Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sangat Tidak Sabar (3)



Sangat Tidak Sabar (3)

0Gu Xiaoran mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, reputasi Mo Qing sebagai seorang playboy benar-benar tidak muncul begitu saja.     
0

Setelah meninggalkan kafe, Mo Qing melepas jas buatan tangan berkualitas tinggi yang dia kenakan, lalu dia melemparkan jas tersebut bersama dengan setumpuk kertas kecil. Kemudian dia berkata kepada asistennya, "Buat bau ini menghilang dari muka bumi, aku tidak mau mencium bau itu lagi."     

Asisten itu tidak seberapa terkejut dengan tindakan yang dilakukan Mo Qing saat ini. Kemudian asisten tersebut menjawabnya dengan tenang dan pergi sambil membawa jas dan potongan-potongan kertas itu.      

Saat melihat tindakan Mo Qing yang seperti itu, Gu Xiaoran hanya tertawa kecil tanpa berkata-kata, kesombongan orang ini benar-benar tidak bisa diobati. Batin Gu Xiaoran dalam benaknya.     

Mo Qing tidak berjalan ke tempat pertemuan, namun dia langsung keluar dari gedung sektor perdagangan dan berjalan ke arah mobil yang diparkir di pintu masuk.     

Saat itu asistennya sudah siap membukakan pintu mobil untuknya. Kemudian Mo Qing pun duduk di kursi belakang, dan wajahnya tiba-tiba tampak muram.     

Sepertinya tidak senang dengan 'seleksi pengantin' barusan.     

Ketika Gu Xiaoran melihat bahwa asistennya akan menutup pintu mobil, dia pun langsung meraih pintu itu sembari berkata, "Tuan Mo, perusahaan kita…"     

Wajah Gu Xiaoran memperlihatkan senyum yang sopan, namun dalam hati dia masih terus-menerus mencacinya. Dasar bajingan, berani-beraninya mempermainkanku, sekali lagi kamu melakukan itu, aku akan membuatmu menjadi kasim. Batinnya kesal.     

"Tidak naik?" Kata Mo Qing sembari mengerutkan keningnya.     

Senyum di wajah Gu Xiaoran tampak sedikit menegang. Jika dia masuk ke dalam mobil, maka itu sama saja seperti masuk ke dalam kandang serigala, dan sama saja seperti cari mati.     

"Jalan!" Teriak Mo Qing sambil mengalihkan pandangannya ke arah Gu Xiaoran.     

Asisten Mo Qing itu dengan sopan memberi isyarat kepada Gu Xiaoran agar melangkah mundur dan tidak menghalanginya untuk menutup pintu mobil.     

Kemudian Gu Xiaoran pun dengan buru-buru masuk ke dalam mobil. Setelah itu pintu mobil pun tertutup.     

"Kamu sedang mencari pasangan hidup?" Gu Xiaoran menatap wajah Mo Qing yang tampak tidak senang, dan akhirnya Mo Qing mencoba menghibur dirinya sendiri.     

Sebelumnya, ketika dua marga Mo dan Cheng menentukan pernikahan mereka, Mo Qing secara terbuka mengatakan kepada media bahwa Cheng Peini adalah tunangannya. Namun kemudian dia memutus ikatan antara keluarga Mo dan Cheng yang sudah dijalin dengan baik itu.     

Kemarin ada kabar lagi bahwa pernikahannya dengan Cheng Peini akan dibatalkan, karena itu hari ini Mo Qing sedang memilih calon pasangannya.     

Tentu saja Gu Xiaoran tidak mungkin tidak meragukan motif Mo Qing dalam memilih calon pasangan.     

Mo Qing melirik Gu Xiaoran sekilas tanpa memperhatikannya lebih dalam.     

Gu Xiaoran pura-pura batuk, kemudian dia menyerahkan proposalnya sembari berkata, "Sekarang, apa kamu punya waktu untuk membacanya?"     

Tangan Mo Qing memegang kepala Gu Xiaoran, kemudian dia menjentikkan jarinya di sudut dahinya, tidak lama kemudian dia mengatakan, "Tidak!"     

"Kenapa tidak mau melihatnya, memangnya aku dipanggil datang ke sini untuk apa? Apa hanya untuk melihatmu memilih jodoh?" Kata Gu Xiaoran yang marah karena melihat Mo Qing yang hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa, tapi bilang tidak ada waktu.     

Kemudian Mo Qing menoleh untuk menatapnya, lalu tersenyum dan bertanya balik, "Menurutmu?"     

"Dasar cabul." Gu Xiaoran menggertakkan giginya dengan penuh kebencian.     

Senyum di sudut bibir Mo Qing semakin dalam.     

Gu Xiaoran merasa dipermainkan olehnya, dia sangat marah dan bersikeras menaruh proposalnya ke pangkuan Mo Qing, "Lihat dulu, apa kamu marah padaku?"     

Senyum Mo Qing seketika langsung memudar, dan tiba-tiba dia berkata dengan sikapnya yang dingin, "Turun."     

"Apa?" Gu Xiaoran pun langsung menoleh ke belakang dan dia baru sadar bahwa mobil yang ditumpanginya sudah jauh dari tempat pertemuan. Jika dia diturunkan di sini dan mencoba bergegas kembali ke tempat pertemuan, sampai sana pasti pertemuannya sudah hampir selesai.     

Gu Xiaoran sudah menghabiskan waktu seharian, dan ternyata dia tidak mendapat hasil apapun. Namun Gu Xiaoran tentu saja tidak ingin kembali hanya dengan tangan kosong.     

"Hei, kami sedang menunggu bagian finansial Perusahaan Vollman untuk makan bersama."     

"Benarkah?" Mo Qing menoleh saat mendengar pembicaraan itu, kemudian dia mendorong pintu mobil dan menyuruh Gu Xiaoran untuk keluar dari mobilnya, "Sayangnya, sekarang aku tidak ingin memberi kalian uang."     

"Marga Mo, memangnya aku memberimu masalah hari ini?" Gu Xiaoran sedikit merasa jengkel karena tindakan Mo Qing saat ini. Dia berusaha menarik-narik pintu mobil dan tidak ingin melepaskannya.     

"Lepaskan."     

"Tidak akan."     

Mo Qing mencubit ujung jarinya, dan akhirnya Gu Xiaoran pun menyerah. Kemudian Mo Qing melempar proposal itu ke wajahnya, "Jalan."     

Sikapku yang dingin dan menggerutu ini apakah masih membuatnya betah di Amerika? Batin Mo Qing.     

Saat ini Gu Xiaoran hanya bisa memandangi jejak mobil limosin yang pergi meninggalkan debu, dia benar-benar marah dan tidak tahu harus ke mana. Dia merasa bertemu dengan orang gila itu benar-benar membuatnya sial.      

Dia sudah menindasku dan bahkan dia juga marah padaku... Batin Gu Xiaoran.     

Di tempat Gu Xiaoran saat ini, sulit mendapatkan taksi untuk mengantarkannya kembali ke tempat asosiasi itu.      

Sesuai dengan dugaannya, ketika Gu Xiaroan sampai di sana, acaranya pasti sudah hampir selesai, dan rekan-rekan kerjanya pasti sudah meninggalkan tempat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.