Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Wanita Misterius



Wanita Misterius

0Dalam perjalanan dari toko serba yang buka 24 jam ke loteng kecil yang ada di Jalan Timur, Gu Xiaoran harus melewati sebuah mall.     
0

Layar videotron komersial yang begitu besar sedang menayangkan kembali konser yang diadakan oleh Superstar Korea sebelumnya.     

Wajah Gu Tianlei yang tampan tampak begitu mempesona di bawah sorot lampu-lampu yang sengaja diarahkan padanya.     

Gu Xiaoran tidak bisa menahan diri untuk tidak berhenti. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya, dan menelepon Gu Tianlei.     

Tidak lama kemudian suara Gu Tianlei langsung terdengar dari dalam ponsel, "Jarang-jarangnya kamu meneleponku."     

"Aku hanya ingin bertanya padamu, apakah kamu sudah makan tepat waktu?"     

"Aku merindukan spaghetti yang kamu masak, datanglah kemari dan masaklah spaghetti untukku."     

"Gu Tianlei, kapan kamu bisa bersikap lebih dewasa?" Gu Xiaoran marah karena si bocah kecil ini.     

"Aku merindukan mu."     

"Gu Tianlei!"     

"Aku merindukan makananmu." Gu Tianlei menghela napas diam-diam. Dia benar-benar merindukan Gu Xiaoran.     

"Kamu ya, sudah dewasa tapi masih begitu bandel." Gu Xiaoran tersenyum tak berdaya.     

"Beberapa hari ini aku harus melakukan rekaman untuk lagu terbaru, aku akan pergi menemuimu setelah aku menyelesaikan pekerjaanku."     

"Iya, tidak peduli seberapa sibuknya kamu dalam bekerja, jangan lupa untuk makan dan tidur ya?"     

"Iya, aku tahu mama-mama!"     

Mama-mama lagi...     

Gu Xiaoran pun merasa kesal dengan sikap Gu Tianlei yang seperti itu, "Apakah kamu mau mengajak berkelahi lagi?"     

Gu Tianlei tertawa kecil.     

"Aku tutup telepon dulu."     

"Iya, kamu juga harus ingat untuk makan dan tidur."     

Gu Xiaoran melihat ada sebuah mobil mewah yang diparkir di tengah jalan ketika menutup panggilan tersebut. Seorang wanita yang sangat cantik dan kelihatan berusia tiga puluhan tahun keluar dari mobil tersebut. Wanita tersebut memegang pintu mobil dan dengan linglung sambil memandang Gu Tianlei yang ada pada layar videotron komersial.     

Dalam video tersebut tampak ada seorang wanita paruh baya yang turun dari mobil. Dia meletakkan sebuah mantel pada bahu wanita cantik tersebut, "Anak ini mirip dengan Nyonya."     

Gu Xiaoran tidak bisa menahan diri untuk tidak memandang wanita tersebut. Wanita tersebut mengenakan riasan ringan, fitur wajahnya tampak sangat sempurna dan elegan. Sepertinya wanita cantik tersebut merupakan nyonya dari keluarga kaya.     

Wajah wanita tersebut mirip dengan Gu Tianlei. Wanita tersebut menatap layar videotron komersial tanpa mengedipkan matanya. Setelah lagu yang dinyanyikan oleh Gu Tianlei telah habis dan berubah menjadi iklan, wanita tersebut baru mengalihkan pandangannya dengan enggan. Wanita tersebut menghela napas dan masuk ke dalam mobil.     

Gu Xiaoran tanpa sadar telah mengingat nomor plat mobil tersebut.     

Setelah kembali ke loteng kecil, Gu Xiaoran malah melihat putri dari paman keempat, Gu Dandan sedang menunggunya di depan pintu.     

Gu Dandan adalah satu-satunya sepupu yang termasuk baik di antara sepupu keluarga Gu. Di keluarga Gu selain neneknya, hanya Gu Dandan dan ibunya yang bertindak baik terhadap Gu Tianlei dan Gu Xiaoran.     

"Kenapa kamu datang ke sini?"     

"Aku hari ini tidak berani pulang rumah, aku ingin tinggal di rumahmu hari ini."     

"Bagaimana kamu bisa tahu aku tinggal di sini?"     

"Aku tanya pada Cheng Xiaoyue."     

"Apa yang telah terjadi? Kenapa kamu pergi meninggalkan rumah?"     

"Bibi Kedua datang ke rumah." Ekspresi Gu Dandan tampak sangat gelisah.     

"Bibi Kedua menyuruhmu pergi kencan buta lagi?"     

Gu Dandan menganggukkan kepalanya dengan ekspresi gelisah.     

"Mengapa Bibi Kedua tidak menyuruh putrinya saja untuk pergi kencan buta?"     

"Kan putrinya adalah buah hatinya, jadi dia tidak tega melihat putrinya menikah muda."     

"Putrinya adalah buah hatinya, sedangkan putri orang lain bukan dan bisa diperlakukan sesuka hatinya?"     

"Begitulah maksudnya."     

"Apakah Ibumu tidak keberatan dengan tindakan Bibi Kedua yang selalu menyuruhmu untuk melakukan kencan buta?"     

"Ibuku mungkin sudah bosan untuk membiayai hidupku. Dia juga ingin aku menikah secepat mungkin."     

Gu Xiaoran memutar matanya ke atas, kemudian dia membuka pintu, dan masuk ke dalam rumah. Dia mengambil piyama, dan langsung masuk ke kamar mandi untuk mandi.     

Setelah selesai mandi, Gu Dandan berbaring di atas tempat tidur dengan gelisah, kemudian dia melemparkan ponselnya ke samping.      

Tiba-tiba terdengar suara Bibi Kedua yang bernama Gu Liwen dari ponsel tersebut, "Pria yang terakhir kali kencan buta denganmu itu, kamu katakan tidak suka karena orangnya pendiam. Dia sampai bertanya kepadaku selama satu bulan, mengapa kamu tidak mengangkat panggilannya. Kamu sudah berusia dua puluh tahun dan setiap hari hanya bisa berfoya-foya. Apa kamu tidak mengkhawatirkan masa depanmu?"     

"Bibi, keluarga kita sekarang baik-baik saja, tidak perlu dibiayai oleh seorang pria."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.