang waktunya untuk gadis itu. Tapi kemarin Mo Qing mengatakan bahwa akhir-akhir ini Gu Zhengrong lebih kooperatif, seharusnya sudah tidak lama lagi." Terdengar suara Mo Zhenzhong yang menjawab.     

Setelah itu Xiaopian langsung mematikan alat perekam suara tersebut.     

Gu Xiaoran hanya melirik alat perekam suara yang ada di tangan Xiaopian, namun kemudian dia pun langsung pergi meninggalkan kedai kopi dengan terburu-buru.     

Setelah keluar dari pintu kedai kopi tersebut, Gu Xiaoran merasa tangan dan kakinya terasa dingin, bahkan tangannya yang sedang memegang tas itu tampak gemetar.     

Pikirannya dipenuhi oleh foto-foto tragis yang tadi ditunjukkan Xiaopian kepadanya, selain itu dia juga melihat foto Mo Qing yang matanya tampak marah dan terlihat sangat putus asa.     

Jika kaset itu bisa diedit, mungkin rekaman suara itu juga hasil editan, tapi bagaimana pun juga kebencian keluarga Mo terhadap keluarga Gu bukanlah rekayasa belaka. Batin Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengeluarkan ponselnya, kemudian mencari nomor telepon Mo Qing, dia menatap nomor itu cukup lama, baru kemudian dia menekan tombol untuk meneleponnya.      

"Xiaoran?" Tanya Mo Qing. Selama ini ini Gu Xiaoran jarang berinisiatif untuk menelpon Mo Qing duluan, dan Mo Qing juga belum lama tidak bertemu dengannya. Jadi ketika Gu Xiaoran meneleponnya kali ini Mo Qing merasa sedikit terkejut.      

"Iya, ini aku."     

"Ada apa?"     

"Aku merindukanmu!" Hidung Gu Xiaoran memerah dan air matanya mulai berlinang.     

"Apa yang terjadi?" Mo Qing memiliki firasat buruk.     

"Tidak ada, aku hanya merindukanmu dan ingin mendengar suaramu."     

"Di mana Xiaohan?"     

"Yu Fei sudah kembali."     

"Kirimkan alamatmu, aku akan menjemputmu."     

Setengah jam kemudian, mobil Mo Qing berhenti di depan Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran pun tidak segera masuk ke dalam mobil, dia hanya berdiri di tepi jalan dan menatapnya dengan tenang. Ketika Mo Qing menoleh ke arahnya Gu Xiaoran pun tersenyum.     

"Cepat masuk."     

Kemudian Gu Xiaoran masuk ke dalam mobil dan menutup pintu tanpa memasang sabuk pengamannya.     

Mo Qing merasa bahwa sikap Gu Xiaoran kali ini sedikit aneh, kemudian Mo Qing sedikit membungkukkan badannya dan memasangkan sabuk pengaman untuk Gu Xiaoran.      

Tapi Gu Xiaoran tiba-tiba mengulurkan tangannya dan langsung merangkul pinggang Mo Qing saat mendekat. Kemudian Gu Xiaoran menyandarkan kepalanya pada lengan Mo Qing, lalu mencium-cium aroma tubuh Mo Qing yang maskulin.     

Beberapa tahun ini Mo Qing telah mengalami masa-masa yang sangat sulit. Mo Qing pun menatap Gu Xiaoran yang tenang seperti kucing.     

"Apakah terjadi sesuatu?"     

"Tidak, memangnya apa yang mungkin terjadi?" Kata Gu Xiaoran sembari melepaskan Mo Qing dari pelukannya.     

"Mau pergi ke mana?" Tanya Mo Qing sambil mengikat sabuk pengamannya.     

"Terserah!"     

Vila Linyuan!     

Setelah Gu Xiaoran keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat Mo Qing ada di sana. Ketika melihat ke luar jendela, angin sedang bertiup kencang. Seketika dia mengingat informasi yang dia dapat dari berita yang telah dia baca bahwa malam ini ini akan ada badai lebat.      

Kemudian Gu Xiaoran menengok ke arah luar jendela dan melihat Mo Qing sedang mengemudikan mobilnya keluar dari vila dengan tergesa-gesa.     

Gu Xiaoran pun segera menelepon Mo Qing, "Ini akan hujan badai, kamu mau pergi ke mana?"     

"Kenapa, kamu mengkhawatirkanku?" Suara Mo Qing yang menggoda terdengar di telepon.     

"Sebagai asisten khusus yang ditunjuk oleh perusahaan, aku harus mengetahui jadwal pimpinan agar bisa menangani keadaan darurat." Kata Gu Xiaoran menyindirnya.     

"Kalau kamu tidak membuatku menjemputmu, aku sudah mencari tempat untuk menyelesaikan kebutuhan seorang pria."     

"Mo Qing!"     

Suara Mo Qing yang sedang menahan tawa terdengar dari ujung telepon.     

"Anggap saja aku tidak pernah menelepon kali ini." Gu Xiaoran pun langsung menutup telepon dengan kesal.     

Saat di perjalanan menuju ke Vila Linyuan ini, Gu Xiaoran mendengar panggilan telepon yang diterima Mo Qing, dan dia tahu bahwa Mo Qing awalnya dalam perjalanan ke Vila Linyuan, namun setelah dia menelepon akhirnya Mo Qing memutuskan kembali ke Seoul untuk menjemputnya dan kemudian mengajaknya ke kembali ke Vila Linyuan.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran teringat perkataan Mo Qing sebelumnya pernah mengatakan bahwa ibunya sangat menyukai kebun mawar itu.     

Apa mungkin Mo Qing pergi ke kebun mawar kali ini untuk melindungi bunga-bunga itu? Batin Gu Xiaoran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.