Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Ibu



Ibu

0Gu Xiaoran berjongkok dan mendekatkan telinganya pada tombol angka pada kunci pintu, lalu menekan angka itu satu per satu.     
0

Gu Xiaoran mencoba menekan serangkaian kombinasi angka, lima menit kemudian akhirnya dia berhasil membuka pintu itu.     

Setelah pintu terbuka, Gu Xiaoran pun bergegas masuk ke dalam ruangan tersebut. Saat dia baru saja masuk bau busuk langsung menyengat merasuk ke dalam hidungnya.     

Hembusan angin bertiup dari luar, masuk melalui celah jendela dan meniup debu-debu di lantai.     

Tampak endapan debu tebal melapisi ruangan itu, entah sudah berapa lama ruangan ini tidak pernah dibersihkan.     

Saat melihat pemandangan seperti ini, perasaan Gu Xiaoran seketika menjadi sedih.     

Wanita itu menatap ke depan dengan tatapan mata yang kosong. Perlahan Gu Xiaoran berjalan ke depannya, tapi wanita itu seperti tidak menyadari keberadaannya Gu Xiaoran yang ada di depannya.     

Wajah wanita itu dipenuhi debu, dan bibirnya juga tampak sangat kering, bahkan pecah-pecah.     

Di dalam ruangan itu hanya ada satu wastafel di sudut ruangan. Gu Xiaoran pun mengambil cangkir yang ada di atas meja lalu mencucinya. Setelah itu dia mengeluarkan saputangan dan membasahinya dengan air, lalu mengusap wajah wanita itu dengan lembut.     

Wanita itu langsung memelototi Gu Xiaoran dengan waspada.     

Gu Xiaoran tidak tahu apakah wanita itu benar-benar gila atau tidak. Gu Xiaoran juga tidak tahu apakah wanita itu memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan atau tidak. Saat wanita itu memberikan respon yang seperti itu, seketika Gu Xiaoran pun langsung terdiam sejenak.     

Wanita itu menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam, namun dia tetap diam dan tidak melakukan tindakan apapun.     

Melihat tidak ada reaksi lebih lanjut darinya, Gu Xiaoran pun mulai menyentuh wajahnya dengan lembut dan mencoba berkomunikasi dengannya, "Cuci muka! Aku akan membantumu mencuci muka."     

Setelah menunggu beberapa saat, wanita itu masih tidak ada tanda-tanda untuk bergerak, sehingga Gu Xiaoran pun mencoba mendekatkan sapu tangan yang dia pegang itu ke arah wajah wanita tersebut.     

Wanita itu langsung tampak gelisah, kemudian dia bergerak ke samping untuk menghindari sentuhan dari Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran pun memperlambat gerakannya dan menyentuhnya dengan sangat lembut. Dengan perlahan Gu Xiaoran membantu membersihkan wajah wanita itu.     

Setelah kotoran di wajahnya di bersihkan, wanita itu sekarang terlihat pucat dan ada banyak kerutan di sudut matanya. Tidak tampak jelas berapa usianya, tapi masih bisa terlihat dengan jelas bahwa dulu dia memiliki wajah yang cantik.     

Kemudian Gu Xiaoran menyingkirkan saputangan dan membawakan segelas air minum untuknya.     

Wanita itu pun menatapnya sejenak, lalu dengan patuh dia meminum air yang diberikan oleh Gu Xiaoran padanya.     

Gu Xiaoran berjongkok sembari memegang tangannya yang dingin, kemudian dia bertanya dengan berbisik, "Namamu Miao Junlan kan?"     

Wanita itu tiba-tiba marah, lalu meraih bantal yang ada di sampingnya, kemudian dengan keras dia memukul Gu Xiaoran. Wanita itu pun berteriak marah, "Pergi dari sini."     

Gu Xiaoran hanya diam dan membiarkan wanita itu memukulnya dengan bantal, dengan kedua matanya yang tampak berkaca-kaca.     

Saat melihat bahwa Gu Xiaoran tidak bergerak, wanita itu justru menjadi lebih emosional. Wanita itu bersikeras mendorong Gu Xiaoran dan berteriak, "Pergi, cepat pergi dari sini"     

Gu Xiaoran sendiri tidak tahu kenapa wanita itu tiba-tiba menjadi emosional, apakah itu karena dia menyebut nama 'Miao Junlan' sehingga memicu wanita itu menjadi gila.     

Saat melihatnya seperti ini, Gu Xiaoran merasa berat hati untuk meninggalkannya. Namun Gu Xiaoran juga takut petugas keamanan akan datang. Sehingga dia pun langsung pergi dari sana dan tidak berani berada di tempat itu lebih lama lagi.     

Dengan cepat Gu Xiaoran bergegas meninggalkan ruangan, dia berjalan keluar dan kembali mengunci pintu itu     

Setelah keluar dari pintu tersebut, Gu Xiaoran merasa bahwa kunci kombinasi tingkat tinggi terlihat tidak cocok dengan ruangan yang jorok ini. Kemudian dia melihat ke dinding lebih dekat, dia menemukan bahwa pada celah dinding yang ada di dekat pintu itu tampak ada kilauan logam di dalamnya.     

Dinding yang bobrok ini ternyata dilapisi logam di dalamnya.     

Saat Gu Xiaoran ingin melihat lebih detail, tiba-tiba dia mendengar seseorang datang ke arahnya. Sehingga Gu Xiaoran pun segera mengacak-acak rambutnya untuk menutupi wajahnya.     

Saat melihat dua petugas rumah sakit datang, Gu Xiaoran pun dengan cepat berpura-pura mengganggu mereka seperti pasien rumah sakit yang berjingkrak-jingkrak di pintu dan berteriak.     

Petugas rumah sakit segera menghampirinya untuk mengusir Gu Xiaoran, Gu Xiaoran pura-pura takut dengan tongkat setrum yang mereka bawa. Kemudian dia memegang lengannya dan meringkukkan tubuhnya.     

Gu Xiaoran baru saja keluar dari ruangan Miao Junlan dan dirinya masih diselimuti bau busuk yang belum menghilang.     

Petugas rumah sakit itu pun menutup hidung mereka dengan jijik dan menghindarinya.     

Setelah memastikan petugas rumah sakit jiwa itu tidak mengejarnya atau memukulnya, Gu Xiaoran pun melanjutkan langkahnya berjalan keluar sambil berpura-pura bersikap seperti pasien yang mengalami gangguan jiwa.     

Kedua petugas rumah sakit itu saling bertukar pandang, salah satunya mengawasi Gu Xiaoran, dan satunya lagi berjalan ke ujung lorong dan melihat bahwa pintu ruangan Miao Junlan masih terkunci. Setelah melihat tidak ada yang aneh, petugas itu pun merasa lega.     

Gu Xiaoran keluar dari lorong dan segera membaur ke dalam kerumunan pasien, karena tidak ada yang melihatnya dengan curiga, perlahan Gu Xiaoran berjalan menuju ke ruang keamanan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.