Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertemuan Ayah dan Anak (2)



Pertemuan Ayah dan Anak (2)

0Gu Xiaoran melihat Mo Qing yang sedang menatap Xiaohan tanpa berkedip. Ekspresi wajah Mo Qing tampak datar seperti biasanya, tapi matanya memancarkan tatapan yang tidak dia mengerti.     
0

"Ini…" Gu Xiaoran mencoba berbicara, menjelaskan kehadiran Xiaohan.     

"Bayi seorang teman?" Mo Qing mengalihkan pandangannya dan menatap Gu Xiaoran, sehingga Gu Xiaoran pun langsung menghentikan perkataannya. Meskipun dalam hati dia merasakan perasaan yang aneh saat melihat putranya, namun dia tidak bisa mengakui anak itu sebagai putranya.     

"Hah?" Gu Xiaoran tertegun sejenak, kemudian dia membenarkan perkataan Mo Qing dan bilang, "Em!"     

Gu Xiaoran sedikit merasa lega, tapi noda kepahitan mulai terbuka dari lubuk hatinya.     

"Imut sekali."     

Mo Qing duduk di atas tikar dan menatap Xiaohan yang merangkak ke arahnya, dan tatapan matanya yang membawa kehangatan.     

Sejak lahir hingga sekarang Xiaohan belum pernah merasa ketakutan, tetapi pada umumnya saat seorang anak kecil bertemu dengan orang asing pasti akan merasa sedikit waspada.      

Namun berbeda dengan Xiaohan saat pertama kali bertemu dengan Mo Qing, dia malah memiringkan kepalanya dan melihat pria yang ada di depannya itu sedang tersenyum seperti serigala jahat. Bahkan Xiaohan tidak sama sekali menghindarinya, dia langsung merangkak ke pangkuan Mo Qing dan meminta digendong olehnya.     

Gu Xiaoran sangat terkejut saat melihat respon yang diberikan Xiaohan saat pertama kalinya bertemu dengan Mo Qing. Saat itu juga Gu Xiaoran menyadari bahwa anaknya memiliki ikatan darah yang kuat dengan Mo Qing.     

Dengan hati-hati Mo Qing menggendong Xiaohan. Saat menggendongnya Mo Qing tampak sangat gugup, seolah bayi itu akan hancur ketika disentuh olehnya. Di sisi lain raut wajahnya tampak sangat bahagia, bahkan tersenyum lebar.     

Ini adalah pertama kalinya Mo Qing menggendong putranya sendiri. Dalam hatinya, dia berkata. Sayang, aku Ayahmu.     

Mo Qing memperlakukan Xiaohan dengan sangat lembut, dari tatapan matanya mengalir seperti cahaya musim semi yang seolah melelehkan salju tebal. Sedangkan Gu Xiaoran hanya bisa terdiam membeku melihat itu.      

Xiaohan terlihat sangat menggemaskan, wajahnya yang bulat kecil dan pipinya yang gemuk, sedangkan alisnya dan matanya sangat mirip dengan Mo Qing, seperti versi kecil dari Mo Qing. Tidak peduli siapa pun yang melihatnya, tidak ada yang akan meragukan hubungan di antara mereka berdua.     

Jari-jari Mo Qing yang halus dan ramping dengan ringan mengetuk mulut kecil bayi itu, "Sayang, apa kamu sudah bisa bicara?"     

"Hanya bisa memanggil mama." Gu Xiaoran memandang Mo Qing yang menggendong Xiaohan di lengannya dan mengejeknya dengan tatapan matanya yang sedikit sinis.     

Gigi Xiaohan sedang tumbuh, biasanya dia suka menggigit sesuatu. Saat melihat jari Mo Qing didekatkan ke arah mulutnya, dengan spontan Xiaohan langsung menggigitnya. Sambil mengulurkan tangan kecilnya yang gemuk kecil itu, dia meraih jari telunjuk Mo Qing, dan seketika jari Mo Qing digigit oleh Xiaohan. Gigi putih kecil yang halus itu menggerogoti jarinya seolah-olah akan menggigit jarinya sekuat tenaga.     

Gu Xiaoran merasa sedikit canggung, selama periode giginya tumbuh memang perlu dilatih untuk menggigit, tapi setidaknya harus pilih-pilih benda apa yang akan digigit.     

Meskipun pria yang menggendong Xiaohan ini adalah ayahnya, tapi dia juga orang yang selama ini selalu bersikap sewenang-wenang padanya. Terlebih lagi, Gu Xiaoran tidak tahu bagaimana sebenarnya perasaan Mo Qing saat melihat anaknya ini.     

Kemudian Gu Xiaoran mencoba meraih Xiaohan untuk menggendongnya, tapi Xiaohan terus menggigit jari Mo Qing dan tidak mau melepaskannya.     

Dan Mo Qing juga tidak langsung menarik jarinya keluar, dia menggunakan jarinya yang lain untuk menggelitik sudut mulut Xiaohan dengan lembut. Xiaohan pun tertawa karena merasa geli.     

Mo Qing mengambil kesempatan itu untuk mengeluarkan jarinya, dan di antara sendi jari telunjuknya meninggalkan bekas gigitan halus dan basah yang terlihat seperti cincin.     

Mo Qing melihat bekas gigitan berbentuk cincin yang melingkar di jari itu, kemudian dia menoleh ke arah Gu Xiaoran sambil tersenyum, "Si Kecil benar-benar agresif."     

Gu Xiaoran merasa canggung, "Xiaohan, jangan nakal ya." Kata Gu Xiaoran sembari mencubit gemas wajah kecil Xiaohan yang gemuk.     

Kemudian Xiaohan pun langsung meraih jari Gu Xiaoran dengan cepat dan segera menggigitnya.     

Gu Xiaoran pun mulai kehabisan cara untuk menghentikan tindakan Xiaohan yang suka menggigit benda apapun yang ada di sekitarnya. Dia lupa kalau si kecil sudah pernah melakukan ini tidak hanya sekali atau dua kali.     

Mo Qing tersenyum ringan saat memandang jari Gu Xiaoran yang dikunyah-kunyah oleh Xiaohan.     

Tidak lama kemudian Mo Qing melihat Gu Xiaoran sedikit kesakitan hingga mengerutkan keningnya. Seperti yang baru saja dilakukannya, Mo Qing dengan lembut menggelitik sudut mulut si kecil sampai si kecil spontan membuka mulutnya, sehingga Gu Xiaoran bisa menarik keluar jarinya.     

Tatapan Gu Xiaoran langsung melirik ke arah Mo Qing, dan dalam benaknya dia bertanya. Kenapa aku merasa bahwa Mo Qing tahu lebih banyak tentang bayi daripada diriku?      

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.