Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Berutang Padanya Satu Malam (1)



Berutang Padanya Satu Malam (1)

0Tidak peduli seberapa besar Gu Xiaoran membenci Ziyan saat itu, namun tetap saja Shangtang telah jatuh, dia kalah dan berhutang satu malam dengannya.     
0

"Bagaimana kalau kamu menebus hutangmu sekarang saja, hm?" Bibir Ziyan bergesekan ringan dengan bibir Gu Xiaoran, telapak tangannya yang dingin perlahan mulai masuk ke dalam pakaian Gu Xiaoran, lalu jari-jariny membelai pinggangnya dengan lembut.     

Gu Xiaoran merasa sangat ketakutan, bahkan dia sampai merasa sulit untuk bernapas. Gu Xiaoran tahu jika dia bergerak sedikit saja, maka Ziyan akan melakukan tindakan yang lebih dari yang dilakukannya saat ini.     

"Jangan, jangan, jangan di sini." Kata Gu Xiaoran dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca. Dia berusaha mencegah Ziyan supaya tidak menyentuh ke bagian bawah, dengan cepat Gu Xiaoran pun langsung mengulurkan tangannya untuk mendorong Ziyan. Namun usaha yang dia lakukan itu hanya sia-sia saja.     

Ziyan pun tersenyum, dan tatapan matanya tiba-tiba berubah menjadi redup, kemudian dengan ringan dia menggigit bibir Gu Xiaoran.     

Rasa sakit yang dirasakan Gu Xiaoran di bibirnya membuat seluruh tubuhnya menegang dan berusaha melawan.     

Beberapa saat kemudian Ziyan melepaskannya dan berdiri, "Aku ke Sky Room, tolong bantu aku bawakan dua paket Heineken." Setelah mengatakan hal itu, Ziyan pun langsung beranjak pergi.     

Akhirnya Gu Xiaoran bisa menghela napas dengan lega, kemudian dia merapikan pakaian kerjanya dan keluar dari bilik. Gu Xiaoran berlari ke ruang ganti, mengganti pakaian, lalu menyerahkannya kembali kepada pelayan. Setelah itu dia melarikan diri melalui pintu belakang.     

Gu Xiaoran memang menyukai Ziyan, namun dia tidak ingin kehilangan martabatnya hanya karena Ziyan.     

Selama ini Gu Xiaoran tidak pernah menyangka, pelariannya itu benar-benar membuat Ziyan marah besar. Tidak hanya itu, bahkan Ziyan juga sudah membuat ayah Gu Xiaoran menemui jalan buntu, ditambah di saat kekuasaan besar yang dimilikinya itu, Ziyan memintanya untuk membayar hutangnya malam itu juga.     

Selain itu, Gu Xiaoran tahu bahwa wanita yang dimaksud oleh Ziyan itu hanya memiliki kesamaan nama dengan ibunya, tapi perempuan itu bukanlah ibunya yang asli.     

Gu Shiman hanya melewati bar dan melihat wanita itu, karena mendengar seseorang memanggil wanita itu Miao Junlan, dia menggunakannya untuk menindas Gu Xiaoran.     

Berpikir sampai di sini, Gu Xiaoran perlahan menggigit bibirnya erat-erat.     

Brengsek, kamu benar-benar berpikir bahwa perasaan manusia bisa dipermainkan sesuka hati?     

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tiba-tiba suara Mo Qing terdengar dari atas kepalanya.     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung mendongakkan kepalanya dan menyadari bahwa Mo Qing telah menatapnya. Kemudian dengan segera Gu Xiaoran pun langsung menghindari tatapan mata Mo Qing dan berkata, "Bukan apa-apa."     

"Tunggu aku sebentar lagi, sebentar lagi akan selesai." Kata Mo Qing sembari menatap matanya yang agak gelap. Kebencian adalah cara terbaik untuk mengingat seseorang, jadi Mo Qing tidak keberatan jika Gu Xiaoran membencinya.     

Dalam waktu kurang dari dua puluh lima menit, Mo Qing menyelesaikan pekerjaannya, kemudian dia pun menelepon seseorang dengan saluran interkom, "Xu Qian, aku telah menandatangani dokumennya, kemarilah dan ambil sendiri nanti, aku akan pergi dulu."     

Setelah itu Mo Qing menutup teleponnya dan menolehkan kepalanya ke arah Gu Xiaoran, "Ayo pergi."     

Gu Xiaoran pun langsung berusaha untuk mengembalikan pikirannya yang kacau. Kemudian dia beranjak mengikuti Mo Qing sembari bertanya dengan suara lirih, "Pergi sekarang?" Gu Xiaoran masih harus menyisihkan waktu untuk mengambil barang bawaannya.     

"Kita harus pergi ke suatu tempat." Kata Mo Qing sembari membuka pintu kaca dan melangkah keluar.     

"Tempat apa?" Gu Xiaoran saat ini masih memikirkan utang satu malam yang dikatakan malam itu, dan tidak bisa menutupi kegugupan yang dia rasakan dalam hati.     

Mo Qing sedikit mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kamu belum menebus hutangmu malam itu, dan sekarang seluruh tubuhmu adalah milikku, apa yang harus ditakuti?"     

Gu Xiaoran hendak mengatakan bahwa ini masih jam kerja, dan tentang malam itu tidak bisa dicampur dengan urusan bisnis.     

Namun sebelum Gu Xiaoran mengatakan hal itu, Mo Qing meliriknya dengan tatapan yang dingin.     

Gu Xiaoran hanya bisa diam tanpa mengatakan satu hal apapun, sembari mengikuti Mo Qing keluar dari lift, dia berjalan cepat ke tempat parkir basemen.     

Gu Xiaoran mencoba mencari cara untuk berkata, sembari berjalan dia terus mengikuti Mo Qing kemanapun yang dia mau. Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa harus kembali untuk mengambil barang-barangnya, setelah itu dia akan kembali menemui Mo Qing lagi.     

"Tuan Mo, saat aku tiba di perusahaan, Nona Lu baru memberitahu tentang perjalanan bisnis, dan aku belum mengambil koperku." Kata Gu Xiaoran.     

Tuan Shao?     

Seketika Mo Qing langsung mengernyitkan alisnya dan bahkan dengan ekspresi wajahnya yang dingin itu, dia sama sekali tidak meliriknya. Saat masuk ke dalam mobil Mo Qing berkata, "Maksudmu kamu menyuruhku mengantarmu mengambil kopermu?"      

"Jika merepotkan, aku bisa mengambilnya sendiri, lalu kamu bisa memberitahuku alamat tempat itu. Nanti setelah aku mengambil barang-barangku, aku akan segera bergegas ke tempat itu. Tapi tentu saja, jika Tuan Mo tahan dengan bau menyengat karena beberapa hari aku belum ganti baju, aku tidak perlu mengambil barang-barangku juga tidak masalah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.