Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Ada yang Boleh Menyentuh Wanitaku (1)



Tidak Ada yang Boleh Menyentuh Wanitaku (1)

0Sekretaris itu menggigil ketakutan, dia pun segera memeluk dokumennya. Lalu membungkuk ke arah Mo Zhenzhong dan berjalan pergi menuju pintu. Ketika melewati Mo Qing, dia melihat sudut mulut Mo Qing menyeringai, sehingga membuatnya salah melangkah dan hampir jatuh.     
0

Tidak lama kemudian Mo Qing pun berhenti meliriknya, lalu dia pun duduk di sofa dan meregangkan kakinya dengan santai.     

Mo Zhenzhong mengerutkan keningnya sembari berkata, "Kamu tidak perlu menatapnya seperti itu, karena harus selalu ada anak buahku untuk mengawasimu di sekitarmu."     

"Aku tidak keberatan." Kata Mo Qing, bagaimanapun juga dia hanya menganggap mereka hanya seperti beberapa kecoak yang suka mengadu, sehingga dia tidak terlalu berbicara panjang lebar untuk menanggapinya.     

Mo Zhenzhong melihat arlojinya dan tiba-tiba dia ingat bahwa masih ada urusan lain yang harus diselesaikan. Karena tidak ada banyak waktu untuk mengobrol dengan Mo Qing, sehingga Mo Zhenzhong pun langsung membuka pembicaraan tanpa basa-basi, "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"     

"Ayah berjanji padaku untuk tidak mengganggu kehidupan pribadiku." Mo Qing menyingkirkan keningnya, ekspresi saat ini menunjukkan bahwa dia sedang dalam suasana hati yang buruk.     

"Apakah kamu lupa bagaimana Ibu dan Kakak Perempuanmu meninggal?"     

"Aku tidak akan lupa, tapi itu tidak berarti aku harus mendengarkanmu dalam segala hal."     

"Kurang ajar." Kata Mo Zhenzhong sambil menggebrak meja.     

Kemudian Mo Qing berbalik badan dan berjalan ke arah pintu.     

"Bagaimana dengan masalah Gu Xiaoran?"     

Mo Qing tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menjawab, "Itu urusan pribadiku."      

Mo Qing tahu bahwa Su Shanshan telah mengetahui permasalah antara dirinya dengan Gu Xiaoran, namun Mo Qing tidak menyangka ternyata Su Shanshan akan memberitahu ayahnya.     

Mo Zhenzhong bergumam dingin diwarnai dengan kebencian, "Dia adalah putri Gu Zhengrong, jadi urusanmu dengan dia bukanlah masalah pribadi."     

"Sudah aku bilang, aku tidak akan melepaskan satupun keluarga Gu, apalagi yang Ayah khawatirkan?"     

"Apa kamu yakin? Baru saja gadis dari keluarga Gu itu kembali ke negara ini, kamu langsung mengejarnya dan kamu memintaku untuk tetap tenang?"     

"Untuk menjebak orang-orang itu, kita hanya bisa mengandalkan Gu Zhengrong, dan sekarang Gu Zhengrong hanya peduli pada Gu Xiaoran. Jadi bisa dibilang kalau mengendalikan Gu Xiaoran sama dengan mengendalikan Gu Zhengrong, alasannya begitu sederhana, tidak mungkin Ayah tidak mengerti."     

"Menurutku, sepertinya kamu menyimpan perasaan terhadap Gu Xiaoran."     

"Jadi bagaimana? Ayah hanya perlu menunggu dan melihat hasilnya."     

"Sampai kapan kamu ingin aku menunggu?"     

"Bertahun-tahun Ayah selalu bisa menunggu, kenapa Ayah tiba-tiba tidak bisa bersabar kali ini?      

"Aku bisa menunggu, tapi Ibumu dan Kakakmu Perempuanmu tidak bisa."     

Mo Zhenzhong marah hingga melemparkan setumpuk foto di atas meja.     

Foto-foto itu pun jatuh bertebaran, gambar yang ada di dalam foto itu adalah seorang gadis berusia sepuluh tahun dan seorang wanita muda berusia tiga puluhan yang ditelanjangi. Tubuhnya penuh dengan memar dan bekas diperkosa dengan cara yang mengerikan.     

Gadis muda itu adalah putri tertua Mo Zhenzhong, dan merupakan kakak perempuan dari Mo Qing. Sedangkan wanita muda yang ada dalam foto itu adalah istri Mo Zhenzhong, ibu Mo Qing.     

Melihat foto itu tubuh Mo Qing seketika langsung terdiam membeku, kemudian dia mengepalkan tangannya dan bertanya, "Dari mana asalnya foto-foto ini?"     

"Dari sebuah surat tanpa identitas pengirimnya, jadi aku tidak tahu siapa yang mengirimnya." Kala itu di gudang yang sudah tidak terpakai, adegan di mana dia menemukan tubuh istri dan putrinya yang menyedihkan kembali muncul di dalam benaknya. Kemudian Mo Zhenzhong memejamkan matanya dengan menahan luka batin yang begitu mendalam. Meskipun kejadian itu sudah lebih dari dua puluh tahun yang lalu, namun ingatan tentang kejadian itu seolah masih baru saja terjadi.     

Saat kembali mengingat kejadian itu, tiba-tiba mulut Mo Qing menyeringai, dan pelipisnya tampak berdenyut karena menahan amarah.     

Beberapa tahun ini, dia sudah mencari orang-orang yang melakukan perbuatan keji itu, namun mereka seperti menghilang ditelan bumi.     

Foto-foto itu tidak dikirim di pagi hari, tidak juga di malam hari, tetapi dikirim bersamaan ketika Gu Xiaoran kembali. Entah kenapa Mo Qing punya firasat bahwa foto-foto ini memang sengaja dikirim untuk Gu Xiaoran.     

Perlahan Mo Zhenzhong meletakkan kembali foto-foto itu di atas meja, "Apa kamu ingin Gu Xiaoran bernasib sama seperti Kakak Perempuan dan Ibumu?"     

"Dia… Hanya aku yang bisa menyentuhnya. Selain aku, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyentuhnya, termasuk juga Ayah." Kata Mo Qing, kemudian dia terdiam sejenak sambil sedikit menundukkan kepala, setelah itu dia melanjutkan lagi, "Maaf Ayah, aku keluar dulu."     

Urat-urat di dahi Mo Zhenzhong tampak menonjol saat melihat Mo Qing selalu tidak sependapat dengannya mengenai masalah tentang Gu Xiaoran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.