Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Permainan Baru Saja Dimulai (1)



Permainan Baru Saja Dimulai (1)

0"Faktanya, Gu Xiaoran sudah cukup disakiti olehmu, tidak bisakah kamu melepaskannya?"     
0

Lin Yizhi telah bersama Mo Qing selama bertahun-tahun dan tahu betapa Mo Qing membenci keluarga Gu. Tidak peduli apa yang Mo Qing pikirkan tentang Gu Xiaoran, namun ada satu hal yang bisa dia pastikan, bahwa keluarga Gu tidak akan mengizinkan Gu Xiaoran untuk berhubungan dengan Mo Qing.     

Bagaimana pun juga Mo Qing tidak bisa menikahi Gu Xiaoran, namun dia mempermainkan Gu Xiaoran dengan berbagai cara dan membuat Gu Xiaoran dalam kesulitan.     

Mo Qing telah menyakiti Gu Xiaoran dan Gu Xiaoran juga telah menyakitinya, dalam hal ini tidak ada yang bisa dikatakan mana yang lebih baik diantara mereka berdua.     

Lin Yizhi tidak berniat membela Gu Xiaoran, tapi dia hanya tidak ingin Mo Qing memperlakukan Gu Xiaoran dengan cara yang seperti ini.     

Mo Qing meliriknya dengan ringan sembari memainkan kertas faks yang dibawakan oleh Lin Yizhi, lalu dia pun tersenyum dingin.     

"Menurutmu Xiaoran sangat sengsara? Tapi menurutku itu belum cukup, bagaimana menurutmu?"     

"Memangnya rencana apa lagi yang akan kamu lakukan untuk Gu Zhengrong?" Lin Yizhi mengerutkan alisnya, ada Gu Zhengrong di antara Mo Qing dan Gu Xiaoran, dan ini adalah simpul mati yang tidak bisa dilepaskan.     

Mo Qing sedikit menyipitkan matanya, dan untuk sesaat tubuhnya terasa dingin, seolah-olah saat ini dia berada di rumah batu yang bersimbah darah itu.     

Saat itu selama tiga hari tiga malam, ibu dan kakak perempuan menderita di bawah kakinya, dan akhirnya meninggal dengan tragis.     

Tangan Mo Qing yang diletakkan di atas meja tiba-tiba mengepal keras, lalu tatapannya menjadi dingin seolah ada lapisan-lapisan es yang tebal di matanya.     

Dia tidak akan membiarkan semua orang yang telah membunuh ibu dan kakak perempuannya itu bisa bebas begitu saja.     

Bagi Mo Qing, tidak cukup membalaskan dendamnya jika hanya memberikan kematian kepada mereka.     

Mo Qing ingin mereka merasa bahwa akan selalu ada harapan untuk mereka dapatkan lagi dan lagi, tetapi pada akhirnya mereka akan menyadari bahwa mereka tidak mendapatkannya, dan dari awal sampai akhir mereka tidak akan mendapatkan apapun.     

Ini merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan Mo Qing untuk membalaskan dendamnya. Dia akan membuat Gu Zhengrong merasakan kehilangan sebelum dia mati.     

"Qing…" Lin Yizhi menatap Mo Qing sejenak sebelum membuka mulutnya, dia tidak memanggilnya Mo Qing atau Tuan Mo, tetapi langsung namanya. Itu artinya dia berbicara dengannya sebagai teman, "Perasaan adalah pisau bermata dua, jika kamu menyakitinya kamu juga akan tersakiti."     

"Yi Zhi, sampai pada titik ini, apakah menurutmu aku akan mengakhirinya dengan baik?"     

Lin Yizhi menghela napas, lalu dia menggelengkan kepalanya tanpa daya dan pergi sambil membawa berkas yang sudah ditandatangani oleh Mo Qing.     

Saat ini Mo Qing duduk dan bersandar pada sandaran kursi yang ada di belakangnya, kemudian dia mengangkat kertas faks untuk membacanya lagi.     

Mo Qing menggunakan kekuasaan Imperial Group untuk menyuruh Louis memecat Gu Xiaoran dan melarang semua perusahaan untuk mempekerjakannya.     

Siapa pun yang memiliki kerjasama bisnis dengan Imperial Group, dan mereka yang tidak ingin menjadi musuh Imperial Group tidak akan berani menerima Gu Xiaoran untuk bekerja di perusahaan mereka. Karena mereka takut itu akan menimbulkan masalah bagi mereka.     

Dengan begitu Gu Xiaoran tidak akan mungkin mengembangkan karirnya lebih lanjut di Amerika Serikat.     

Gu Xiaoran adalah orang yang cerdas, dan dengan sendirinya dia pasti sudah menebak kalau ini adalah akal-akalan Mo Qing, tentu saja Gu Xiaoran juga tahu meskipun dirinya meninggalkan Amerika Serikat dan pergi ke tempat lain, hasilnya akan tetap sama.      

Hanya ada satu tempat bagi Gu Xiaoran untuk dituju, yaitu kembali di bawah pengawasannya.     

Saat memikirkan hal itu, Mo Qing bisa membayangkan wajah Gu Xiaoran menggertakan gigi karena membencinya.     

Tiba-tiba sudut mulutnya sedikit terangkat, dia tahu Gu Xiaoran pasti akan mengutuknya. Bahkan mungkin Gu Xiaoran akan mengutuk Mo Qing sampai leluhur-leluhurnya.     

Setelah beberapa saat merenung dalam suasana hening yang panjang, "Jam sebelas!"     

Jika tidak begini, bagaimana kamu bersedia membawa anakku kembali.     

Meskipun sekarang aku tidak bisa bertemu anakku, aku masih bisa membiarkannya hidup dengan baik di bawah pengawasanku.     

Mo Qing dengan santainya mengambil dokumen yang ada di sebelahnya. Itu merupakan tumpukan kertas fotokopi tebal, isinya penuh dengan catatan rinci perjalanan harian Gu Xiaoran. Sambil tersenyum Mo Qing terus membaca dokumen itu dengan hati-hati.     

Jika Gu Xiaoran tahu bahwa selalu ada sepasang mata yang selalu membuntutinya, dia pasti akan sangat marah.     

Tiba-tiba Mo Qing tersenyum karena membayangkan bagaimana saat Gu Xiaoran marah karena tindakan yang sudah dia lakukan.     

Kemudian Mo Qing meletakkan dokumen tersebut sembari berkata, "Silakan saja marah semaumu, permainan kita baru saja dimulai."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.