Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Menyukaimu



Aku Menyukaimu

0Gu Xiaoran mengambil anak itu dari pelukan Yu Fei, kemudian dia membuka pintu dan mendorong Yu Fei keluar, lalu menutupnya.     
0

Setelah itu Xiaohan langsung meraih dot yang diberikan, dia menghisapnya dengan lahap dan berhenti menangis.     

Saat Gu Xiaoran melihat koran yang dilempar Yu Fei ke lantai, pada halaman utama dia melihat bahwa ada berita tentang pernikahan antara Keluarga Mo dan Keluarga Cheng. Kemungkinan besar pernikahan antara Mo Qing dan Cheng Peini akan segera dilakukan dalam waktu singkat. Gu Xiaoran tiba-tiba mengerti mengapa bibinya sangat marah padanya.     

Saat melihat wajah Gu Xiaoran yang tampak sedih dan air matanya yang masih belum kering di wajahnya, rasa sakit hatinya kembali muncul dan air mata mulai membasahi pipinya.     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam, dia berusaha untuk tetap kuat. Dia tidak ingin ditindas dan diremehkan orang lain lagi.      

Gu Xiaoran yakin tanpa adanya Mo Qing, dia tetap bisa membesarkan Xiaohan dengan baik.     

Ketika Yu Fei melihat berita bahwa Mo Qing dan Cheng Peini akan segera menikah, dia menggertakkan giginya, karena dia melihat Gu Xiaoran hampir kehilangan nyawanya sendiri ketika berusaha melahirkan anak Mo Qing.     

Sesampainya di rumah dan mendengar suara tangis Xiaohan, Yu Fei merasa sedih dan kasihan pada anak itu. Namun hal itu juga membuatnya menjadi semakin marah.     

Setelah memarahi Gu Xiaoran, Yu Fei mulai menyesali perbuatannya. Ketika melihat Gu Xiaoran sedih, dia juga ikut meneteskan air mata.     

Bel pintu tiba-tiba berbunyi.     

Yu Fei buru-buru mengusap air matanya dan segera membuka pintu. Saat itu Mu Hua sudah berdiri di pintu sambil membawa banyak barang.     

"Di mana anak angkatku?" Mu Hua tersenyum sambil melangkahkan kakinya memasuki ruangan.     

Karena bersedih, kini Yu Fei tidak mampu mengatakan apapun. Dia hanya menunjuk ke ruang kamar dengan pintu yang tertutup.     

Mu Hua memperhatikan bahwa Yu Fei terlihat berbeda dari biasanya. Kemudian dia pun meletakkan boneka beruang yang dia bawa dan bertanya dengan suara pelan, "Apa yang terjadi?"     

Yu Fei meliriknya Mu Hua dengan canggung, kemudian dia berkata, "Aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kuucapkan."     

Mu Hua menepuk pundaknya, "Xiaoran adalah gadis yang bijaksana, dia tidak akan memasukkan ucapan itu ke dalam hati."     

"Oh!" Yu Fei menghela napas panjang.     

"Aku ingin melihat anak angkatku."     

"Hmm..."     

Mu Hua berjalan ke arah pintu kamar Gu Xiaoran, kemudian dia mengetuk pintu, "Xiaoran, ini aku, Mu Hua."     

Saat ini Gu Xiaoran masih merasa sedih, namun dia tidak mungkin mengabaikan orang yang sudah datang jauh-jauh untuk bertemu dengannya. Sehingga dia pun mengusap air matanya dan langsung membukakan pintu.     

Saat itu mereka berdua hanya diam saling memandang dan berbicara sepatah kata pun. Yang satu berdiri di pintu, dan yang satunya lagi berdiri di luar pintu.     

Yu Fei sadar diri dan dia pun langsung pergi ke luar, "Tidak ada minuman apa-apa di rumah, aku akan beli sebentar." Dia pergi dengan tergesa-gesa.      

Ketika diperjalanan, Mu Hua sudah tahu berita tentang Mo Qing dan Cheng Peini yang sebentar lagi akan segera menikah. Sehingga ketika dia memasuki pintu dan melihat koran yang ada di atas meja, dia langsung mengabaikannya begitu saja.     

Setelah menatap Gu Xiaoran sejenak, Mu Hua menggendong Xiaohan dalam pelukannya, "Sini kulihat anak angkatku yang baik ini, sudah turun berat badan belum."     

"Karena dimanjakan oleh neneknya, mau bagaimanapun tidak akan turun berat badan."     

Meskipun Yu Fei marah pada Mo Qing, namun sebenarnya dia baik kepada Gu Xiaoran dan anaknya.     

"Xiaoran, tidak peduli apa yang Yu Fei katakan. Sebenarnya yang dia lakukan itu semua hanya untuk kebaikanmu sendiri. Meskipun terkadang dia berkata keras, kamu tidak perlu menyalahkannya."     

"Aku tahu."     

Setelah itu mereka berdua kembali terdiam. Beberapa saat kemudian, Gu Xiaoran tiba-tiba teringat sesuatu, "Aku akan membuatkan kopi untukmu."     

Mu Hua tiba-tiba meraih lengan Gu Xiaoran yang hendak pergi membuat kopi.     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung menoleh ke belakang.     

Mu Hua menatap mata Gu Xioaran sembari berkata dengan serius, "Ayo menikah."     

Gu Xiaoran pun langsung terkejut saat mendengarnya.     

"Pulanglah bersamaku, aku akan memperlakukanmu dan Xiaohan dengan baik." Mu Hua mengumpulkan keberanian untuk bisa menyelesaikan perkataannya.     

Mata Gu Xiaoran sedikit memerah, tiba-tiba dirinya menyadari bahwa Mu Hua pasti telah melihat berita yang ada di koran.     

Saat ini Gu Xiaoran sudah tidak punya apa-apa lagi, dan dia masih harus mengurus seorang anak. Mu Hua tiba-tiba melamarnya dan mengajaknya menikah saat ini, tindakan Mu Hua ini membuat hati Gu Xiaoran merasa tersentuh.     

Tapi bagaimana pun juga Gu Xiaoran tidak bisa menerima simpati yang diberikan Mu Hua kepadanya, dan dia juga tidak bisa membiarkan dirinya hanya akan mengganggu kebahagiaan Mu Hua.     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam dan menarik tangannya kembali, "Terima kasih Mu Hua, tapi aku tidak ingin menikah dan kamu seharusnya mencari perempuan baik yang kamu suka."     

"Aku menyukaimu." Ekspresi wajah Mu Hua sangat serius tanpa terlihat bercanda sedikit pun.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.