Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Menyelamatkanmu



Aku Menyelamatkanmu

0Mu Hua menggendong bayi itu sebelum dibawa kembali ke dalam ruangan oleh perawat, "Bagaimana kabar Ibunya?"     
0

"Sedang dalam perawatan." Setelah itu perawat tersebut kembali ke ruang operasi.     

Mu Hua menatap bayi yang digendongnya dengan hati-hati. Bayi mungil itu dibalut dengan kain, sehingga hanya terlihat wajah mungilnya yang terbuka. Sepasang bola mata hitam menatapnya dengan wajah yang sangat imut.     

Tidak lama kemudian Mu Hua kembali merasa gelisah karena memikirkan kondisi ibu dari bayi itu yang saat ini sedang berjuang antara hidup dan mati, perasaan yang dirasakannya saat ini benar-benar tidak bisa terlukiskan.     

Tiba-tiba Yu Fei berlari ke ruang operasi dengan panik. Dia melihat Mu Hua duduk sendirian di bangku yang dingin di luar ruang operasi, di bawah cahaya lampu yang terang itu menyinari wajahnya yang bersih dan yang ekspresinya yang terlihat polos.     

Kemudian dia menggendong bayi yang mengenakan jaket putih dengan noda darah yang masih belum dibersihkan itu.     

Kaki Yu Fei tiba-tiba terasa lemas, seketika dia langsung kehilangan tenaga seperti sedang menginjak kapas. Ketika dia melihat bayi itu, wajahnya langsung berubah menjadi pucat dalam sekejap.     

Butuh banyak usaha baginya untuk bisa sampai di depan Mu Hua dan melihat bayi yang digendongnya.     

"Bayi Xiaoran?"     

"Iya!" Mu Hua menganggukkan kepalanya, "Bayi ini laki-laki."     

"Lalu dia di mana?"     

"Belum keluar"     

Mata Yu Fei tampak memerah, kemudian dia menyentuh anak bayi itu yang digendong Mu Hua itu.      

Ketika Xiaoran akan melahirkan, seharusnya aku tidak meninggalkannya sendirian. Kenapa aku malah melakukan perjalanan bisnis? Jika sesuatu terjadi pada Xiaoran, aku pasti akan menyesal sepanjang hidupku. Batin Yu Fei.     

Tidak lama kemudian anak tersebut dibawa oleh perawat ke kamar bayi.     

Kedua orang itu duduk di kursi tanpa berbicara, entah sudah berapa lama telah berlalu, akhirnya pintu operasi kembali terbuka, dan keduanya secara spontan langsung berdiri secara bersamaan.     

Tidak lama kemudian dokter dan perawat membawa Gu Xiaoran yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, wajah Gu Xiaoran tampak pucat karena telah kehilangan separuh darahnya.     

Jantung Mu Hua terasa seperti akan terlepas keluar dari dadanya, matanya seperti ada lem sehingga pandangannya hanya terpaku pada wajah Gu Xiaoran. Kemudian dia bertanya kepada dokter, "Bagaimana keadaannya?"     

"Saat ini kondisinya masih sangat lemah, tetapi nyawanya tidak lagi dalam bahaya."     

Setelah mendengar penjelasan dari dokter, Mu Hua pun menghela napas panjang dan sedikit merasa lega.     

Saat itu juga Yu Fei langsung menangis, "Terima kasih Tuhan."     

Mu Hua memegang bahunya sembari berkata, "Tidak apa-apa!"     

Yu Fei menutup mulutnya dan bersandar di bahu Mu Hua, dia tidak bisa lagi menahan tangis yang sudah dia tahan sejak tadi. Karena dia benar-benar merasa ketakutan saat menunggu Xiaoran keluar dari ruang operasi.     

Ketika Gu Xiaoran mendengar ada seseorang yang memanggilnya, dia juga merasakan kehadiran seseorang di sekitarnya. Namun kepalanya terasa sangat berat, sehingga dia tidak bisa membuka matanya.     

Saat memejamkan matanya dan tidak sadarkan diri, Gu Xiaoran seolah-olah melihat dirinya yang berlumuran darah digendong erat-erat oleh seseorang dan dibawa terbang oleh orang tersebut.     

Tubuhnya terasa kedinginan dan sakit, namun dia merasa hangat dan nyaman saat bersandar padanya, dan saat itu dia juga mencium aroma harum dari tubuhnya.     

Kemudian dalam mimpinya itu Gu Xiaoran bertanya, "Kalau aku mati, apakah kamu akan sedih?"     

"Tidak akan!"     

"Apakah kamu akan merindukanku?"     

"Tidak akan!"     

"Aku tidak percaya."     

"Diam."     

"Aku takut kalau aku tidak berbicara, aku tidak akan pernah bisa berbicara lagi."     

"Sialan, bertahanlah di sana." Nada suaranya terdengar sangat jahat, namun Gu Xiaoran senang saat mendengarnya.     

Ketika Gu Xiaoran pingsan, suaranya itu akhirnya tidak lagi terkesan dingin dan kasar, tetapi terdengar cemas dengan nada sedih, "Jangan mati, tolong jangan mati!" Suara itu tidak seperti yang pernah Gu Xiaoran dengar sebelumnya.     

Hingga pada akhirnya Gu Xiaoran selamat, nada suara orang itu sekali lagi menjadi kasar dan dingin, "Jika kamu berani menyentuh mobil-mobil ini lagi di kemudian hari, dan berani mengendarainya, kamu akan mati di tanganku."     

Mendengarkan kata-kata yang mengancam untuk membunuhnya itu, Gu Xiaoran sama sekali tidak merasa takut. Dia justru merasa suasana hatinya menjadi baik daripada sebelumnya. Gu Xiaoran merasa lebih baik dia membuat pria tersebut marah daripada membuat pria tersebut mengabaikannya seperti angin yang lewat.     

Tidak lama kemudian kondisi Gu Xiaoran pulih dengan cepat, ketika dia sudah benar-benar sehat, dia pergi mengendarai mobil itu lagi, dan pria yang ada dalam mimpi Gu Xiaoran itu menjadi lebih kejam dari sebelumnya.     

Pria tersebut sangat marah sehingga dia melompat ke dalam mobil dan memaksa Gu Xiaoran untuk menghentikan mobilnya. Kemudian dia memelototi Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam, "Apa kamu benar-benar ingin cari mati?"     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.