Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bertahan Hidup



Bertahan Hidup

0Setelah Gu Xiaoran meneguk darah yang mengalir ke mulutnya, Mo Qing merobek sepotong pakaian dan membalut luka di telapak tangannya. Kemudian dia menyandarkan Gu Xiaoran pada dinding batu, setelah itu dia memejamkan matanya untuk beristirahat.     
0

Setelah istirahat cukup lama, tiba-tiba Gu Xiaoran menggerakkan lengannya, dia merintih kesakitan dan berkata lirih, "Air!"     

Mo Qing menundukkan kepalanya dan dia melihat Gu Xiaoran masih dalam keadaan setengah sadar, namun saat ini suhu tubuhnya sudah sedikit turun dibanding kemarin.     

Kemudian Mo Qing kembali mengeluarkan pisaunya, lalu membuka kain yang membalut telapak tangannya dan menyayatnya lagi, lalu meneteskan darah dari telapak tangannya ke mulut Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengalami cedera yang cukup serius, tubuhnya mengalami demam tinggi semalaman sehingga mulutnya kering. Tapi setelah Mo Qing memberikan cairan hangat ke mulutnya, demam pada tubuh Gu Xiaoran itu perlahan mulai menurun.     

Mo Qing merasa sedikit lega ketika melihat kondisi Gu Xiaoran yang sudah semakin membaik daripada kemarin setelah meminum darahnya.     

Jika sedang demam, tubuh seseorang membutuhkan lebih banyak air.     

Darah di telapak tangannya berangsur-angsur berhenti menetes, sehingga Mo Qing menyayat telapak tangannya lagi agar darahnya kembali mengucur untuk menangani dehidrasi yang dialami Gu Xiaoran.     

Tiba-tiba ada kilau cahaya dari sela-sela batu dan terdengar bebatuan yang menghalangi pintu masuk terowongan sedang digali seseorang dari luar.     

Beberapa saat kemudian, Citah dan Xiaopian muncul di pintu masuk terowongan. Mereka berdua syok saat melihat Gu Xiaoran yang sedang tidak sadarkan diri, ditambah Mo Qing yang sedang memberinya darah dari telapak tangannya.     

Ketika melihat Mo Qing menggunakan darahnya sendiri untuk memberi minum Gu Xiaoran supaya bisa tetap bertahan hidup, perasaan Xiaopian pun menjadi campur aduk tidak karuan, seolah lehernya tercekik dan merasakan sakit yang tidak tertahankan.     

"Apa kamu sudah gila?" Xiaopian bergegas ke menghampirinya untuk menghentikan apa yang sedang dilakukan Mo Qing.     

"Minggir." Teriak Mo Qing dengan sikapnya yang dingin, nada bicaranya terdengar serius, dan dia tidak akan mengatakan itu untuk kedua kalinya.      

Saat melihat tangan Mo Qing yang berlumuran darah, ekspresi wajah Xiaopian tampak sangat pucat. Ditambah lagi melihat lengan baju Mo Qing yang juga berlumuran darah, seketika Xiaopian pun langsung merasa cemas, "Kamu terluka?"     

Xiaopian mencoba meraih lengan Mo Qing untuk memeriksa lukanya, selain itu dia juga ingin menghentikan tindakan Mo Qing yang memberi minum Gu Xiaoran dengan darahnya sendiri.     

Mo Qing paham apa yang ada dipikiran Xiaopian saat ini, kemudian Mo Qing pun melirik Xiaopian dengan tatapan tajam dan sikapnya yang dingin.     

Xiaopian merasakan kemarahan yang tersemat dari tatapan matanya, dia tahu bahwa Mo Qing telah mencapai batas kesabarannya. Jika dia melakukan tindakan yang lebih banyak lagi, maka Mo Qing pasti akan menendangnya pergi.      

Dengan sikap Mo Qing yang seperti itu, Xiaopian hanya bisa menggigit bibirnya dan perlahan air matanya mulai berlinang. Namun dia tidak berani melakukan apa-apa lagi.      

"Bos, bagaimana kabarmu?" Kata Citah sembari melangkah menghampirinya.     

"Tidak apa-apa!" Kata Mo Qing sembari menunggu darahnya berhenti mengalir dari telapak tangannya, kemudian dia membalut di telapak tangannya dan mengangkat Gu Xiaoran ke sampingnya.     

Dengan cedera pada tubuhnya ditambah dua hari berturut-turut memberi minum Gu Xiaoran dengan darahnya sendiri, kini Mo Qing telah kehilangan terlalu banyak darah, sehingga saat dia mencoba berdiri, kepalanya langsung terasa pusing.     

Dengan cepat Xiaopian mengulurkan tangannya untuk membantu Mo Qing agar tidak terjatuh, namun Mo Qing menatapnya dengan tatapan yang tajam. Tindakan Mo Qing itu membuat Xiaopian mengurungkan niatnya dan tidak berani menyentuh lagi      

"Biarkan aku membawanya." Citah mengulurkan tangan untuk membawa Gu Xiaoran dari pelukan Mo Qing.     

"Tidak perlu, kamu mengemudi mobil saja." Mo Qing menggendong Gu Xiaoran dan melangkah keluar dari tambang.     

Xiaopian memandang sosok Mo Qing yang tegak sembari menggertakkan giginya dengan kesal.     

Dia tidak mengerti apa yang dilakukan Mo Qing dengan pecundang seperti Gu Xiaoran ini. Bagi Xiaopian tidak ada hal baik apapun selama Gu Xiaoran masih ada di sekitarnya.     

Saat ini Mo Qing terluka, tapi dia masih saja merawatnya, dan bahkan memberinya minum dengan darahnya sendiri, itu benar-benar menjijikkan. Batin Xiaopian.     

Kakak Harimau berdiri di pintu masuk terowongan sembari memegang sekop, dia menatap Mo Qing yang berlumuran darah dan keluar sambil menggendong Gu Xiaoran. Kemudian dia mengangkat alisnya sembari berkata, "Ternyata kamu masih Raja Serigala seperti dulu."     

Mo Qing tersenyum acuh, "Hanya sedikit keberuntungan."     

Kakak Harimau menatapnya dan berhenti berbicara. Namun dalam hati dia berkata, berani masuk ke terowongan ini, keberuntungan memang hal penting, tetapi yang lebih penting daripada keberuntungan adalah kemampuan yang luar biasa.     

Satu-satunya orang di dunia ini yang bisa dia andalkan adalah Raja Serigala.     

"Bagaimana keadaan Nona Gu?"     

"Terluka, harus segera dirawat tepat waktu."     

Punggung Gu Xiaoran tertimpa batu hingga menyebabkan muntah darah dan tubuhnya mengalami demam yang cukup tinggi. Ini menandakan bahwa luka pada organ dalamnya cukup serius, sehingga dia harus mendapatkan perawatan sesegera mungkin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.