Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Permainan Baru Saja Dimulai (5)



Permainan Baru Saja Dimulai (5)

0Mo Qing mengambil pakaian yang berserakan di tanah, lalu menutupi tubuh Gu Xiaoran dan langsung mendorongnya masuk ke dalam mobil. Kemudian Mo Qing melemparkan koper ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.     
0

Dalam sekejap mobil itu pun langsung melesat begitu cepat, sehingga membuat Gu Xiaoran pusing dan tidak jadi marah.     

Dengan buru-buru Gu Xiaoran mengenakan pakaiannya lalu berkata, "Brengsek, berhenti."     

"Masih saja marah." Kata Mo Qing sembari menginjak rem dan berhenti di tepi jalan.     

Gu Xiaoran membuka pintu mobil, dan hampir terguling saat mencoba merangkak keluar dari mobil, setelah itu dia jongkok di pinggir jalan dan muntah-muntah.     

Kemudian Mo Qing mengambil tisu dan keluar dari mobilnya, lalu dia berjongkok di depannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melihat wajah Gu Xiaoran yang pucat karena muntah-muntah.     

Ketika dia hamil, apakah dia akan muntah seperti ini? Batin Mo Qing.     

Mo Qing menarik tisu dan menyerahkannya kepada Gu Xiaoran. Namun Gu Xiaoran tidak menanggapinya, dia mengabaikannya dan mengusap mulutnya dengan tangannya sendiri. Dengan ekspresi wajahnya yang dingin dia langsung pergi membuka pintu dan mengambil kopernya.     

Dengan cepat Mo Qing langsung meraih tangan Gu Xiaoran yang sedang menarik pintu mobil dan langsung menghentikan gerakannya.     

Kehangatan dari telapak tangan Mo Qing itu seketika langsung menjalar sampai ke punggung tangannya. Gu Xiaoran segera menarik kembali tangannya dengan keras, saat ini jantungnya berdebar sangat kencang.     

Tidak peduli berapa banyak waktu yang dia habiskan, Gu Xiaoran tetap tidak bisa melupakannya.     

Tapi tiba-tiba Gu Xiaoran berpikir, setelah semua yang telah dia lalui, ditambah dengan kehadiran Xiaohan, saat ini dia bukan lagi gadis kecil yang lugu seperti dulu. Jadi jika dia bertemu Mo Qing, dia tidak akan ragu kepadanya.     

Tapi Mo Qing tidak mengenal aturan, Mo Qing selalu muncul dengan cara yang tidak dia duga, lalu membawanya dengan paksa dan membuatnya hampir tidak mungkin untuk merasakan ketenangan. Begitu Mo Qing muncul, semuanya pasti akan menjadi berantakan.     

Gu Xiaoran menoleh, lalu melihat mata Mo Qing masih hitam seperti tinta dengan kedalaman yang tidak berujung, dan masih sama seperti sebelumnya. Tidak peduli seberapa besar Gu Xiaoran membencinya, ketika dia melihat tatapan matanya ini, dia merasa tidak ingin pergi darinya.     

Kemudian Gu Xiaoran memaksakan diri untuk berpaling darinya, berlari melewatinya, dan langsung masuk ke dalam bus yang berhenti di depannya.     

Mo Qing pun langsung mengejarnya, Gu Xiaoran mengira Mo Qing akan menariknya keluar dari bus.     

Gu Xiaoran berpikir sejenak, kalau Mo Qing berani melakukannya, dia akan meminta sopir untuk menyuruhnya keluar dari bus.     

Akhirnya, ketika Gu Xiaoran baru saja duduk di kursi, saat itu juga Mo Qing ikut duduk di kursi kosong yang ada di sebelahnya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Gu Xiaoran menggertakkan giginya dengan penuh kebencian.     

"Karena aku datang untuk menjemputmu, tentu saja aku harus kembali bersamamu." Dengan reflek Mo Qing spontan merangkul bahu Gu Xiaoran, dia memeluk Gu Xiaoran begitu mesra layaknya orang yang sedang berpacaran.     

Menjemputku? Jelas-jelas Mo Qing menculikku dan memperkosaku 'di depan umum'.     

Meskipun para juniornya membalikkan badan mereka dan tidak ada yang berani melihatnya. Namun Gu Xiaoran tetap saja merasa kesal, dia menatap Mo Qing dengan penuh kebencian.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran teringat sesuatu, dia ingat bahwa Mo Qing tidak mengunci mobilnya dan kemungkinan siapa pun bisa masuk dan mengambil barang-barang di dalam mobil.     

"Bagaimana dengan mobilmu?"     

"Aku biarkan di sana, polisi pasti akan menyeretnya."     

Gu Xiaoran seketika langsung beranjak dari kursi lalu berteriak, "Pak sopir, tolong hentikan busnya."     

Gu Xiaoran memiliki banyak dokumen penting yang tertinggal di dalam kopernya. Mo Qing punya banyak uang, wajar kalau dia tidak terlalu peduli dengan mobilnya, tetapi Gu Xiaoran tidak mungkin tidak peduli dengan dokumennya itu.     

Sudut mulut Mo Qing sedikit terangkat, tampak senyuman yang penuh dengan kepuasan di wajahnya, kemudian dia pun berdiri mengikuti Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran sangat marah hingga paru-parunya seolah akan meledak, saat ini dia merasa Mo Qing memang benar-benar orang yang brengsek.     

Tidak lama kemudian pintu bus pun terbuka.     

Gu Xiaoran melihat tatapan mata Mo Qing yang masih sempat untuk menggodanya, sehingga Gu Xiaoran pun emosi dan langsung menendang betisnya dengan keras sembari berkata, "Kamu memang orang yang tidak punya otak."      

Setelah itu Gu Xiaoran langsung turun dan keluar dari bus.     

Mo Qing menarik sudut bibirnya, namun senyum di matanya semakin mendalam. Akhirnya mereka berdua keluar dari bus.     

Beberapa saat kemudian kemudian, Gu Xiaoran memelototinya dan duduk di kursi belakang mobil.     

Mo Qing tidak memaksanya untuk kembali, Gu Xiaoran sendiri yang masuk ke mobil dengan kemauannya sendiri. Kemudian Mo Qing mengencangkan sabuk pengamannya sambil meliriknya dari kaca spion, "Kamu melarikan diri tanpa sepatah kata pun, tapi sekarang kamu memilih kembali, bukankah ini berarti sudah waktunya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milikku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.