Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Masuk Ke Lubang Serigala (8)



Masuk Ke Lubang Serigala (8)

0Gu Xiaoran menatap matanya yang semakin mendekat, dan dia gugup hingga jantungnya berdebar kencang seolah akan melompat keluar dari tenggorokannya.     
0

Gerakan ciuman Ziyan berhenti sejenak sembari berkata, "Sudah tidak sabar menunggu?" Suaranya terdengar rendah dan ambigu.     

Gu Xiaoran berhenti bernapas dalam kebingungan, tenggorokannya sangat kering seolah akan terbakar. Kemudian Gu Xiaoran menurunkan pandangannya dan tidak berani menatap matanya lagi sembari berkata, "Tidak."     

Saat pertama kali Gu Xiaoran melihatnya, dia langsung menyukai Ziyan, dan ini kedua kalinya Gu Xiaoran berada dalam posisi sedekat ini dengannya.     

Yang pertama di gedung terbengkalai itu, dan saat itu dia masih merasa takut. Sedangkan kali ini, dia tidak takut seperti sebelumnya, tapi dia bingung tidak tahu harus berbuat apa dan pada saat yang sama Gu Xiaoran menginginkan kedekatan ini.     

Tatapan mata Ziyan tampak meredup, namun tatapan itu terkunci pada bibir Gu Xiaoran layaknya mutiara murni yang menggoda, lalu perlahan dia mulai menciumnya.     

Tubuh Gu Xiaoran langsung seketika langsung menegang, seolah-olah segala sesuatu di dunia berhenti dalam sekejap.     

Gu Xiaoran telah menantikan bertemu dengannya dan merindukan ciuman pertamanya yang romantis, tetapi itu semua hanya dalam mimpinya. Dan sekarang mimpi itu menjadi kenyataan dalam hidupnya.     

Tapi semuanya datang terlalu tiba-tiba tanpa sedikitpun ada persiapan apapun, dan hal itu membuat Gu Xiaoran tidak tahu harus berbuat apa. Selain hanya bisa menatap wajah Ziyan, Gu Xiaoran tidak berani memejamkan matanya karena takut jika semua itu hanya mimpi. Dia takut saat membuka matanya kembali semua itu akan menghilang.     

Saat bibir mereka berdua saling menempel, Gu Xiaoran sadar bahwa ini bukan mimpi. Ciumannya begitu indah seperti pertama kalinya. Dia sangat gugup hingga dia tidak tahu bagaimana meresponnya, selain hanya bisa pasrah membiarkan Ziyan melumat bibirnya.     

Bibirnya sangat seksi dan lembut, begitu lembut sehingga membuat Gu Xiaoran terpana. Diikuti sensasi kesemutan yang menyebar dari bibir hingga ke seluruh tubuhnya, dan membuat tubuhnya terasa melayang.     

Meskipun Ziyan melakukannya dengan lembut, namun Ziyan masih mendominasi hingga Gu Xiaoran tidak bisa menolak untuk menahan napasnya.     

Ketika Gu Xiaoran hendak membuka mulutnya untuk menghirup udara, saat itu juga lidah Ziyan dengan kuat masuk menyusuri mulutnya.     

Lidah Gu Xiaoran hanya bisa pasrah mundur saat bertemu dengan penyusup itu, tapi penyusup itu mengejarnya dan dengan segera melilitnya kuat-kuat.     

Sensasi luar biasa yang belum pernah Gu Xiaoran rasakan langsung meleleh dari lidahnya, kemudian jantungnya berdegup kencang tidak terkendali.     

Tubuhnya yang tegang seketika menjadi terkulai dan hanya bisa berbaring ke dalam pelukannya yang lembut.     

Perlahan Ziyan mulai membuka kancing baju Gu Xiaoran dan tangannya menyelinap masuk. Gu Xiaoran sedikit panik, hingga napasnya menjadi tidak teratur.     

Kemudian ciuman itu menjadi semakin kencang, dan tangan di dalam kemejanya menyelinap ke belakang punggungnya, lalu menekan pengait bra di punggungnya.     

Saat itu juga, Gu Xiaoran tiba-tiba kembali tersadar, seolah secercah kewarasan itu memungkinkannya dengan tepat waktu meraih tangan Ziyan dari punggungnya yang sedang mencoba melepas branya itu, "Kamu berjanji untuk tidak menyentuhku."     

"Kamu benar-benar tidak mau melakukannya?" Kata Ziyan sembari menghisap ringan sudut bibirnya hingga membuat wajah Gu Xiaoran meluap.     

Hmm…" Sahut Gu Xiaoran dengan melipat bibirnya tanpa terlihat sedikit pun keraguan di matanya karena ini di luar batasannya, lalu dia berkata lagi, "Aku mau kembali."     

Di mata Ziyan tampak ada hasrat yang terlalu tebal untuk bisa mencair, tetapi pada akhirnya dia mau melepaskan tangannya lalu tersenyum dan menanggapinya, "Bukankah kamu tidak punya tempat tinggal?"     

Gu Xiaoran sebenarnya bisa pergi ke tempat Cheng Xiaoyue, tetapi saat melihatnya dia langsung menolak idenya itu.     

"Aku mau mandi, kalau mengantuk, kamu bisa tidur saja dulu." Ziyan beranjak dan berjalan ke kamar mandi.     

"Bukannya kamu sudah mandi?" Gu Xiaoran menatapnya dengan bingung.     

Ziyan melirik ke arahnya dan pergi ke kamar mandi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Gu Xiaoran menatap pintu kamar mandi dan saat mendengarkan suara air di dalam, pikirannya sudah dipenuhi dengan tatapan mata Ziyan yang tadi tampak sangat menawan. Hanya dipisahkan dengan pintu, Gu Xiaoran sudah mulai merindukannya.     

Dengan lembut Gu Xiaoran menyentuh bekas ciuman di bibirnya sendiri yang masih hangat, dan membuat wajahnya terasa semakin panas.     

Tiba-tiba terdengar suara layar ponsel Ziyan yang menyala disertai pesan masuk. Gu Xiaoran tidak sengaja melihat layar ponselnya, dan ternyata nomor pengirim pesan tersebut adalah sekretaris ayahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.