Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Mengajakmu Pulang



Aku Mengajakmu Pulang

0Mu Hua ingat bahwa ketika Gu Xiaoran baru saja diadopsi oleh keluarga Gu, dia juga sering melamun dan masuk ke dalam alam bawah sadarnya seperti kesurupan, dan ketika hal itu terjadi, dia suka lari ke panti asuhan.     
0

Kali ini saat Gu Xiaoran baru saja pulang ke tanah air tanpa memberitahunya, Mu Hua ingat kenangan itu, sehingga dia datang ke sini untuk melihatnya. Dan benar, dia bertemu dengan Gu Xiaoran di sini.     

"Minum dulu." Kata Mu Hua.     

"Terima kasih." Kata Gu Xiaoran. Saat Gu Xiaoran mencoba menggerakkan kakinya, dia baru sadar kalau kakinya kesemutan dan sedikit kesakitan.     

"Kakinya kesemutan ya?" Mu Hua memberikan sebotol air mineral kepada Gu Xiaoran, lalu berjongkok dan memijat betis Gu Xiaoran dengan terampil.     

Kesemutan yang dirasakan Gu Xiaoran perlahan menghilang, dan Gu Xiaoran menatap Mu Hua dengan heran.     

"Tidak perlu menatapku dengan aneh, jika bukan karena bisnis keluarga Mu, aku sekarang sudah menjadi dokter." Mu Hua menatapnya sambil tersenyum tipis.     

Gu Xiaoran hanya terdiam, setelah menghabiskan waktu lebih dari satu tahun bersamanya, dia lupa bahwa dulu Mu Hua adalah murid dari Kakeknya. Dulu Mu Hua dan juga Gu Tianlei juga sering belajar bidang kedokteran dengan Kakek.     

"Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu pulang, dan malah pergi ke sini sendirian."     

Gu Xiaoran kepikiran tentang mimpi itu, mimpi seorang pemuda yang disebut raja serigala dan hal itu membuat hatinya bergetar hebat. Kemudian dia pun membungkukkan badannya untuk meraih tangan Mu Hua, "Sudah tidak kesemutan, terima kasih."     

Mu Hua sebenarnya tahu bahwa saat ini Gu Xiaoran masih merasakan kesemutan pada kakinya, namun Mu Hua juga menyadari bahwa Mu Hua tidak berniat mengatakannya. Sehingga Mu Hua pura-pura tidak melihatnya, "Selanjutnya, apa rencanamu?"     

"Pertama, aku akan mencari hotel untuk tinggal sementara. Kemudian menyewa rumah yang cocok. Saat aku di Amerika Serikat, aku sudah melamar pekerjaan di sini dan kebetulan aku juga sudah diterima. Jadwal kerja di perusahaan ini lebih santai, jadi aku bisa bekerja sembari melanjutkan studi setelah masa percobaan. Ketika Bibi selesai dengan urusannya, dia akan kembali dengan membawa Xiaohan lalu aku akan menetap di Seoul."     

"Sepertinya sekarang kamu belum punya tempat tinggal, kalau begitu bagaimana jika aku mengajakmu pulang bersamaku. Lagi pula aku hanya tingga bersama Kakekku di rumah, selain itu di rumah juga banyak kamar yang kosong."     

Gu Xiaoran sedikit terkekeh kemudian dia berkata, "Siapa tahu kamu adalah serigala jahat, dan aku adalah domba kecil yang dijebak, jangan-jangan di sana aku akan berakhir di mulut sang serigala."     

"Haha, kamu masih saja bisa bercanda." Mu Hua tertawa terbahak-bahak, "Kamu benar-benar ingin mencari rumah kan?"     

"Hmmm..."     

"Bagaimana kalau begini, rumah tua Kakekku kosong. Jadi sementara kamu bisa tinggal di sana, sambil menunggu kamu mendapatkan rumah yang cocok untukmu."     

"Aku merasa tidak enak denganmu." Kata Gu Xiaoran.     

"Aku biasanya sibuk dengan pekerjaan, terbang ke sana kemari sepanjang hari. Sedangkan Kakekku sendirian dan aku merasa khawatir, jadi anggap saja kamu membantuku untuk merawat Kakekku."     

Orang tua Mu Hua saat ini masih di Amerika Serikat dan Kakeknya tidak terbiasa dengan kehidupan di Amerika Serikat. Sehingga ketika Mu Hua pulang untuk berinvestasi, dia membawa kakeknya kembali bersamanya.     

Mu Hua adalah seorang pebisnis investasi, sehingga dia sering bepergian. Karena itu Kakeknya sering sendirian di rumah dan sebenarnya hal itu membuatnya merasa khawatir.     

Karena selama ini Mu Hua sudah sering membantu Gu Xiaoran dan bahkan dia juga merawat anak Gu Xiaoran dengan baik, karena itulah Gu Xiaoran tidak menolak tawarannya.     

Gu Xiaoran mengira bahwa 'Jiuzhou' hanyalah sebuah perusahaan kecil, namun tidak disangka ternyata 'Jiuzhou' adalah sebuah perusahan perdagangan dan komersial yang megah.     

Saat memasuki pintu utama, langsung terlihat kata 'Jiuzhou' terpasang di layar ukiran marmer. Terlihat artistik dan luar biasa.     

Di lantai pertama adalah showroom, dan lantai kedua adalah area kantor.     

Kemudian dia naik ke lantai dua dan langsung disambut dengan ruang resepsionis dengan tempat duduk berbentuk cincin, tempat ini memang dibuat khusus untuk tamu yang datang dengan urusan bisnis atau sedang menunggu seseorang.     

Pada saat ini ada banyak wanita muda yang cantik dan mengenakan pakaian mewah, mereka tampak berlalu-lalang memenuhi ruang resepsionis.     

Gu Xiaoran melihat jam tangannya untuk melihat waktu dan berjalan menghampiri wanita muda yang keluar sambil memegang dokumen lalu bertanya, "Permisi."     

Wanita itu meliriknya dan menunjuk ke arah ruang resepsionis sembari berkata, "Tunggu di sana, wawancara akan dilakukan dengan memanggil nama secara berurutan."     

Gu Xiaoran sudah lulus wawancara, tapi saat hendak menjelaskan, wanita itu sudah berjalan ke ruang resepsionis dan memulai memanggil nama satu demi satu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.