Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pria Seperti Lukisan Tinta



Pria Seperti Lukisan Tinta

0Gu Xiaoran duduk di dalam taksi, dia memandangi loteng kecil yang perlahan menjauh dan hal itu membuat hatinya merasa sedih, "Pak, tolong lewat Jalan Teluk Binjiang Selatan."     
0

"Pergi ke bandara melewati jalan Teluk Binjiang selatan bukan jalur yang bagus, karena kalau lewat sana harus memutar jauh." Sopir itu menoleh dan menatapnya bingung.      

"Ambil jalan memutar juga tidak apa-apa."     

Mo Qing sedang di Amerika Serikat, jadi bisa dipastikan bahwa Gu Xiaoran tidak akan bertemu dengannya. Namun Gu Xiaoran masih berharap suatu keajaiban untuk bisa bertemu dengannya, jika bertemu dengannya sekarang dia pasti enggan untuk pergi.     

Pada akhirnya mobil melewati Jalan Binjiang dan terlihat ada sebuah pulau dari kejauhan.     

Di jalan yang panjang itu begitu sepi, tidak ada satu orang pun terlihat, dan sesekali hanya terlihat burung yang melintas.     

Tidak bertemu dengannya!      

Ketika suatu saat berjumpa lagi dengannya, aku pasti sudah menjadi orang asing! Batin Gu Xiaoran.     

Ada perasaan kecewa yang muncul secara perlahan mengalir dalam lubuk hatinya secara terus-menerus.     

Gu Xiaoran menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, kemudian air matanya mulai mengalir deras.     

Sopir itu menoleh dan melihat ke belakang, "Nona, apakah kamu baik-baik saja?"     

Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Pak, pergi ke bandara!"     

***     

Setelah menghabiskan waktu tiga belas jam dalam penerbangan, kini Gu Xiaoran sudah kembali merasa tenang.     

Ketika dia turun dari pesawat, Yu Fei sudah menunggu di pintu keluar. Saat itu di sebelah Yu Fei ada seorang pemuda yang sangat tinggi.     

Dia sangat lembut dan anggun, kulitnya putih, wajah tirus dengan guratan wajahnya yang menawan dan alisnya rapi. Dia dengan tenang berdiri di sana, seperti lukisan tinta yang indah dan menghangatkan hati.     

Gu Xiaoran mengira pria tersebut adalah pacar Bibi Angkatnya. Sebenarnya Gu Xiaoran masih ingin lebih lama menatapnya, tapi dia tiba-tiba dipeluk oleh Yu Fei, "Sayang, mulai sekarang kamu akan tinggal bersama Bibimu ini, makan apa yang Bibimu makan, jadi kamu tidak akan pernah kelaparan."     

Usia Yu Fei hanya empat tahun lebih tua dari Gu Xiaoran, dan nada suaranya yang terdengar lebih dewasa membuat Gu Xiaoran tertawa.     

Kemudian Yu Fei melepas pelukannya pada Gu Xiaoran dan menunjuk ke arah pria tampan yang sedang melihat mereka sambil tersenyum, "Xiaoran, apakah kamu ingat dia?"     

Pertama kali Gu Xiaoran mendongak melihatnya dia memang merasa tidak asing dengan pria tersebut, namun ketika dia menatapnya perlahan, matanya melotot lebar dan terkejut, "Mu Hua?"     

Pria tampan itu pun tersenyum, "Jarang sekali Kakak Gu yang cantik masih mengingatku."     

"Bagaimana mungkin tidak ingat." Wajah Gu Xiaoran sedikit memerah.     

Keluarga Mu berpartisipasi dalam investasi bisnis.     

Ketika 'Sheng Tang' sedang membutuhkan dana saat itu, tidak sedikit uang dari keluarga Mu yang diberikan untuk 'Sheng Tang'.     

Karena ayahnya Mu Hua mengelola semua bisnis Sheng Tang, sehingga dia sangat dekat dengan keluarga Mu. Gu Xiaoran dan Gu Tianlei tentu saja kenal dengan Mu Hua.     

Saat itu Gu Xiaoran baru diadopsi ke dalam keluarga Gu pada usia dua belas tahun, dan di mata orang lain dia adalah putri angkat keluarga Gu, tetapi pada kenyataannya dia adalah budak dari keluarga Gu.     

Sebelum dia mengenal Ziyan, orang-orang yang ada di sekitarnya memandangnya dengan hina.     

Hanya Tuan Muda dari keluarga Mu yaitu Mu Hua yang sangat baik padanya, bahkan terkadang dia juga mengusap rambut Gu Xiaoran yang berantakan. Di mata Gu Xiaoran, dia adalah kakak yang sangat baik.     

Pada saat itu, Cheng Xiaoyue bercanda dengan mengatakan kalau orang seperti itu pasti bermuka dua. Orang itu hanya baik padanya karena berniat untuk menidurinya, dan saat mendengar hal itu Gu Xiaoran sangat marah, sehingga dia ingin memukulnya.      

Cheng Xiaoyue menahan amarahnya dan bertaruh pada Gu Xiaoran untuk membuktikannya. Dia menyuruh Gu Xiaoran mengirimi surat cinta kepada Mu Hua dan melihat apa yang akan Mu Hua lakukan, jika Mu Hua tidak memperlakukannya dengan buruk, maka dia pasti akan mengambil langkah selanjutnya.     

Untuk membuktikan bahwa Mu Hua adalah orang yang sangat baik, dia benar-benar menulis surat cinta kepadanya yang dengan jelas tersirat kalau dia bisa tidur dengannya.     

Setelah Mu Hua membaca surat cinta tersebut, dia tertawa terpingkal-pingkal, sembari mengusap rambutnya yang berantakan dan bertanya sambil tersenyum, "Xiaoran, kamu tahu apa maksudnya tidur dengan seorang pria tidak?"     

Saat itu Gu Xiaoran masih muda, perasaannya masih polos dan tidak mengerti apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.