Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Ada yang Boleh Menyentuh Wanitaku (2)



Tidak Ada yang Boleh Menyentuh Wanitaku (2)

"Selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan apapun yang kamu mau."     

Mo Qing membuka pintu kantor tanpa menoleh lagi ke belakang.     

Saat ini Mo Zhenzhong hanya bisa memandangi sosok putranya yang tinggi itu pergi meninggalkannya. Diam-diam dia pun menggertakan giginya karena marah, tapi akhirnya dia menarik napas, kemudian dia berkata, "Besok adalah hari peringatan kematian Ibumu."     

Mo Qing menoleh kembali melihat ayahnya. Sejak kematian ibunya, ayahnya belum menikah lagi. Dalam dua tahun terakhir ini Mo Qing merasa bahwa ayahnya sudah terlihat semakin menua, terlihat dari rambut di sekitar telinganya yang mulai beruban. Kemudian Mo Qing pun berkata dengan lembut, "Aku akan datang."     

Pada akhirnya pintu kantor pun tertutup. Mo Zhenzhong menggosok pelipisnya yang tegang, kemudian dia mengeluarkan dompet yang berisi foto lama yang sudah memudar, wanita yang ada dalam foto itu terlihat sangat cantik, sangat muda, senyumannya tampak sangat indah, layaknya bunga-bunga yang bermekaran di musim semi.     

Mo Zhenzhong menatap foto itu dengan penuh kerinduan, lalu menghela napas dan berkata dengan lembut, "Istriku, anak kita sudah tumbuh dewasa dan dia tidak mau mendengarkanku lagi. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?"     

Tentu sifat anaknya itu sama seperti Mo Zhenzhong ketika dia masih muda. Saat dia sudah memutuskan apa yang akan dilakukan, siapapun tidak akan bisa menghalanginya.     

Sama seperti ketika dia jatuh cinta kepada ibu Mo Qing saat pandangan pertama, yang membuatnya tidak akan bisa mencari wanita lain untuk selamanya.     

Tapi yang paling membuatnya sakit kepala adalah Mo Qing memutuskan untuk bersama putri dari musuh mereka, Gu Xiaoran!     

Meskipun Mo Zhenzhong juga berpikiran untuk menggunakan cara ekstrem agar Gu Xiaoran menghilang dari dunia ini. Namun, tanpa ada Gu Xiaoran, Gu Zhengrong tidak akan bisa patuh padanya, dan petunjuk yang telah diselidiki selama bertahun-tahun ini pasti akan menemui jalan buntu.     

Terlebih lagi, jika dia benar-benar membuat Mo Qing marah, entah apa yang akan terjadi, bahkan Mo Zhenzhong sendiri tidak bisa membayangkannya.     

Mo Qing biasanya selalu bersikap sabar kepada ayahnya, namun jika dia benar-benar marah, Mo Zhenzhong mungkin tidak akan bisa menahannya.     

Setelah Mo Qing meninggalkan kantor, dia segera memanggil Lin Yizhi, "Yizhi, cetak salinan semua catatan perjalanan ke luar negeri Ayahku selama satu setengah tahun ini dan hasilnya berikan padaku."     

Setelah itu Mo Qing langsung menelepon Zhuo Ran, "Zhuo Ran, cari tahu siapa saja yang ditemui ayahku dalam dua tahun terakhir."     

Mo Qing ingat saat Gu Xiaoran menelan kembali kata-katanya saat menyebut nama ayahnya. Saat itu intuisinya mengatakan bahwa Gu Xiaoran telah bertemu dengan ayahnya saat sedang berada di Amerika Serikat.     

Mo Qing sudah menggunakan semua jaringan yang dimilikinya, namun dia tetap kesulitan menemukan keberadaan Gu Xiaoran. Tapi entah kenapa ayahnya bisa bertemu dengannya semudah itu di Amerika Serikat. Ini hanya ada satu kemungkinan, pasti ada keterkaitan antara Mo Zhenzhong dengan orang yang menghapus catatan perjalanan Gu Xiaoran.     

Tidak hanya itu, kemungkinan besar orang tersebut adalah Pisau tersembunyi lainnya selain Shen Lang.     

***     

Gu Xiaoran meninggalkan mal dan naik taksi menuju ke Loteng Kecil.     

Ketika hendak pergi, Gu Xiaoran sengaja meninggalkan kuncinya. Karena saat itu dia tidak berniat untuk tinggal lagi di Loteng Kecil, tapi saat ini dia ingin pergi ke sana hanya untuk sekedar melihatnya sekali lagi.     

Setelah turun dari taksi, Gu Xiaoran menyeret koper dan berjalan menyusuri gang yang sudah tidak asing lagi baginya.     

Setelah melewati pintu masuk gang, ada sebuah mobil limosin berwarna hitam mengkilap terparkir, tapi dia tidak bisa melihat ada siapapun yang duduk di dalam mobil tersebut. Sehingga mau tidak mau Gu Xiaoran pun melihat dengan lebih dekat.     

Tidak lama kemudian tiba-tiba terdengar suara tangisan Xiaoyue dari arah Loteng Kecil, "Jangan minum, tolong jangan minum lagi."     

"Pergi!" Teriak Tianlei dengan emosi.     

"Meskipun kamu minum sampai mati, percuma saja dia tidak akan kembali!" Teriak Xiaoyue dengan tangis bercampur amarah.     

Gu Xiaoran sedikit terkejut, sehingga dia pun langsung menoleh ke arah mereka, dan saat itu juga dia melihat ada dua orang di pintu Loteng Kecil. Kemudian Gu Xiaoran pun langsung menghampiri mereka dengan.     

Gu Xiaoran melihat Gu Tianlei yang sedang bersandar di pintu besi Loteng Kecil. Gu Tianlei memiringkan kepalanya sembari mengisi mulutnya dengan arak, sebotol arak itu sudah hampir habis diminumnya.     

Cheng Xiaoyue berusaha untuk mengambil botol arak itu darinya, "Dasar sialan, jika kamu terus seperti ini, kamu akan mati."     

"Minggir!" Tianlei menampar tangan Cheng Xiaoyue untuk menghentikannya, dia sudah setengah mabuk sehingga kehilangan kesadarannya.     

Gu Tianlei bergerak sedikit dan tubuhnya tersungkur seperti terseret, tubuhnya yang kesakitan itu langsung meringkuk dan wajahnya tampak sangat pucat.     

Cheng Xiaoyue pun dengan cepat langsung menolongnya, "Apa sakit perutnya kambuh lagi? Kamu membawa obat tidak?"      

Cheng Xiaoyue berkata dengan gelisah, kemudian dia merogoh pakaian Tianlei untuk mencari obat yang biasa diminum Gu Tianlei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.