Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Rindu Bau Tubuhmu (1)



Rindu Bau Tubuhmu (1)

0"Aku ingin minum bir."     
0

"Aku akan mentraktir minum bir."     

"Oke." Gu Xiaoran bercanda dengan santai, dia benar-benar ingin minum beberapa gelas bir, menggunakan alkohol sebagai pereda rasa sakit untuk sementara, "Aku akan pergi ke bar terbaik yang ada di Chinatown, apa kamu mau datang?"     

"Berikan nomor teleponmu."     

"0033609677261xxx." Xiaoran tahu bahwa dia tidak bisa datang. Dari China ke Amerika Serikat, mana mungkin dia bisa menjawab semaunya untuk datang, tetapi dia tetap memberi nomor teleponnya. Setelah itu dia mematikan komputernya lalu mengambil tasnya dan langsung pergi.     

Sesampainya di bar, dia mencari tempat duduk di sudut ruangan agar bisa melihat pemandangan malam di luar jendela. Kemudian dia memesan beberapa bir dan menuangkan bir untuk dirinya sendiri.     

Sensasi sedikit mabuk itu tidak mengurangi kemurungan di dalam hatinya, melainkan hanya membuatnya merasa semakin kesepian.     

[Apa kamu sudah di sana?] Sebuah pesan muncul di layar ponselnya.     

[King?] Gu Xiaoran membalasnya.     

[Hmmm !]     

[Aku sudah di sini, apa kamu ingin aku meminum untukmu?]     

Pesan itu dibalas dengan cepat, [Sisakan juga untukku.]     

Gu Xiaoran tersenyum tipis, dia memandangi pesan yang muncul di layar ponselnya itu, akhirnya masih ada orang yang mengingat dirinya.     

Ponselnya tiba-tiba berdering dan itu adalah telepon dari King.     

Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, kemudian menekan tombol jawab dan menempelkan ponsel pada telinganya.     

"Aku King!" Suara pria yang seksi dan memikat terdengar dari ponselnya.     

"Um, aku tahu."     

Entah apakah efek dari alkohol atau bukan, tapi Gu Xiaoran merasa bahwa suara ini mirip seperti Mo Qing, dan tanpa sadar air matanya langsung mengalir membasahi pipinya.     

Selama ini Gu Xiaoran tidak pernah menangis ketika dia merasa bersalah, dan dia juga tidak menangis ketika dia merasa kesepian. Namun dia menangis karena mendengar suara orang asing itu.     

"Kamu menangis?"     

"Tidak." Gu Xiaoran mengusap hidungnya. Bagaimanapun juga saat ini dia sedang sendirian, apa bedanya jika dia menangis atau tidak, sifatnya yang pengecut itu tidak akan terlihat oleh orang lain.     

"Aku melihatmu."     

"Hah?" Gu Xiaoran sedikit terkejut saat mendengarnya.     

Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangan dan dengan lembut mengusap rambut panjang di sisi lehernya.     

Gu Xiaoran menoleh dengan kaget, dia langsung mendongakkan kepalanya dan melihat tangan yang menyentuhnya itu.     

Raut wajah yang tampan dan mempesona dengan mengenakan jaket kasual dan celana panjang, terlihat gagah dan santai.     

Gu Xiaoran membeku sesaat dan tanpa sadar ponselnya jatuh ke lantai.     

Mo Qing...     

"King!" Mo Qing menundukkan kepalanya dan menatapnya dengan sikapnya yang bermartabat, dan dengan mata terbelalak yang sudah tidak asing lagi baginya.     

"Kenapa bisa kamu?" Gu Xiaoran berusaha untuk tetap bersikap tenang sembari mengambil ponselnya.     

"Menurutmu?" Mo Qing duduk di kursi yang ada di seberangnya, lalu mengangkat tangannya dan menjentikkan jarinya, "Bersihkan ruangan!"     

Bersihkan ruangan?     

Gu Xiaoran tidak mengerti apa maksudnya, dia hanya melihat para pelayan dengan cepat bergegas ke meja pelanggan yang ada di dalam bar, dan tidak tahu apa yang mereka katakan. Namun para pelanggan itu sekilas melihat ke arah mereka berdua lalu segera beranjak pergi.     

Bar yang sebelumnya ramai, dalam sekejap langsung menjadi sepi dan tidak ada satu orang pun yang tersisa.     

Mo Qing tidak bergeming sedikit pun, dia dengan tenang memandangi Gu Xiaoran.      

Gu Xiaoran tiba-tiba mengerti bahwa 'membersihkan ruangan' adalah cara yang sengaja dia lakukan untuk mengusir semua orang dan hanya menyisakan dirinya dengan Mo Qing.     

"Pelayan, bayar!" Gu Xiaoran tidak berani hanya sendirian dengannya, dia melemparkan beberapa uang ke atas meja, lalu mengambil tasnya, dan langsung bergegas pergi.     

Tapi Mo Qing dengan cepat meraih pergelangan tangannya, lalu menarik Xiaoran ke belakang. Kemudian dia menundukkan kepala dan berkata di samping telinganya, "Aku sangat merindukan aroma tubuhmu."     

Gu Xiaoran tertegun sesaat sebelum akhirnya dia kembali tersadar, dan amarahnya mulai membara.     

Dia hanya mengucapkan satu kalimat saat pertama kali bertemu setelah lebih dari setahun tidak berjumpa… 'Aku sangat merindukan bau tubuhmu.'     

Bagi Mo Qing, aku hanyalah alat pemuas nafsu? Batin Gu Xiaoran.     

Persetan!     

Gu Xiaoran dengan arogan melepaskan tangannya dan berlari ke depan pintu, dia membuka pintu dan melihat Mu Hua berdiri di seberang jalan dengan menggendong Xiaohan, dan sepertinya dia sengaja sedang menunggu Yu Fei.     

Sebuah tangan yang kekar langsung menyergapnya melalui samping telinganya, dan dengan cepat menekannya ke pintu, suara 'dentangan' mengikuti saat pintu itu tertutup.     

Kemudian Mo Qing langsung memeluk Gu Xiaoran kuat-kuat dari belakang, lalu dengan keras dia menekan Gu Xiaoran hingga membuat tubuhnya menempel pada pintu.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.