Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Rindu Aroma Tubuhmu (3)



Rindu Aroma Tubuhmu (3)

0Gu Xiaoran merogoh tasnya, kemudian dia mengambil stun gun.     
0

Saat itu juga Mo Qing melepaskan bibir Gu Xiaoran dari ciumannya, namun dia tidak melepaskan tubuh Gu Xiaoran dari pelukannya. Mo Qing pun menatap Gu Xiaoran dari jarak yang sangat dekat, bahkan napasnya yang hangat berhembus ke pipinya.     

"Kamu tidak bisa mencabut nyawa barangku (organ vital), tidak dengan cara seperti ini. Kalau tidak, bahkan jika kamu bisa melarikan diri hari ini, kamu tidak akan bisa bersembunyi di kemudian hari. Aku tidak akan membiarkanmu pergi."     

Gu Xiaoran melepaskan stun gun dari tangannya, dan dengan keras kepala mencondongkan wajahnya ke depan, lalu menatap mata Mo Qing yang acuh tak acuh, "Ayo bicara?"     

"Jika kamu adalah pasanganku, kamu boleh berbicara denganku, tetapi kamu telah menyangkal hubungan antara kamu dan aku. Lantas posisi apa yang kamu miliki untuk bisa berbicara denganku?"     

"Karena Mo Shao juga berpikir kita tidak lagi berhubungan, alasan apa yang membuatmu bisa menyentuhku?"     

Jari Mo Qing membelai pipinya, "Alasannya karena aku menyukai wajah ini."     

Gu Xiaoran sangat marah sehingga wajah kecilnya memanas. Kemudian dengan cepat dia pun meraih vas yang ada di atas meja di sebelahnya dan memecahkannya, lalu menebaskan pecahan vas itu ke arah wajahnya sendiri.      

Xiaoran kesal dengan wajahnya yang sama dengan Xiaopian ini. Jika karena wajah yang mirip dengan Xiaopian ini membuat Mo Qing tidak ingin melepaskannya, Gu Xiaoran lebih memilih untuk menghancurkan wajahnya sendiri.     

Mo Qing meraih tangannya dan dengan sedikit kekuatan, dia mengambil pecahan kaca itu dari tangan Xiaoran, lalu melemparkannya ke belakang.     

Mo Qing menyelipkan jari-jarinya di belakang telinga Xiaoran, dengan lembut mengusapnya dua kali dan membelainya di sepanjang guratan lehernya yang merah muda.     

"Wajah bisa dihancurkan, tetapi satu-satunya cara untuk menghancurkan tubuh yang membuat semua pria terpesona ini, adalah dengan cara mati." Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran lalu kembali melanjutkan bicara, "Kamu bersedia untuk mati?"     

Jika Gu Xiaoran benar-benar ingin mati hanya karena masalah kecil, seharusnya dia sudah berpikir untuk bunuh diri saat pertama kali Mo Qing memaksanya.     

Namun Gu Xiaoran tidak seperti itu. Saat menatap matanya, Mo Qing merasa bahwa Gu Xiaoran memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bertahan hidup.      

Hanya seseorang yang memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan yang memiliki keinginan hidup yang kuat seperti ini.     

Mo Qing memandang Gu Xiaoran, seolah-olah dia melihat dirinya sendiri yang harus terus hidup di saat itu.     

Entah Gu Xiaoran ingat atau tidak, dulu Mo Qing adalah seseorang yang sangat sesuai dengan pria idamannya.     

Saat memikirkan hal itu, tiba-tiba dada Gu Xiaoran terasa sesak, dan hal itu membuatnya sedikit kesulitan untuk bernapas.     

Dulu, ada banyak hal yang tidak dimengerti, jadi karena itulah Gu Xiaoran tidak ingin mati.     

Tapi sekarang dia memiliki Xiaohan, yang membuatnya sangat tidak ingin mati.     

"Apa sebenarnya yang kamu inginkan dariku?" Xiaoran tidak lupa bahwa dia hanyalah bidak catur bagi Mo Qing, dan sekarang Mo Qing telah menemukannya. Yang diinginkan Mo Qing tidak lebih dari sekedar kepuasan duniawi.     

"Menetaplah di tempat di mana aku bisa mengawasimu."     

"Aku khawatir itu hanya akan membuat Mo Shao kecewa."     

Gu Xiaoran tidak ingin menjadi bidak caturnya lagi. Sekarang dia sudah memiliki Xiaohan, dia tidak akan pernah membiarkan Xiaohan berada dalam pengawasan Mo Qing.     

"Sepertinya kamu benar-benar kurang pendidikan, aku ingin kamu tahu apa yang aku inginkan sekarang." Mo Qing berbicara sambil menggertakkan giginya.      

Tatapan matanya yang dingin seolah memercikkan api kemarahan, dan juga…      

***     

Mo Qing menggunakan tubuhnya untuk menekan Xiaoran ke pintu, untuk mencegah supaya Gu Xiaoran tidak bisa menghindar darinya.     

Kemudian Mo Qing mengangkat dagu Gu Xiaoran dan menatapnya dengan tenang. Sejak Ibu dan Kakak Perempuannya mengalami kecelakaan, satu-satunya hal yang ingin Mo Qing lakukan dalam hidupnya adalah membalas dendam.      

Namun ketika memeluk Gu Xiaoran, Mo Qing merasa benar-benar menginginkannya. Dan setelah lebih dari setahun menahan hasratnya, kini keinginan Mo Qing terhadap Xiaoran justru meningkat lebih tinggi ke titik di mana dia sendiri tidak bisa mengendalikannya.     

Bibir Mo Qing yang dingin itu mencium bibir Xiaoran. Mo Qing sengaja menahan tubuh Gu Xiaoran erat-erat di pintu sehingga tidak ada celah bagi Xiaoran untuk melarikan diri.     

Lengan Mo Qing yang kuat itu dengan erat menahan pinggang Gu Xiaoran yang lembut dan ramping. Hasrat Mo Qing semakin tidak tertahankan ketika dia mencium bibir Gu Xiaoran dengan intim.     

Bahkan Mo Qing tidak bisa menahan diri, semakin lama hasratnya semakin meningkat     

Beberapa saat kemudian Mo Qing menghentikan ciumannya, kemudian dia sedikit mendongakkan kepalanya dan mengambil napas dalam-dalam, dia berusaha untuk menenangkan diri dan menekan api kejahatan yang hampir keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.