Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Masuk Ke Lubang Serigala (10)



Masuk Ke Lubang Serigala (10)

0Malam sebelum serah terima, Gu Xiaoran pergi ke bar untuk melakukan pekerjaan terakhir yang harus dia lakukan. Saat dia melewati kamar kecil, dia bersimpangan dengan seorang pria yang sangat tinggi.     
0

Saat itu Gu Xiaoran hanya mengkhawatirkan kondisi ayahnya, sehingga dia tidak terlalu memperhatikan pelanggan yang berlalu-lalang di dalam bar.     

Tepat saat dia melewati sebuah bilik kosong, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat dengan cepat dari belakangnya. Kemudian dengan cepat mulut Gu Xiaoran langsung dibungkam oleh seseorang. Gu Xiaoran pun merasa sangat ketakutan, tanpa sempat melawan dia sudah di seret masuk ke bilik kosong itu.     

Kemudian pintu pun perlahan mulai tertutup, dan saat itulah Gu Xiaoran yang tercengang baru saja sadar dan berusaha melakukan perlawanan. Namun orang itu dengan kuat menjepit dan mendorongnya ke sofa.     

Tubuh jangkung pria itu menekannya ke bawah dengan tangannya masih menutupi mulutnya.     

Gu Xiaoran sangat ketakutan, seolah jantungnya hampir copot. Kemudian dengan tatapan tajam dia berusaha mengenali figur orang itu dalam kegelapan.     

Orang itu mengulurkan tangan yang menekan pinggangnya, lalu dengan lembut membelai wajah Gu Xiaoran. Ujung jari-jari perlahan meluncur ke pipinya, hingga membuat Gu Xiaoran bergidik ketakutan.     

Tubuhnya benar-benar terkekang oleh pria itu, sehingga membuat Gu Xiaoran tidak bisa bergerak sedikitpun. Kekuatan kuat pria itu membuatnya merasa semakin ketakutan. Mulutnya dibungkam, sehingga dia tidak bisa berteriak.     

Pria itu bisa merasakan ketakutan yang saat ini dirasakan Gu Xiaoran, namun dia justru tertawa lirih dan bertanya dengan sikapnya yang dingin, "Takut?"     

Gu Xiaoran dengan terus terang ​​menganggukkan kepalanya.     

Suara pria itu terdengar serak, seperti seseorang yang telah begadang beberapa malam, atau minum banyak alkohol hingga kehilangan sebagian suaranya. Namun suara itu masih terdengar seksi dan nyaman di dengar. Jika bukan karena suara serak ini, Gu Xiaoran pasti akan mengira pria itu adalah Ziyan.     

Pria itu tetap tidak membiarkan Gu Xiaoran pergi. Karena kejujuran Gu Xiaoran saat menjawab pertanyaannya itu, justru membuat orang itu mulai menundukkan kepalanya dan perlahan mulai mendekatinya.     

Pria itu pun semakin lama semakin dekat, napasnya yang hangat itu berhembus di bagian belakang telinga Gu Xiaoran, sehingga membuat Gu Xiaoran merasa sangat gelisah hingga tubuhnya terasa lemas.     

Malam ini tidak banyak pengunjung yang datang di bar, beberapa bilik di baris ini kosong, sehingga tidak mungkin ada orang yang akan datang menghampirinya. Jika orang itu akan melakukan sesuatu padanya di sini, percuma saja, tidak akan ada orang lain yang tahu.     

Bibir pria itu menempel di telinga Gu Xiaoran, namun gerakannya tiba-tiba berhenti dan pria itu pun berkata, "Kamu berutang padaku suatu malam!"     

Seketika pikiran Gu Xiaoran langsung berdengung kosong. Dia mencoba menolehkan kepalanya untuk menatap pria itu dalam ruangan yang gelap.     

Suara pria terdengar sangat serak, namun satu-satunya orang yang bisa mengatakan ini hanya lah dia, pria yang selama ini sangat dicintai oleh Gu Xiaoran.     

Pria itu adalah pria yang sama yang telah membuat ayahnya mendapatkan hukuman penjara. Pria itu adalah Ziyan!     

Gu Xiaoran terdiam membeku dalam kegelapan, meskipun dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, namun dia bisa merasakan bahwa saat ini pria itu sedang menatapnya juga. Kemudian pria itu pun melepaskan tangan yang membungkam mulutnya.     

"Kamu lupa taruhan kita?" Bibir Ziyan perlahan mulai menyusuri pipi Gu Xiaoran, lalu berhenti tepat di atas bibir Gu Xiaoran. Saat Ziyan menyentuh wajahnya, Gu Xiaoran tidak bisa mengabaikan keambiguan yang lebih memikat daripada sentuhan kulit ke kulit.     

Seketika ketakutan Gu Xiaoran memudar, dan perasaan takut itu justru digantikan oleh amarah sebagai bentuk lain dari kasih sayang. Jantung Gu Xiaoran pun berdebar semakin kencang.     

Dalam kegelapan itu Gu Xiaoran hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang tajam tanpa mampu menjawab pertanyaannya.     

"Mau aku bantu memulihkan ingatanmu, hm?" Kata Ziyan sambil mencium bibirnya dengan lembut.     

Ekspresi wajah Gu Xiaoran seketika langsung berubah, seolah ada api yang tersulut, terasa panas dan membara. Sedangkan perasaannya saat ini bercampur aduk tidak karuan, kemudian dia pun menyela untuk bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"     

"Pengacaraku membelikan bar ini untukku." Suara Ziyan terdengar lirih dan ujung jarinya perlahan mulai menyentuh wajahnya.     

Gu Xiaoran yang merasakan sentuhan jarinya itu dan langsung membuat ujung kakinya seolah diselimuti oleh awan yang dingin.     

Ziyan selalu memperhitungkan setiap langkahnya hingga bisa memaksa Gu Xiaoran dan ayahnya menemui jalan buntu. "Kamu jahat!" Kata Gu Xiaoran dengan penuh amarah.     

Ziyan hanya tersenyum tidak peduli dan berkata, "Kamu berutang padaku satu malam, kapan kamu akan membayar?"     

Tubuh Gu Xiaoran gemetar marah, dia menggertakkan giginya tanpa bergumam sedikitpun.     

Ziyan benar-benar memintanya pada saat ini, bahkan Ziyan tidak berniat untuk menyisakan satu-satunya martabat yang Gu Xiaoran punya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.