Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Singkirkan Dia



Singkirkan Dia

0Setelah mengatakan hal itu, Su Shanshan baru ingat bahwa saat ini di depannya ada Gu Xiaoran. Tentu saja dia akan malu jika mereka mengetahui Mo Qing tidak menjawab telepon darinya, sehingga dia pun mencari dalih dan menambahkan, "Dia pasti sedang sibuk, setelah ada waktu luang pasti dia akan menelepon balik."      
0

"Aku akan mencoba meneleponnya." Kata Chu Yang sembari menelepon Mo Qing dengan loudspeaker.     

Baru sekali dering suara Mo Qing langsung terdengar dengan nada marah, "Chu Yang, di mana Gu Xiaoran?"     

Saat mendengar Mo Qing langsung menanyakan Gu Xiaoran, wajah Su Shanshan seketika langsung berubah menjadi sangat jelek. Namun dia tetap tidak percaya bahwa Mo Qing yang mengejar-ngejar Gu Xiaoran. Dia pun menahan diri dan tidak menyela.     

"Di mobilku." Jawab Chu Yang santai.     

"Di mana kamu sekarang?" Tanya Mo Qing dengan nada suaranya yang terdengar seperti sedang menahan amarahnya.     

"Dalam perjalanan ke Jalan Barat."     

"Aku sudah di Jalan Barat, cepat kamu cari tempat untuk menepi, aku akan mencarimu."     

"Tapi bukan aku yang bisa memutuskan, itu tergantung Gu Xiaoran yang cantik mau atau tidak." Kata Chu Yang sambil tersenyum dan melirik Gu Xiaoran.     

"Chu Yang, jangan bercanda. Aku melihatmu, cepat menepi." Kata Mo Qing sesaat sebelum menutup telepon.     

Gu Xiaoran melihat ke arah depan, tampak tidak jauh mobil Mo Qing datang dari arah berlawanan, kemudian mobil itu berhenti di tengah jalan dan memaksa mobil Chu Yang untuk berhenti.     

Chu Yang hanya bisa tersenyum pahit sembari melirik Gu Xiaoran, dia menaikkan bahunya karena tidak berdaya melawannya lalu berkata, "Maaf."     

"Tidak, terima kasih." Gu Xiaoran tersenyum lalu mengambil koper dan keluar dari mobil.     

Saat melihat hal itu, Su Shanshan masih bengong, diam tanpa suara. Ketika mendengar kata-kata Mo Qing saat di telepon itu sangat jelas menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara Gu Xiaoran dan Mo Qing. Siapapun yang memiliki otak pasti akan bisa langsung memahami hal itu.     

Setelah Gu Xiaoran keluar dari mobil, dia melihat ke depan. Tidak lama kemudian Mo Qing juga keluar dari mobilnya dan melangkah menghampirinya, sedangkan Gu Xiaoran sibuk mengalihkan pandangannya ke pusat perbelanjaan yang ada di sekitarnya.      

Kemudian Gu Xiaoran pun masuk ke dalam mal, dia melepas jaket dan melepas jepit rambut dengan tangannya. Seketika rambutnya yang panjang itu terurai dan meluncur ke bawah. Jika dilihat dari belakang, dia tampak seperti orang yang berbeda, kemudian merek Gu Xiaoran pun berbaur dalam keramaian dan berjalan ke sisi pintu utama.     

Sosok Mo Qing yang tinggi dan gagah terpantul dari jendela kaca pintu masuk mal. Saat itu juga ada seorang pemuda yang mengatakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Mo Qing.     

Gu Xiaoran sudah mengenal Mo Qing selama bertahun-tahun, namun dia tidak pernah sekalipun merayakan hari ulang tahunnya.     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam dan berhenti menatapnya, dia takut jika melihatnya hanya akan membuat dirinya terpesona lagi padanya.     

Mo Qing mengamati kerumunan dan matanya langsung tertuju pada punggung Gu Xiaoran yang sedang memilih pakaian. Saat itu juga tiba-tiba ponselnya berdering, baru beberapa detik melihat layar ponselnya, sosok Gu Xiaoran itu telah menghilang dari pandangan matanya.     

Mo Qing sibuk mencoba menelepon Gu Xiaoran, tapi ponselnya mati.     

Saat ini ekspresi wajah Mo Qing langsung berubah muram dalam sekejap. Tiba-tiba ponselnya berdering lagi, dia menekan tombol jawab dengan emosi dan mengangkat telepon.     

Saat ini Lin Yizhi melipat kedua tangannya di depan dada sambil berjalan bolak-balik dengan cemas di pintu masuk lift.     

Setelah pintu lift terbuka, akhirnya dia pun bisa menghela napas lega melihat Mo Qing berdiri di lift. Sembari melirik ke arah kantor dia berkata lirih, "Tuan Muda, untung kamu sudah datang. Jika tidak, Tuan Besar akan membakar habis ruangan kantor direktur."     

Baru saja Mo Qing kehilangan Gu Xiaoran dan kini suasana hatinya sedang buruk. Dengan ekspresi wajahnya yang dingin, dia berjalan menuju kantor direktur.     

Lin Yizhi mengikutinya dan berbisik, "Mo Qing, jangan membuat ayahmu marah lagi."     

Mo Qing sudah tahu bahwa ayahnya marah bukan karena urusan bisnis.     

Dengan memanggilnya Mo Qing, itu berarti Lin Yizhi sedang menasihatinya sebagai saudara.     

Mo Qing menepuk bahunya dan berkata, "Aku tahu cara yang tepat."     

Saat ini Mo Zhenzhong sedang mendengarkan laporan dari sekretaris, dan saat dia melihat Mo Qing masuk, wajahnya langsung langsung berubah menjadi muram, kemudian dia bergumam berat, "Rupanya masih sadar diri untuk datang."     

Mo Qing melirik sekretaris itu dengan tatapan yang sinis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.