Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Lemah



Jangan Lemah

0Gu Xiaoran telah bekerja dengan giat di tempat kerja, penghasilannya juga tidak buruk dan hidupnya tidak terlalu stres. Dia masih bisa menyisihkan sedikit uang untuk kelahiran anaknya.     
0

Seiring berjalannya waktu, Gu Xiaoran tidak sesekali pun menelepon Mo Qing atau Gu Tianlei.     

Mo Qing tampil dalam berbagai acara televisi yang berbeda setiap harinya. Dalam acara itu wajahnya tampak cerah dan menawan seperti biasanya. Tidak banyak perubahan yang terjadi padanya, selain berita tentang skandalnya menjadi lebih banyak.     

Tampaknya Mo Qing hanya orang yang numpang lewat dalam hidupnya. Bahkan ketika dia lewat, tidak membuat debu yang dipijak mengepul dari kakinya.     

Gu Xiaoran sengaja untuk tidak melihat semua berita tentang Mo Qing. Meskipun demikian, saat dia sendirian dalam suasana yang hening, wajah Mo Qing sering kali akan muncul di dalam benaknya. Baginya, tidak ada hari tanpa memikirkannya.      

Setiap kali Gu Xiaoran memikirkannya, hatinya terasa perih, seperti teriris pisau dan membuat air matanya tiba-tiba berlinang.     

Gu Xiaoran selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi seorang ibu, dia harus kuat dan tidak boleh lemah. Dia tetap berusaha untuk tidak meneteskan air mata. Namun, rasa sakit yang menyayat hatinya begitu membawa perih yang bertubi-tubi.     

Dalam beberapa bulan terakhir, Gu Tianlei menjadi semakin populer dalam arti yang ironis. Dia memang lebih sering tampil di acara TV, dia selalu terlihat tampan dan cerah, namun lagu-lagunya seolah menggambarkan suasana hati yang sedang putus asa.      

Para penggemarnya terpesona oleh alunan luka yang putus asa itu. Tetapi bagi Gu Xiaoran, dia mendengarkannya dengan hati yang masam, dia takut tidak bisa menahan diri untuk tidak menelepon Tianlei, karena itu dia berhenti mendengarkan lagu-lagunya.     

Meskipun demikian, setiap kali Gu Tianlei merilis album baru, Gu Xiaoran pasti akan membelinya untuk koleksi.     

***     

Di Teluk Selatan!     

Mo Qing berdiri dengan ekspresi wajahnya yang tampak datar di depan jendela gaya arsitektur perancis, dia melihat ke arah langit-langit. Kemudian melihat ke arah laut, dia telah berdiri di tempat itu tanpa bergerak selama satu jam.      

Jika dilihat sekilas, dia tidak terlihat berbeda dari sebelumnya. Tapi sebenarnya, saat ini dia menjadi lebih pendiam. Bahkan, kadang-kadang tidak pernah terdengar sepatah kata pun dari mulutnya.     

Zhuo An memandangi sosok tinggi yang hanya diam di depan jendela, kemudian ia menghela napas, lalu naik ke lantai atas, "Tuan Muda, Citah dan Paman Ketiga sudah di sini, mereka ada di ruang kerja."     

Delapan bulan setelah hilangnya Gu Xiaoran, selain Nyonya tua itu, hanya Citah dan Paman Ketiga yang datang. Kali ini Mo Qing akan memperhatikan maksud kedatangan mereka dengan baik, jika orang lain yang mencarinya, dia tidak akan segan-segan untuk menolaknya.     

Tanpa sepatah kata, Mo Qing berjalan menuju ruang kerja.     

"King !"     

"Ketua !"     

Mo Qing menganggukkan kepalanya dengan ringan, dia berjalan ke arah meja kemudian duduk dan menatap mereka berdua.     

Sebelumnya, Mo Qing akan berinisiatif untuk bertanya tentang informasi yang akan mereka katakan. Namun, setelah kekecewaan yang berulang-ulang, dia tidak lagi mengambil inisiatif untuk berbicara lebih dulu, karena takut semakin besar harapan berarti semakin besar pula kekecewaan yang akan didapatkannya.     

Delapan bulan yang lalu, Citah diserang dan Gu Xiaoran, lalu Gu xiaoran menghilang bagaikan lenyap dari muka bumi. Bisa dipastikan bahwa ada seseorang dari organisasi itu terlibat dalam hilangnya Gu Xiaoran.     

Informasi pertama yang dia dapatkan yaitu organisasi itu sudah mulai bergerak. Tapi selain Gu Xiaoran, yang lainnya tetap aman-aman saja dan tidak terjadi hal apapun, jadi tidak ada respon apapun.     

Citah dan Paman Ketiga segera memulai melakukan pencarian, hal pertama yang mereka lakukan adalah mencari Shen Lang untuk melacak keberadaan Gu Xiaoran. Tetapi ternyata mereka menemukan bahwa Shen Lang juga sedang mencari Gu Xiaoran.     

Dari sini bisa dilihat, bahwa hilangnya Gu Xiaoran tidak ada hubungannya dengan Shen Lang.     

Pisau (julukan bagi agen pembunuh) yang menyerang Citah juga tidak muncul lagi, seolah-olah ia ikut lenyap bersama Gu Xiaoran.     

Saat itu Citah dan Paman Ketiga sedang duduk di seberang meja. Mo Qing memandang mereka berdua dengan acuh tak acuh, tanpa mengharapkan informasi yang berguna hari ini.     

Paman Ketiga membuka tablet yang dibawanya di atas meja, "Ini adalah game baru yang dikembangkan oleh cabang perusahaan kami di Amerika Serikat."     

Ini adalah perusahaan game di bawah tanggung jawab Paman Ketiga.     

Mereka datang membawa urusan daftar game yang akan rilis. Mo Qing merasa sedikit kecewa, tangan yang disandarkan di dahinya seolah mengusap rasa sakit di kepala.     

"King, lihat bagian pemrograman ini."     

Game yang dikelola oleh Paman Ketiga ini sudah berjalan dengan sangat baik, dan bahkan tidak perlu baginya untuk campur tangan langsung. Namun, jika tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh dirinya, dia tidak mungkin menunjukkan hal ini kepada Mo Qing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.