Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Muntah



Muntah

0Penglihatan Bai Mei perlahan menjadi buram, karena mendengar berita yang membuatnya sangat terkejut. Pandangannya menjadi gelap dan tubuhnya menjadi lemas. Pada akhirnya dia pun terjatuh, dan cairan ketubannya pecah, saat itu juga dia langsung pingsan di tempat.     
0

Ketika baru saja sadarkan diri, Bai Mei samar-samar mendengar suara tangisan seorang bayi.     

Pandangan matanya belum sepenuhnya pulih dan dia samar-samar melihat seorang wanita pergi sambil menggendong seorang bayi yang baru lahir di pelukannya.     

Pada saat itu, dia masih terlalu lemah, sehingga hanya sempat melihatnya sekilas, dan setelah itu dia kembali pingsan lagi.     

Ketika dia terbangun lagi, dia menemukan bahwa tubuhnya sudah dibersihkan dan ada sepucuk surat yang ditinggalkan di bantalnya.     

Dalam surat itu tertulis [Kamu melahirkan seorang putra, melihat penampilanmu, sepertinya kamu seorang ibu yang belum menikah, dan sepertinya kamu juga tidak mampu membesarkan anak ini. Aku akan membantumu merawat anak ini, jangan khawatir, aku akan merawat anak ini dengan sangat baik.]     

Bai Mei sendiri tidak tahu siapa yang membawa putranya pergi. Meskipun sepanjang hari dia sudah mencarinya kemana pun, namun dia tidak menemukan petunjuk apapun. Ditambah lagi saat itu dia juga mendapatkan perintah yang membuatnya tidak ada pilihan lain selain kembali ke organisasi.     

Sudah delapan belas tahun, tidak sehari pun dia tidak memikirkan anak yang diambil darinya. Setiap tindakan yang dia lakukan, berada di bawah pengawasan yang ketat organisasi. Dan dia tahu bahwa anak itu ada di suatu tempat di dunia ini, tetapi dia tidak berani untuk mencarinya.     

Sampai suatu saat Bai Mei melihat seorang anak itu di layar. Dia melihat Yu Fang yang tersenyum kecil di foto itu. Saat itu juga dia langsung mengerti bahwa delapan belas tahun yang lalu, orang yang menyelamatkannya adalah Yu Fang.     

Yu Fang mengetahui identitasnya, karena itulah dia sengaja mengambil anak tersebut dari Bai Mei. Yu Fang membantunya untuk menjaga anak yang dilahirkan oleh Bai Mei.     

Adapun tentang hilangnya Yu Fang, dia bergidik dan tidak berani memikirkannya lebih jauh.     

Tidak mungkin Yu Fang mengalami kecelakaan, karena belum ada perintah untuk untuk melakukan penyerangan kepada siapa pun. Yu Fang tidak mungkin berada dalam masalah, belum lagi Yu Fang tiba-tiba menghilang beberapa tahun yang lalu.     

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu dari luar.     

Bai Mei pun langsung mematikan televisi dan meresponnya, "Masuk!"     

Shen Lang mendorong pintu ruang tersebut dan sosok tinggi dan tegak muncul di depan pintu.     

Bai Mei menunjuk ke arah sofa yang ada di seberangnya, "Duduklah."     

Kemudian Shen Lang pun duduk dan menatap Zou Jue. Saat itu juga Zou Jue dengan bijaksana pergi keluar ruangan.     

"Siapa sebenarnya Qiqi?" Bai Mei berkata tanpa basa-basi.     

"Sepertinya aku juga tidak tahu sama sekali!" Shen Lang meletakkan tangannya di dahinya dan menatap Bai Mei dengan tenang, "Kalau aku tidak yakin, apa yang akan terjadi?"     

"Sejauh ini aku belum menerima perintah apapun. Aku tidak bisa memberitahumu apa yang akan terjadi." Jejak keterkejutan melintas di mata Bai Mei, Shen Lang yang terkenal sebagai anjing pemburu sebenarnya tidak akan pandang bulu meskipun terhadap seorang gadis kecil.      

Shen Lang memandangi wanita cantik yang duduk di seberang meja. Setelah beberapa saat kemudian, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung beranjak dan berjalan pergi meninggalkan ruangan tersebut.     

"Shen Lang!" Bai Mei langsung memanggilnya.     

"Ada apa lagi?" Shen Lang berhenti sejenak dan berbalik badan untuk melihat Bai Mei.     

"Jangan mencari masalah dengan Raja Serigala sebelum ada instruksi dari atas."     

Shen Lang tersenyum dengan sikapnya yang acuh tak acuh, kemudian dia berbalik badan dan langsung pergi.     

***     

Gu Xiaoran berjalan ke kedai.     

Cheng Xiaoyue melambai tangan kepadanya, "Di sini."     

Gu Xiaoran tersenyum dan menghampirinya untuk duduk di sebelah Cheng Xiaoyue.     

Mencium aroma cumi bakar yang menyerbak, Gu Xiaoran tiba-tiba merasa mual, perutnya terasa melilit dan dia bahkan hampir saja muntah.     

"Ada apa? Tidak enak badan?" Cheng Xiaoyue melihat Gu Xiaoran menutupi mulutnya.     

"Aku ke kamar mandi dulu." Mencium aroma cumi-cumi itu, Gu Xiaoran benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak muntah. Karena tidak ada waktu untuk menjelaskan, dia pun langsung beranjak dan bergegas pergi ke kamar mandi. Dengan tangannya menyangga di wastafel, dia benar-benar merasa ingin muntah. Namun dia tidak dapat memuntahkan apapun juga, setelah perutnya yang terus tertekan dan tidak nyaman, akhirnya dia muntah tak henti-henti.      

Ada apa?     

Salah makan? Batinnya.     

"Xiaoran, kamu tidak mungkin…"     

Tanpa sadar, ternyata Cheng Xiaoyue sudah berdiri di belakangnya dan mulutnya menganga heran saat menatap Gu Xiaoran yang sedang muntah.     

"Tidak mungkin apa?" Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam dan perasaan melilit tidak nyaman di perutnya perlahan menjadi lega.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.