Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sakit Hati



Sakit Hati

0Gu Tianlei mabuk berat hingga membuatnya berhalusinasi. Saat mendengar suara Gu Xiaoran, dia masih bisa sedikit membuka matanya. Meskipun pandangan matanya kabur, namun dia masih bisa tersenyum ketika melihat Gu Xiaoran.     
0

"Bagus, makan obatnya sampai habis." Kata Gu Xiaoran sembari menepuk wajahnya lagi.     

Gu Tianlei menuruti Gu Xiaoran yang menyuruhnya memakan pil sambil setengah menyipitkan mata dan menatap Gu Xiaoran dengan senyum konyol, "Arak memang sangat enak, karena mabuk membuatku bisa melihatmu."     

Gu Xiaoran merasa sedih melihat kondisi Gu Tianlei yang seperti ini, kemudian dia pun mengeluarkan air mineral dan meminumkannya ke mulut Gu Tianlei. Untungnya dia masih bisa meminumnya seteguk demi seteguk.     

Kemudian Cheng Xiaoyue berdiri dengan perasaan sedih dan berkata, "Aku lelah, aku mau pulang, kamu rawat dia ya."     

"Xiaoyue, terima kasih!" Kata Gu Xiaoran.     

Sudut mulut Cheng Xiaoyue berkedut, dia ingin tersenyum tapi tidak bisa. Kemudian dia pun berjalan pergi begitu saja.     

Gu Xiaoran menemukan kunci Loteng Kecil dari baju Gu Tianlei, lalu Gu Xiaoran menyeret Gu Tianlei yang mabuk berat dengan susah payah masuk ke dalam rumah.     

Tidak lama kemudian ada sebuah mobil berhenti di pintu masuk gang dengan menurunkan jendelanya.     

Bai Mei yang tampak murung itu melihat ke tempat di mana Gu Tianlei duduk, "Ayo pergi."     

Perlahan mobil itu pun pergi.     

Gu Xiaoran masuk rumah lalu meletakkan Gu Tianlei yang mabuk dan mengigau itu ke sofa. Gu Tianlei mabuk tanpa membuat rusuh lagi dan langsung tertidur di sofa, dia terlihat penurut dan lucu.     

Saat ini dia terlihat lebih tinggi daripada setahun yang lalu, tetapi berat badannya turun drastis sehingga membuat Gu Xiaoran merasa sakit hati.     

Kemudian Gu Xiaoran pun naik ke lantai atas mengambil selimut untuk menyelimuti Gu Tianlei.     

Saat Gu Xiaoran melihat ke sekelilingnya, dia baru sadar bahwa semua yang ada di sekelilingnya masih terlihat sama persis seperti sebelum dia pergi. Seolah-olah tidak tersentuh sedikitpun, bahkan dua tumpukan barang yang ada di atas meja itu masih ada di sana, kecuali kaset yang sudah tidak ada.     

Ketika memikirkan tentang Mo Qing yang ada dalam kaset itu, tentu saja kaset itu sudah diambil oleh Mo Qing. Saat ini hati Gu Xiaoran dibanjiri dengan perasaan yang campur aduk.     

Gu Tianlei menekan perutnya dengan tangannya, lalu mengerutkan keningnya dan mengerang kesakitan.     

Gu Xiaoran segera menenangkan pikirannya yang kacau. Dia mengelus kepala Gu Tianlei sembari berkata, "Tianlei, bagaimana keadaanmu? Apa mau pergi ke rumah sakit?"     

Tapi Gu Tianlei tetap tidak menanggapi, dia kembali tidur sambil mengerutkan keningnya dan tangannya masih menekan bagian perutnya yang terasa sakit. Dia sudah muntah berkali-kali dan yang dimuntahkannya hanyalah air, entah sudah berapa lama dia tidak makan.     

Gu Xiaoran membuka kulkas dan seperti yang dia duga, kulkasnya kosong tidak ada apa-apa.     

Setelah Gu Tianlei terselimuti dengan baik, Gu Xiaoran pergi ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan makanan. Saat kembali ke Loteng Kecil dia memasak bubur ubi daging cincang.     

Gu Xiaoran tetap terjaga sampai jam 12 malam, tapi Gu Tianlei masih belum juga bangun. Gu Xiaoran tidak berani meninggalkannya sendirian, sehingga dia mengeluarkan piyama dari koper dan mandi di loteng kecil. Setelah selesai mandi dia melihat tubuh Gu Tianlei meringkuk kesakitan.     

Gu Xiaoran tidak tahu bagaimana dia menderita nyeri perut yang parah setelah dia sendiri tidak melihatnya selama lebih dari setahun ini. Kemudian Gu Xiaoran memijatnya dan mengompresnya dengan air hangat sesuai dengan metode yang telah dia baca sebelumnya untuk meredakan nyeri perut.     

Setelah meringkuk kesakitan sampai larut malam, tubuh Gu Tianlei perlahan menjadi lebih rileks, dan tangannya tidak lagi menekan perutnya.     

Saat ini Gu Xiaoran sudah lelah sampai pandangan matanya kabur, kemudian dia pun naik ke lantai atas untuk tidur.     

Pada pukul tujuh pagi, jam di dinding 'berbunyi'.     

Gu Tianlei terbangun dari tidurnya yang panjang dengan kepalanya yang sakit karena efek dari mabuk. Dia sedikit membuka matanya dan baru sadar bahwa dirinya berada di dalam Loteng Kecil.     

Karena dia berpikir kalau Cheng Xiaoyue yang memasukannya ke dalam, dia ingin memejamkan mata dan tidur lagi sembari menunggu sakit kepalanya berlalu. Namun tanpa sengaja lirikannya tertuju ke arah koper yang diletakkan di sampingnya.     

Gu Tianlei pun menoleh dan terkejut, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu dan segera beranjak dari sofa lalu naik ke lantai atas tanpa memperhatikan selimut yang jatuh ke lantai.     

Sesampainya di atas, Gu Tianlei melihat Gu Xiaoran sedang tertidur nyenyak di tempat tidur. Saat melihatnya, Gu Tianlei membuka matanya lebar-lebar dan tidak berani berkedip, dia takut jika apa yang dilihatnya adalah ilusi yang akan menghilang dengan sekali kedip.     

Kemudian Gu Tianlei perlahan-lahan berjalan menghampiri tempat tidur, dan sosok yang terbaring di tempat tidur itu tidak menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.