Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kenapa, Enggan?



Kenapa, Enggan?

0"Kenapa, tidak ingin ya?" Wajah Mo Qing seketika berubah menjadi jelek.     
0

Mo Qing mendengar kabar bahwa akan ada yang melakukan perdagangan di dermaga pada malam hari. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, dia merasa bahwa perdagangan yang akan dilakukan bukanlah perdagangan biasa.     

Dalam melakukan perdagangan, kedua belah pihak pasti akan merebut barang. Mo Qing sengaja menendang Fu Xingguo hingga pingsan, sehingga kedua belah pihak tidak akan memperhatikan Fu Xingguo. Jika tidak ada hal yang terjadi, Fu Xingguo kemungkinan tidak akan mati.     

Banyak orang di restoran kecil yang melihat Gu Xiaoran dan Fu Xingguo pergi bersama. Jika Fu XIngguo mati, maka Gu Xiaoran pasti akan menjadi tersangka.     

Jika para gangster tahu bahwa Gu Xiaoran berada di dermaga tersebut saat mereka melakukan perdagangan, demi mencegah bocornya informasi, gangster-gangster tersebut pasti akan membunuh Gu Xiaoran.     

Jika bukan demi membantu Gu Xiaoran menghindari masalah tersebut, Mo Qing tidak akan peduli dengan nyawa Fu Xingguo.     

Mulut Gu Xiaoran bergerak dan dalam benaknya dia bertanya. Jika hari ini aku tidak diselamatkan oleh Mo Qing, apakah aku akan mati di dermaga?     

Mo Qing melirik Gu Xiaoran. Sekarang baru tahu takut?     

Mo Qing hanya diam dan tidak mengatakan apa pun. Dia memperlambat kecepatan mobilnya ketika jarak mobil sudah jauh dari dermaga.     

"Ziyan." Gu Xiaoran mencoba untuk memanggilnya.     

"Ternyata kamu masih ingat dengan namaku." Mo Qing sedikit menolehkan kepalanya ke samping, suaranya yang tenang itu samar-samar masih terdengar amarah di dalamnya.     

Gu Xiaoran merasa cemas. Dia hari ini sudah cukup sial dan sekarang masih harus melayaninya lagi. Gu Xiaoran pun merasa gelisah, kemudian dia berbicara sambil meninggikan nada suaranya, "Aku lebih memilih untuk tidak pernah kenal denganmu!"     

Mobil tiba-tiba berhenti. Gu Xiaoran seketika mencondongkan badannya ke depan, sabuk pengaman mencekik Gu Xiaoran hingga membuat dadanya terasa nyeri.     

"Keluar dari mobil." Suara Mo Qing terdengar dingin dan cuek.     

Gu Xiaoran terkejut saat Mo Qing menyuruhnya keluar. Dia baru saja ingin menyuruh Mo Qing menghentikan mobilnya, tapi dia tidak menyangka bahwa Mo Qing akan tiba-tiba menginjak rem dan menghentikan mobilnya. Gu Xiaoran menghela napas panjang, kemudian dia mendorong pintu dan turun dari dalam mobil.     

Saat baru saja turun dari mobil, Gu Xiaoran merasa kakinya terasa lemas, sehingga dia tidak dapat berdiri dengan stabil. Dan pada akhirnya dia pun terduduk di atas tanah.     

Lengan Gu Xiaoran seketika mengencang, tiba-tiba Mo Qing memegangnya, "Jika kamu takut, mengapa kamu masih sembarangan keluar dengan orang lain? Bahkan kamu kekurangan uang, kamu juga tidak perlu menjual dirimu kepada orang lain. Dia hanya mampu membeli mobil merk itu saja, kamu ini malah langsung menaiki mobilnya." Mo Qing seketika merasa frustasi ketika dia teringat bahwa Gu Xiaoran tidak pernah menggunakan uang yang diberikan olehnya.     

"Kamu tidak memiliki hak untuk mengaturku."     

Sebelum Gu Xiaoran menyelesaikan ucapannya, Mo Qing sudah menginjak pedal gas dan mobil pun melaju pergi.     

Gu Xiaoran merasa malu jika terus berada di dekat Mo Qing, namun kini Gu Xiaoran malah sedih ketika dirinya ditinggalkan oleh Mo Qing.     

Gu Xiaoran merasakan kesedihan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata ketika melihat mobil Ferrari tersebut menghilang dari pandangannya.     

Hampir setengah hari Gu Xiaoran berdiri di tepi jalan dan baru mendapatkan taksi.     

Gu Xiaoran memandang lampu jalanan dari jendela. Dia tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata rasa kesepian yang dirasakannya saat ini.     

Sejak Gu Xiaoran kehilangan ingatan, dia selalu merasa asing ketika melihat lampu jalanan dari jendela. Dia merasa bahwa tidak peduli berada berapa lama di sini, dirinya tetap tidak bisa terbiasa dengan kehidupan di kota ini.     

Gu Xiaoran tidak tahu bahwa Mo Qing tidak pergi jauh darinya. Mobil Mo Qing berhenti di sebuah sudut gelap di seberang jalan. Mo Qing menekan bibirnya ketika memandang sosok Gu Xiaoran yang kesepian. Dia mengikuti Gu Xiaoran dari belakang ketika Gu Xiaoran masuk ke dalam taksi.     

Mo Qing bergegas mengendarai mobil menuju ke bandara ketika melihat Gu Xiaoran sudah masuk ke dalam loteng kecil dan menyalakan lampu kamarnya.     

Mo Qing buru-buru untuk menyelesaikan urusannya di Amerika. Awalnya Mo Qing berencana untuk menjenguk Gu Xiaoran terlebih dahulu sebelum berangkat ke Amerika, namun Mo Qing malah menemukan bahwa Gu Xiaoran masuk ke mobil si gemuk tersebut.     

Awalnya Mo Qing ingin mengejar mobil si gemuk itu dan menyeret Gu Xiaoran dari mobil tersebut. Namun dia ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Gu Xiaoran sehingga dia menahan amarahnya dan mengikuti mobil si gemuk dari jauh.     

Mo Qing takut bahwa dirinya akan menarik perhatian Gu Xiaoran dengan mengendarai mobil Ferrari limited edition, sehingga dia menghentikan mobilnya di seberang jalan.     

Alhasil Gu Xiaoran malah pergi menemani orang lain untuk kencan buta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.