Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertemuan Ayah dan Anak (1)



Pertemuan Ayah dan Anak (1)

0Mo Wanqin tersenyum dan tidak berkata apa-apa lagi.     
0

Mo Wanqin diutus oleh kakaknya untuk meyakinkan Gu Xiaoran dengan memberinya posisi yang baik di perusahaan miliknya agar membawanya pergi dari Seoul dan menjauh dari Mo Qing.     

Tetapi setelah bertemu dengan Gu Xiaoran, Mo Wanqing tahu bahwa rencana ini tidak dapat dilakukan. Jadi dia hanya mengatakannya dengan santai, dan akan menjelaskannya kepada kakaknya ketika dia kembali.     

Setelah mengantarkan Mo Wanqin keluar dari kantor, Mo Qing pergi ke bawah untuk melanjutkan pertemuannya. Sedangkan Gu Xiaoran merasa bosan dan ingin menghidupkan komputer untuk bermain game sebentar.     

Tidak lama kemudian ponsel Gu Xiaoran berdering, kemudian dia pun mengangkat telepon itu dan terdengar suara napas lega dari Yu Fei, "Xiaoran, kamu di mana?"     

"Di perusahaan!" Meskipun Imperial Group bukanlah perusahaan tempat dia bekerja, tapi faktanya dia memang sedang di perusahaan.      

"Apakah kamu ada waktu luang sekarang?"     

"Hah?"     

"Saat ini aku ada keperluan mendesak di Seoul, aku ingin mengabarimu tapi kamu tidak bisa dihubungi. Sekarang aku sudah sampai dan baru saja turun dari pesawat, apakah sekarang kamu bisa meminta izin untuk menjemput Xiaohan?"     

"Baiklah, aku akan segera datang."     

Meskipun Mo Qing memintanya untuk menunggunya menyelesaikan pertemuan dan kembali ke Perusahaan Jiuzhou bersama, tapi bagi Gu Xiaoran urusan tentang putranya jauh lebih penting.     

Gu Xiaoran bergegas meninggalkan gedung Imperial Group, dia pun naik taksi ke bandara sembari mengirim pesan kepada Mo Qing, [Aku punya urusan mendesak, aku akan menghubungimu lagi nanti.]     

Yu Fei tampaknya benar-benar memiliki urusan yang sangat mendesak, dengan buru-buru dia menyerahkan Xiaohan beserta barang-barang keperluan untuk Xiaohan sambil berkata, "Xiaohan sedikit mabuk perjalanan, jadi biarkan dia tidur lebih lama dan jangan ganggu dia. Selain itu, kirimkan alamatmu ke aku, saat urusanku sudah selesai aku akan segera ke tempatmu." Setelah mengatakan itu, Yu Fei langsung masuk ke taksi yang barusan Gu Xiaoran pakai.     

Gu Xiaoran belum pernah melihat Yu Fei terburu-buru seperti ini, sehingga dia pun langsung mengirimkan alamat rumah tua keluarga Mu Hua kepada Yu Fei. Sambil menggendong Xiaohan yang sedang tidur, Gu Xiaoran langsung masuk ke dalam taksi yang lain.     

Setelah beberapa hari tidak bertemu, kini Xiaohan terlihat lebih gemuk, putih, dan lembut seperti adonan roti, benar-benar terlihat sangat imut.     

Semakin lama menatapnya Gu Xiaoran semakin mencintainya, lalu dia menciumi wajah kecilnya dengan gemas.     

Si kecil yang tertidur pulas itu langsung terganggu oleh ciuman dari ibunya, wajah si kecil itu langsung terlihat tidak nyaman dan berguling ke samping, kemudian meronta dengan lembut ke bagian belakang kepala Xiaoran sebagai bentuk protes karena merasa tidak nyaman.     

Gu Xiaoran pun tersenyum sambil menepuk-nepuk pantat si kecil dengan penuh kasih sayang dan membiarkannya tidur nyenyak lagi.     

Sesampainya di rumah, Gu Xiaoran meletakkan pakaian Xiaohan, lalu melihat cuaca di luar sedang bagus dan sinar mataharinya yang begitu hangat.     

Kebetulan saat ini Xiaohan juga sudah bangun, sehingga Gu Xiaoran memutuskan untuk membawa Xiaohan ke taman kecil supaya bisa mendapatkan sinar matahari yang hangat.     

Gu Xiaoran segera menguncir rambutnya, lalu berganti pakaian mengenakan kaos katun longgar dan celana pendek Denim yang terkesan santai.     

Sesampainya di taman Gu Xiaoran menggelar sebuah tikar piknik diletakkan di atas rumput di taman kecil itu, lalu dia menyiapkan bubur buah untuk Xiaohan dan beberapa mainan yang diletakkan di atas tikar.     

Setelah si kecil selesai makan bubur buah, si kecil pun langsung bermain dengan riang gembira.     

Saat melihat gadis muda yang cantik itu mendekat, si kecil itu langsung menjatuhkan mainan di tangannya, dan kedua tangan si kecil itu langsung melambai-lambai sambil berteriak.     

Gu Xiaoran mencubit wajah kecil Xiaohan yang gemuk itu dan memarahinya dengan lembut sambil tersenyum, "Hei Xiaohan, diam ya jangan nakal."     

Si kecil itu terlihat tidak senang, kemudian dia meraba-raba wajah ibunya. Lalu dia pun melamun sambil memandangi wanita cantik di hadapannya.     

Gu Xiaoran merasa bahwa anak kecil yang ada di depannya ini memiliki potensi mesum seperti ayahnya.     

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada sosok tinggi berhenti di depannya.     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung mendongakkan kepalanya dan seluruh tubuhnya langsung terdiam membeku.     

Mo Qing!     

Bagaimana dia bisa ada di sini? Batin Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Xiaoran melirik Xiaohan yang sedang bermain dengan riang, dan seketika jantungnya berdebar kencang.     

Jika Mo Qing bertanya anak siapa ini, bagaimana aku harus menjawabnya? Batin Gu Xiaoran.     

Anak seorang teman. Ya, jadi sementara ini aku harus berpura-pura menjadi pengasuh bayi?     

Mo Qing hanya melirik Gu Xiaoran, lalu dia berjongkok sambil memandangi bayi yang merangkak di atas tikar itu. Saat itu juga hati Mo Qing seolah dipenuhi dengan berbagai perasaan yang bercampur aduk, terutama perasaan gembira yang hampir tidak bisa ditahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.