Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Rindu Aroma Tubuhmu (6)



Rindu Aroma Tubuhmu (6)

0Mo Qing telah menunggu begitu lama untuk mendapatkan alamat spesifik yang dia inginkan. Butuh begitu banyak upaya untuk menemukan Gu Xiaoran, tentu saja Mo Qing tidak mungkin bisa membiarkan Gu Xiaoran pergi begitu saja.     
0

Untuk hal lainnya bisa dilakukan dengan perlahan, namun hal dasar yang harus dia lakukan saat ini yaitu membuat Xiaoran mengerti, bahwa dia adalah lelakinya. Tidak peduli bagaimana Gu Xiaoran ingin melarikan diri, semua yang sudah terjadi tidak boleh berubah.     

Dalam hubungan itu, Mo Qing selalu mendominasi. Tetapi selain demi kesenangannya sendiri, dia menyukai setiap respon kenikmatan yang tidak dapat ditahan oleh Gu Xiaoran di bawah tubuhnya.     

Desahan tak terkendali yang penuh perasaan terdengar dari tenggorokan Xiaoran sebelum Mo Qing memeluknya erat-erat. Kemudian Mo Qing mencium lehernya dan mendorong dirinya ke bagian yang terdalam.     

Saat Mo Qing melepaskan hasrat yang sudah lama ditahan, dia merasakan pikirannya menjadi jernih, begitu juga perasaan lega yang belum pernah dia rasakan sebelumnya seolah mengambil alih seluruh dunianya.     

Tidak peduli apa yang terjadi di masa depan, setidaknya untuk saat ini selama ada Gu Xiaoran, baginya tidak ada lagi hal penting di dunia ini.     

Kenikmatan yang luar biasa itu membuat Gu Xiaoran bingung dan tidak bisa kembali ke akal sehatnya untuk beberapa saat.     

Mo Qing memeluknya dan perlahan-lahan meninggalkan bekas cupang di tubuhnya, sudut bibirnya naik, dan tatapan matanya dipenuhi dengan gairah kenikmatan.     

Kesadaran Gu Xiaoran perlahan mulai kembali, dia kembali membuka matanya yang berbinar dan napasnya yang terengah-engah itu perlahan mulai kembali normal. Kecupan cupang yang jatuh di tubuhnya itu justru membuat Gu Xiaoran semakin marah pada Mo Qing.     

Dengan sekuat tenaga Gu Xiaoran mendorong Mo Qing supaya menjauh dari meja, lalu dia berguling ke samping, dan dia pun langsung berdiri lantai tanpa mengenakan alas kaki.      

Sekilas Mo Qing melihat pecahan kaca di samping kaki Xiaoran, ketika dia baru saja hendak melangkah maju dan menendang pecahan kaca itu. Tiba-tiba Gu Xiaoran langsung meraih pecahan kaca itu lebih dulu dan mengarahkan sisi tajam ke arah Mo Qing, "Jangan mendekat."     

Mo Qing tersenyum dan menatapnya lagi dengan kelembutan tersemat di matanya, dia mengabaikan pecahan kaca yang diarahkan ke dadanya, bahkan dia tidak mundur selangkah pun, "Kamu mau aku mati?"     

Gu Xiaoran pun semakin marah ketika melihat tatapan Mo Qing yang seolah tidak peduli itu, "Kamu pikir aku tidak berani membunuhmu?" Ini adalah hukum masyarakat, menebus hidup dengan membunuh, tetapi Mo Qing menggunakan kekerasan pada dirinya terlebih dahulu, jadi Xiaoran melakukan ini untuk membela diri.      

Tiba-tiba Mo Qing tertawa, selama lebih dari setahun ini Mo Qing sangat jarang tertawa, bahkan dia bukanlah orang yang mudah untuk tertawa.     

Tiba-tiba Mo Qing meraih tangan Xiaoran yang sedang memegang pecahan kaca itu dan menariknya ke dadanya sendiri, lalu dengan lembut dia berkata, "Jika membunuhku akan membebaskanmu dari kemarahanmu, cepat bunuh aku."     

Mo Qing mencondongkan tubuhnya ke depan dan menekan ujung pecahan kaca itu ke arah dadanya.     

Seketika kemarahan langsung Gu Xiaoran meledak, bajingan ini sengaja menggertakku karena hatiku yang mudah merasa kasihan dan ingin memaksaku untuk menyerah?     

Tangan Mo Qing tiba-tiba menggenggam tangan Gu Xiaoran semakin erat. Gu Xiaoran benar-benar tidak menyangka Mo Qing tidak ingin menghindar meski dia mengarahkan pecahan kaca itu kepadanya.     

Mo Qing menatapnya sambil senyum, dan dia benar-benar tidak ingin menghindar. Perlahan pecahan kaca itu menusuk dadanya. Darah berwarna merah cerah mulai mengalir keluar, dan perlahan mengalir melalui pecahan kaca itu.     

Tangan Gu Xiaoran gemetar dan pecahan kaca itu pun akhirnya jatuh ke lantai. Telapak tangan Gu Xiaoran yang seputih salju itu kini berlumuran merah darah. Wajah mungilnya itu perlahan menjadi pucat.      

Pandangan mata Gu Xiaoran perlahan bergerak ke wajahnya, dan Mo Qing masih menatapnya sambil tersenyum kecil. Wajahnya masih terlihat yang cerah dan tampan seperti biasa, seolah dia tidak merasakan rasa sakit sedikit pun.     

"Kenapa kamu tidak menghindar?"     

Mo Qing mengulurkan tangannya dan membelai wajah Gu Xiaoran, "Jika aku menghindar, maka hanya akan membuatmu semakin marah. Dengan cara ini, sekarang kamu bersedia berbicara denganku baik-baik."     

Gu Xiaoran sangat cemas bahkan dia hampir menangis. Dia tidak tega melihat keadaan Mo Qing yang seperti ini. Kemudian Gu Xiaoran menampar tangan Mo Qing, "Kamu gila."     

"Kamu di sini saja jangan bergerak, aku akan pergi untuk mencari obat." Gu Xiaoran berjalan ke konter bar, karena pada umumnya tempat hiburan pasti menyediakan P3K.     

"Tidak perlu!" Mo Qing langsung meraih tangan Gu Xiaoran dan menariknya kembali.     

"Tapi..." Gu Xiaoran melihat dada Mo Qing yang masih terus mengalir darah, sehingga membuat jantungnya berdegup kencang.     

"Ini hanya luka ringan, tidak apa-apa."     

Gu Xiaoran tidak menusuknya kuat-kuat, jadi tusukan pecahan kaca itu tidak dalam. Dia hanya menusuk permukaan daging, sehingga terjadi pendarahan yang tampak mengkhawatirkan, tapi sebenarnya lukanya tidak serius.      

"Hanya karena sebuah kaset, dan sekali panggilan telepon, dan kamu langsung percaya begitu saja?"     

"Tidak ada jejak editan photoshop di sepanjang video itu, memangnya Tuan Mo masih bisa memberikan penjelasan yang masuk akal?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.