Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidur Sebentar?



Tidur Sebentar?

0Gu Xiaoran merasa sangat sedih saat melihat wanita yang ada di rumah sakit jiwa itu. Namun dia tetap tidak melupakan apa yang harus dia lakukan, dan berhasil menarik beberapa helai rambut saat sedang mengusap wajah wanita itu.     
0

Beberapa helai rambut itu diselipkan di saku pakaian pasien rumah sakit jiwa yang dikenakannya saat berada di sana, tapi sekarang pakaiannya sudah diganti.      

"Rambut itu sudah dikirim untuk diperiksa."     

"Denganku??"     

"Ya!"     

Tiba-tiba Citah membuka pintu sambil membawa dokumen yang berisi salinan informasi. Di saat yang sama mereka berdua sedang berpelukan di tempat tidur, Seketika Citah pun langsung tertegun saat melihat Gu Xiaoran sudah sadarkan diri. Lalu dengan buru-buru dia melangkah mundur dan menutup pintu itu kembali.     

Gu Xiaoran tahu bahwa Citah sedang membawa laporan tes DNA, sehingga dia pun langsung menoleh ke arah Mo Qing dengan ekspresi wajahnya yang terlihat seolah dia sedang bertanya-tanya.     

Kemudian Mo Qing pun membaringkan Gu Xiaoran dan berjalan keluar ruangan.     

Citah mengulurkan tangannya dan menyerahkan laporan hasil tes DNA itu kepada Mo Qing, "Kesamaan DNA mereka adalah 99,96%. Sudah pasti bahwa mereka adalah ibu dan anak, tetapi ini tidak membuktikan bahwa wanita itu adalah Miao Junlan."     

"Itu pasti bisa ditelusuri."     

"Jadi sekarang bagaimana?"     

"Keluarkan dia dengan cara apapun."     

"Siap!"     

Setelah itu Citah pun langsung berbalik dan pergi.     

Mo Qing mengambil laporan itu dan kembali masuk ke dalam ruangan lagi, tapi dia melihat Gu Xiaoran sedang berdiri pintu untuk menguping percakapan antara Citah dengannya. Kemudian Mo Qing menyampaikan laporan itu kepada Gu Xiaoran dengan apa adanya, "Dia adalah ibumu."     

Mo Qing telah menyuruh Gu Xiaoran terlibat dalam masalah ini, jadi bagaimana pun juga dia tidak berniat menyembunyikan apapun darinya.     

"Siapa yang mengirimnya ke tempat itu?"     

"Dirinya sendiri."     

"Tidak mungkin." Seketika terlintas di pikiran Gu Xiaoran tentang tatapan waspada ibunya saat dia sedang mendekat, ibunya seperti takut akan sesuatu.     

Hati kecil Gu Xiaoran mengatakan bahwa ibunya tidak gila. Mungkin lebih tepatnya, dia berpura-pura gila.     

"Terserah kamu mau percaya atau tidak." Kata Mo Qing.     

"Aku mau pergi menemuinya." Gu Xiaoran berjalan menuju lemari pakaian.     

"Jika kamu bisa menemuinya, kita tidak perlu susah payah pergi ke terowongan bekas tambang waktu itu."     

"Katakan padaku apa yang sedang terjadi."     

Pada tahun-tahun Gu Xiaoran tinggal di keluarga Gu, orang-orang dari keluarga Gu selalu menghina ibunya.     

Tapi saat itu Gu Xiaoran tidak percaya dengan apa orang-orang yang itu katakan. Meskipun mereka merendahkan ibunya, selama ini dia hanya membuat berbagai spekulasi tentang hilangnya ibunya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa dia akan melihat ibunya di tempat yang sangat tidak layak seperti itu.     

"Akhir-akhir ini aku mendapat kabar dari Kakak Harimau bahwa seseorang pernah melihat Miao Junlan di sini, tapi aku masih tidak yakin dengan informasi itu. Satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti adalah menunggu sampai dia dikeluarkan."     

"Apa kamu punya solusi yang lain?"     

Tempat itu dilengkapi kunci berteknologi tinggi, ditambah dinding tempat itu dilapisi oleh logam. Gu Xiaoran yakin bahwa tempat itu menyimpan suatu rahasia yang tersembunyi. Tidak akan mudah untuk mengeluarkan seseorang dari tempat seperti itu.     

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini, aku bisa menanganinya."     

Mo Qing menggendong Gu Xiaoran dan membaringkan Gu Xiaoran pada tempat tidur, tatapan matanya tertuju ke arah tubuh Gu Xiaoran.     

Wanita yang ada di depannya itu dulu adalah partner-nya, bahkan di tempat yang lebih berbahaya sekalipun, keduanya selalu saling bekerja sama. Tapi kali ini Mo Qing menyesal ketika melihatnya terluka seperti ini.     

Mo Qing merasa menyesal, karena ternyata kunci kombinasi itu justru membuatnya dalam keadaan bahaya. Gu Xiaoran tahu bahwa mengeluarkan seseorang dari tempat seperti itu membutuhkan uang, koneksi, dan cara-cara khusus. Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan saat ini juga.     

"Kamu baru saja sadarkan diri, jadi kamu masih butuh lebih banyak waktu untuk istirahat, kamu tidur sebentar ya?" Kata Mo Qing sembari menyelimutinya.     

Karena masih terluka, kini kekuatan Gu Xiaoran masih belum pulih, selain itu dia juga merasa mengantuk. Saat menatap wajah Mo Qing, dia tidak bisa menyembunyikan rasa lelah yang dia rasakan, kemudian perlahan dia mulai memejamkan kedua matanya.     

Setelah Gu Xiaoran tertidur, akhirnya Mo Qing bisa beristirahat dengan tenang. Mo Qing menunggu Gu Xiaoran yang sedang tidur, dia berbaring di atas sofa yang ada di sebelahnya.     

Beberapa hari tanpa tidur membuat Mo Qing sangat mengantuk, sehingga saat berbaring dia bisa langsung tertidur dengan lelap.     

Gu Xiaoran mendengar napas Mo Qing yang tenang sebelum akhirnya ia membuka matanya.     

Ketika melihat sosoknya yang tertidur seperti itu, perasaannya ikut merasa tenang, sehingga dia pun ingin bangun untuk menyelimutinya. Tiba-tiba pintu kamar rumah sakit itu perlahan dibuka oleh seseorang dari luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.