Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Rindu Aroma Tubuhmu (2)



Rindu Aroma Tubuhmu (2)

0"Apakah kamu akan menjelaskannya sekarang, atau menunggu sampai kita selesai?" Kata Mo Qing dengan gaya bicaranya yang tidak sopan, bersamaan itu tangannya yang besar langsung meluncur ke bagian bawah perutnya dengan cepat.     
0

Dari celah pintu Gu Xiaoran melihat Mu Hua berjalan ke arah bar. Sekilas dia melihat Mu Hua sedang menundukkan kepalanya untuk menggoda Xiaohan.     

Entah apa yang dirasakan di hati Gu Xiaoran, dalam sekejap dia kembali menoleh menatap Mo Qing dengan agresif.     

"Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan, pergi!"     

"Hm!" Mo Qing bergumam dengan sikapnya yang dingin, pupil matanya yang hitam berubah menjadi dingin, "Aku belum melihatmu selama lebih dari setahun, bagaimana bisa aku lupa kalau kamu adalah wanitaku, sepertinya aku harus mengajarimu lagi."     

Amarah Gu Xiaoran semakin memuncak, dia menoleh dan memaksakan diri untuk melihat iblis di belakangnya, dia menatap tajam mata iblis yang memancarkan aura jahat itu, "Aku mau menjadi wanita yang seperti apa, tidak ada hubungannya sedikitpun denganmu, lepaskan aku! Kalau tidak, aku akan berteriak."     

Saat Mo Qing melihat luapan amarah Gu Xiaoran padanya, dia justru merasa nyaman. Karena dia lebih suka melihat Xiaoran marah kepadanya, daripada melihat Gu Xiaoran mengabaikannya. Kemudian Mo Qing mengalihkan pandangannya dan dia melihat Mu Hua melalui celah pintu yang sedang berdiri di seberang bar.      

"Baiklah, silakan panggil Mu Hua, dia pasti bahagia melihatmu ada di bawah tubuhku. Akhir-akhir ini dia cukup dekat dengan Gu Zhengrong, dan setelah dia melihatmu seperti ini dia pasti akan melapor kepada Gu Zhengrong. Aku akan sangat senang melihat tatapan amarah Gu Zhengrong!"     

"Kamu!" Gu Xiaoran sangat marah hingga matanya memerah, dia tidak takut reaksi ayahnya yang marah, tapi dia tidak ingin Mu Hua melihatnya sedang bersama dengan bajingan ini.     

"Tidak jadi berteriak?" Sudut mulutnya sedikit terangkat dibalut dengan senyumannya yang jahat, lalu pandangannya beralih ke luar melalui celah pintu. Dia pun melihat Xiaohan di pelukan Mu Hua, alisnya sedikit berkerut dan bertanya, "Itu anak siapa?"     

Jantung Gu Xiaoran berdegup kencang, dia sama sekali tidak bisa membiarkan Mo Qing tahu keberadaan Xiaohan. Dengan segera dia pun langsung mengalihkan perhatiannya dari Xiaohan.     

Gu Xiaoran mengangkat kakinya, dan menginjak kaki Mo Qing dengan keras.     

Mo Qing mencoba menggerakkan kaki nya untuk menghindari injakan Xiaoran sambil mengalihkan pandangannya.     

Gu Xiaoran menggunakan kesempatan itu untuk berbalik dan mendorongnya dengan keras. Dia mencoba menjauh dari pintu, tetapi Mo Qing selangkah lebih maju darinya, dan pada akhirnya Mo Qing berhasil kembali menekan tubuhnya.      

Tubuh Mo Qing menempel di pintu dan berhadap-hadapan dengannya. Sehingga membuat jantung Gu Xiaoran berdegup semakin kencang.     

Gu Xiaoran takut Mo Qing akan mencurigai Xiaohan, meskipun Gu Xiaoran menatap mata Mo Qing yang gelap itu, dia tidak akan menyerah sedikitpun.      

"Urusan kita sudah selesai. Aku yakin kamu sudah tahu alasannya, jadi aku tidak perlu mengatakannya dan tidak perlu saling mempermalukan seperti ini."     

Sebelum Gu Xiaoran ke Amerika Serikat, dia meninggalkan salinan kaset itu di loteng kecil.     

Jika Mo Qing pergi ke loteng kecil untuk mencarinya, dia pasti sudah melihat isi kaset itu, dan kaset itu sudah menjelaskan segalanya, mengapa masih perlu penjelasan lagi? Batin Gu Xiaoran.     

"Kita tidak memiliki hubungan apapun sekarang, kalau kamu menyentuhku, aku akan menuntutmu atas tindakan pemerkosaan. Ini Amerika, aku percaya kamu tidak ingin mendapat masalah kan?"     

Tanpa menjawab pertanyaannya, satu tangan Mo Qing melepaskan tubuhnya, sembari bergerak ke pintu dan terdengar suara 'Klek', Mo Qing mengunci pintunya.      

Mo Qing benar-benar sudah memberikan jawaban yang paling efektif dengan tindakannya itu. Mo Qing tidak peduli dengan ancaman itu! Batin Gu Xiaoran.     

"Apa kamu gila?" Gu Xiaoran melihat ke sekelilingnya, dan dia baru menyadari bahwa bar ini kosong tidak ada satu orangpun di sana, dan hal ini membuat Xiaoran merasa semakin cemas.     

Suasana di dalam bar benar-benar sangat sunyinya, bahkan sampai bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang berdegup kencang.     

Keheningan itu membuat Gu Xiaoran merasa tidak aman, kemudian dia menekuk kakinya dan menendang organ vital Mo Qing.      

Mo Qing mengelak dengan santainya, lalu Xiaoran mengangkat tangannya dan menampar pipi tampan itu dengan keras.     

Mo Qing menerima tamparan itu tanpa menghindar sedikitpun, dan membuat sudut mulutnya berdarah. Kemudian, Mo Qing mengepalkan tangannya dan perlahan mengusap darah di sudut mulutnya. Lalu dia pun menundukkan kepalanya, dan bibir dingin Mo Qing itu langsung menyergap Gu Xiaoran, bahkan Gu Xiaoran tidak sempat menutupi bibirnya untuk menghindar.     

Tindakan Mo Qing ini tanpa ada alasan lain, dan hanya dilandaskan oleh nafsunya untuk merasakan lagi aroma tubuhnya.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.