Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Masuk ke Lubang Serigala (6)



Masuk ke Lubang Serigala (6)

0Gu Xiaoran pun mengejarnya, dan mengikutinya masuk ke mobil sembari berteriak, "Mama!"     
0

Seketika wanita itu pun menatapnya dengan bingung.     

Sedangkan pria itu memandangnya sambil sedikit tersenyum dan merasa tertarik, kemudian dia bertanya kepada wanita itu, "Ini putrimu? Sangat cantik."     

"Bukan, aku tidak punya anak perempuan."     

Wanita itu mengerutkan keningnya dan mendorongnya keluar dari mobil, lalu wanita itu menutup pintu sembari mengatakan, "Gadis kecil, jangan sembarangan memanggil siapapun sebagai ibumu, terutama wanita sepertiku."     

Gu Xiaoran pun mundur beberapa langkah dan berdiri dalam diam. Beberapa saat kemudian dia menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dari tangannya, kemudian dia mengejar mobil itu dan berteriak mendesak, "Tasku, tasku."     

Tapi mobil itu sudah pergi jauh dengan sangat cepat.     

Gu Xiaoran mengambil kaleng bir kosong yang ada di dekat kakinya, lalu membantingkan ke arah mobil itu pergi dan berteriak, "Dasar wanita kejam, jika kamu ingin membuangku, mengapa kamu melahirkanku? Kamu kejam!"     

Sebenarnya Gu Xiaoran tidak ingin mengutuk wanita itu, namun dia ingin mengutuk ibunya yang bahkan dia sendiri tidak tahu ke mana harus mencarinya.     

Saat mobil sudah menghilang dari pandangannya, Gu Xiaoran mulai menurunkan bahunya dengan lesu dan duduk tak berdaya di pagar jalan.     

Tanpa ingatan, tanpa tahu siapa ibunya dan di mana dia berada, pikirannya benar-benar kosong. Namun sepanjang hari dia masih menanggung penghinaan yang dia sendiri tidak tahu apa-apa.     

Dia sangat ingin bertemu dengan ibu kandungnya, tidak peduli apa yang ibunya lakukan, dia hanya ingin melihatnya sekali saja.     

Selain itu, Gu Xiaoran juga ingin melihat Ziyan lagi, bahkan tanpa harus mengatakan sepatah kata pun, baginya melihatnya dari jauh sudah lebih dari cukup. Karena saat melihatnya, hatinya tidak terasa begitu hampa dan kesepian.     

Setelah beberapa saat kemudian, Gu Xiaoran menghela napas panjang, dia melihat depan ke bayangan gelap dari bangunan yang tidak terpakai, dan seketika hatinya menjadi semakin perih. Lalu dia mengeluarkan semua uang di sakunya, dan saat itu dia hanya memiliki recehan dua yuan.     

Tapi semua bus juga sudah berhenti beroperasi. Uang yang dia pegang di tangannya itu tidak cukup untuk naik taksi kembali ke Loteng Kecil, sedangkan ponsel dan tasnya terjatuh di dalam mobil wanita itu.     

Kemudian Gu Xiaoran pergi ke wartel untuk menelepon Bibi Hui, namun saat itu tidak ada yang menjawab teleponnya.     

Gu Xiaoran hanya bisa menghela napas panjang dan memasukkan kembali uang receh itu ke dalam saku celananya.     

Tiba-tiba terdengar suara kaleng yang dilempar dan menggelinding di aspal. Dengan spontan Gu Xiaoran langsung menoleh ke arah suara itu, dan dia melihat ada seseorang sedang duduk di pagar yang sangat dekat dengannya.     

Pria itu membelakangi cahaya, jadi Gu Xiaoran tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Sekilas orang itu terlihat berambut pendek dan berpakaian serba hitam, mengenakan kemeja hitam pekat, celana panjang hitam. Itu sebabnya Gu Xiaoran tidak menyadari kehadiran orang itu.     

Pria itu tampak memiliki perilaku yang baik, bahkan dia hanya duduk di sana, siapapun yang melihatnya pasti akan mengatakan bahwa pria itu memiliki wajah yang tampan.     

Ketika Gu Xiaoran menatapnya, dia bisa merasakan mata pria itu juga sedang tertuju padanya. Mungkin orang itu juga melihat kejadian di mana dia didorong dari mobil dan hampir jatuh.     

Ketika orang itu menjatuhkan kaleng bir di tangannya agar Gu Xiaoran menoleh, suara hantaman kaleng itu seketika langsung memecahkan keheningan malam.     

Kemudian orang itu melirik ke arah bangunan terbengkalai yang selalu gadis itu lihat, kemudian bertanya penasaran, "Mengapa setiap hari kamu datang untuk melihat tempat itu?"     

Gu Xiaoran tertegun sejenak, "Bagaimana kamu tahu aku datang setiap hari?"     

"Aku bekerja di sini, jadi aku melihatmu setiap hari." Kata orang itu sembari menunjuk ke belakang ke arah pintu klub malam.     

Saat ini Gu Xiaoran sedang dalam suasana hati yang buruk, namun ketika seseorang mengajaknya bicara, suasana hatinya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Gu Xiaoran duduk di pagar yang berjarak dua meter dari pria itu tanpa bisa menjawab pertanyaannya, dan Gu Xiaoran justru bertanya balik, "Hari ini kamu tidak bekerja?"     

Klub malam ini adalah milik Han Ke, dan sekarang seharusnya klub malam ini sudah mulai beroperasi.     

"Tapi belum saatnya untukku mulai bekerja." Pria itu duduk di sebelahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.