Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Meskipun Kamu Tidak Peduli, Aku Peduli



Meskipun Kamu Tidak Peduli, Aku Peduli

0Gu Xiaoran pergi tanpa kabar dan kembali tanpa kabar. Gu Tianlei merasa sangat yakin bahwa pasti ada sesuatu telah terjadi pada Gu Xiaoran.     
0

Gu Tianlei ingin tahu apa yang terjadi, namun jika Gu Xiaoran tidak mau memberitahunya, dia tidak akan mencoba mengorek bekas luka di dalam hatinya.     

Bagi Gu Tianlei, selama Gu Xiaoran sudah kembali, tidak ada yang lebih penting lagi baginya.     

Tiba-tiba terdengar ada suara seseorang yang mengetuk pintu.     

"Sana pergi buka pintu." Kata Gu Xiaoran, dia mengira orang tersebut adalah Cheng Xiaoyue datang.     

Saat ini Gu Tianlei sedang memeluk Gu Xiaoran, meskipun ada orang mengetuk pintu, dia memilih mengabaikannya. Tetapi ketika dia melihat wajah Gu Xiaoran menjadi muram, dan karena takut Gu Xiaoran akan marah, Gu Tianlei pun langsung melepaskan Gu Xiaoran dan bergegas pergi untuk membuka pintu.     

Setelah membuka pintu, Manajernya memandang Gu Tianlei yang berdiri di pintu dengan heran, karena dia tidak percaya apa yang telah dilihatnya.     

Selama lebih dari setahun ini, dia belum pernah sekali pun melihat Gu Tianlei berdiri dengan sadar di pagi hari.     

Jika tidak ada jadwal pemotretan, mereka harus datang ke sini setiap hari di depan pintu untuk membawa Gu Tianlei yang sedang mabuk, lalu berusaha menyadarkannya. Begitu Gu Tianlei melihat manajernya datang, dia segera menutup pintu tanpa ekspresi.     

Manajer tidak tahu bagaimana Gu Tianlei bisa berdiri dengan sadar dan tidak keberatan membuka pintu dengan tubuhnya yang sakit. Kemudian Manajernya itu berusaha masuk ke dalam rumah, "Hey bocah sialan, hari ini kamu harus pergi ke Binzhou untuk sesi pemotretan di tepi laut."     

"Lain hari saja." Kata Gu Tianlei dengan ekspresi kusut dan tidak seperti biasanya, kemudian dia pun berusaha mendorong manajernya keluar pintu. Hari ini akhirnya dia bisa bertemu Gu Xiaoran, sehingga dia merasa bahwa agenda pemotretan ini hanya menghalangi kegembiraannya.     

"Ini sudah batas waktunya, aku benar-benar tidak bisa lagi menundanya." Kata Manajer berusaha menahan gagang pintu dan tidak mau melepaskannya.     

Saat mendengar keributan itu, Gu Xiaoran pun langsung keluar dari dapur dan melihat Gu Tianlei memperlakukan Manajernya dengan kasar. Kemudian dengan mengerutkan kening dia berkata, "Tianlei, kenapa kamu tidak membiarkannya masuk."     

Gu Tianlei bukan hanya tidak mengizinkan orang itu masuk, tetapi juga berusaha untuk mengusirnya.     

Wajah Tianlei tampak tidak senang, lalu dia mengusir Manajernya, "Sana cepat pergi."     

Manajer itu melihat Gu Xiaoran dan langsung mengerti mengapa Gu Tianlei saat ini bisa sadar, kemudian dia berkata dan hampir meneteskan air mata, "Bibi, senang akhirnya kamu kembali, jika tidak, aku tidak akan tahan lagi dengannya."     

Mendengarkan kata-kata Manajer itu, Gu Xiaoran bisa membayangkan betapa buruknya sakit hati Gu Tianlei selama lebih dari setahun ini.     

Meskipun Gu Xiaoran masih muda, namun dia juga paham kenapa Gu Tianlei meminum alkohol sepanjang hari. Selain itu, kenapa tidak ada berita negatif tentangnya adalah berkat semua tim di belakangnya yang berusaha untuk menekannya.     

Selama lebih dari setahun ini, Manajer Gu Tianlei pasti merasa sangat kesulitan mengurus Gu Tianlei.     

Kemudian Gu Xiaoran menarik Gu Tianlei lalu berkata, "Masuk."     

Manajer Gu Tianlei itu pun buru-buru masuk ke dalam lalu menutup pintunya, kemudian dia tersenyum pada Gu Xiaoran, "Nona Gu, lama tidak berjumpa."     

"Kamu sudah sarapan belum? aku sudah memasak bubur, jika kamu belum makan, kita bisa makan bersama." Kata Gu Xiaoran sembari menyajikan bubur.     

Saat Manajernya Gu Tianlei hendak mengatakan dia mau sarapan, tiba-tiba Gu Tianlei menatapnya dengan tatapan yang tajam sehingga membuatnya tidak berani menyanggupi tawaran Gu Xiaoran.     

"Gu Tianlei, kamu memang cari mati?" Kata Gu Xiaoran sembari menampar Gu Tianlei, "Banyak orang sedang menunggumu, kenapa kamu tidak punya sopan santun? Cepat makan buburmu. Setelah selesai makan, lakukan apa yang harus dilakukan."     

"Aku tidak peduli."     

"Meskipun kamu tidak peduli, tapi aku peduli." Kata Gu Xiaoran sembari menyeretnya ke meja bundar kecil dan memaksanya untuk duduk, kemudian meletakkan semangkuk bubur di depan Gu Tianlei dan berkata lagi, "Gu Tianlei, aku kasih tahu, mulai hari ini dan seterusnya, jika kamu berani minum lagi dan tidak mau mendengarkan perkataanku baik-baik, jangan harap aku akan peduli padamu seumur hidup."     

Mendengar perkataan Gu Xiaoran, Gu Tianlei akhirnya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, lalu dia menurut dan makan bubur buatannya.     

Manajer belum pernah melihat Gu Tianlei begitu patuh pada orang lain seperti saat ini. Ketika melihat Gu Xiaoran menyajikan semangkuk bubur di hadapannya, dengan spontan dia ingin memanggilnya bibi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.