Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Makan Siang Gratis



Makan Siang Gratis

0"Apakah benar kamu bersedia untuk memakan makanan apa saja?"     
0

"Iya, makanan apa pun boleh, selagi yang mentraktir adalah kamu."     

"Kamu datanglah ke sini, aku ada di Jalan Chang Qing, di depan pintu toko yang berangka 7."     

"Aku segera pergi ke sana." Shen Lang melihat jam tangannya dan dengan senang hati dia menyalakan mesin mobilnya.     

Lima belas menit kemudian, Shen Lang tercengang ketika melihat adanya dua cup mie instan yang diletakkan di atas bangku panjang yang berada di depan pintu masuk toko.     

"Apakah kamu rencana mentraktir aku makan ini?"     

"Dan ini juga!" Gu Xiaoran melambaikan sosis panggang yang ada di tangannya sambil tersenyum polos, "Bukannya kamu yang mengatakan bahwa makan apa saja pun boleh?"     

"Langsung makan mentah-mentah?" Shen Lang terdiam hingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

"Tentu saja tidak, toko ini menyediakan air panas." Gu Xiaoran menyodorkan sosis tersebut ke tangan Shen Lang lalu berjalan menuju toko sambil membawa mie instan tersebut, "Kamu makan dulu, aku pergi untuk menyeduh mie."     

"Aku yang traktir kamu makan saja." Shen Lang meraih lengan Gu Xiaoran.     

"Kita sudah sepakat bahwa aku yang akan traktir kamu makan. Jika kamu tidak ingin makan, aku langsung pulang saja sekarang."     

Shen Lang memaksa Gu Xiaoran untuk mentraktirnya makan, namun Gu Xiaoran hanya mampu mentraktir Shen Lang makan mie instan. Mau makan atau tidak itu bukanlah urusannya.     

Shen Lang tiba-tiba tersenyum ketika memandang Gu Xiaoran dan dalam benaknya dia berkata. Gadis ini memang berbeda dengan wanita lain.     

"Aku saja yang pergi untuk menyeduhnya." Shen Lang menyodorkan kembali sosis tersebut ke tangan Gu Xiaoran. Dia mengambil mie instan yang ada di tangan Gu Xiaoran, kemudian berjalan masuk ke dalam toko.     

Gu Xiaoran menoleh ke belakang, dia melihat Shen Lang sedang menyeduh mie dengan air panas melalui kaca jendela.     

Baju rajut turtleneck dipadukan dengan celana jeans membuat Shen Lang kelihatan tinggi dan juga tampan.     

Meskipun tadi Shen Lang merasa sedikit terkejut dengan cara Gu Xiaoran mentraktirnya makan, namun dia tidak tampak enggan ketika sedang menyeduh mie. Dia malah dengan hati-hati menuangkan air panas tersebut.     

Sambil menunggu, Shen Lang melihat jam tangannya untuk menghitung waktu menyeduh mie. Shen Lang tidak bertindak ceroboh seperti tuan muda dari keluarga kaya lainnya.     

Tiba-tiba Shen Lang mengangkat kepalanya dan melihat bahwa Gu Xiaoran sedang menatap dirinya, kemudian dia pun tersenyum padanya.     

Shen Lang duduk di bangku luar toko dengan sebatang sosis dan satu cup mie instan. Kedua makanan tersebut sepertinya tidak cocok untuk dimakan secara bersamaan.     

Gu Xiaoran tersenyum ketika memandang Shen Lang makan sosis dengan mie instan secara bergantian. Dia tiba-tiba merasa bahwa kepribadian Shen Lang lumayan bagus.      

Tiba-tiba ponsel Shen Lang berdering, dia melirik nama penelepon yang muncul di layar. Kemudian dia melanjutkan makan mie tanpa ada perubahan ekspresi di wajahnya.     

Gu Xiaoran bangkit dari tempat duduk ketika sudah selesai makan mie, "Aku sudah harus pulang ke rumah."     

"Aku saja yang mengantarmu pulang." Shen Lang tidak ingin membiarkan Gu Xiaoran cepat-cepat pergi dari sana.     

"Tidak perlu, aku tinggalnya tidak jauh dari sini."     

"Kalau begitu hati-hati ya."     

Shen Lang segera menelepon balik nomor itu ketika melihat Gu Xiaoran sudah pergi cukup jauh, "Bagaimana?"     

"Kemarin malam Qiqi pergi ke Vila Mo menjenguk Mo Zhenzhong."     

"Kapan Qiqi meninggalkan Vila Mo?"     

"Sekitar jam sepuluh. Setelah meninggalkan Vila Mo, Qiqi pergi ke bar hingga tengah malam."     

Setelah itu Shen Lang langsung menutup teleponnya sambil sedikit menyipitkan matanya.     

Sepertinya Qiqi bukanlah hacker yang kemarin malam telah mengeluarkannya dari program. Jangan-jangan Qiqi adalah orang lain?     

"Tolong bantu aku mengecek, di manakah Qiqi sekarang?"     

-     

Ada sebuah mobil Ferrari diparkir di jembatan tepi sungai. Xiaopian duduk di atas mobil tersebut, dia memegang rokok dengan jarinya yang memakai kuteks warna merah di kukunya.     

Gaun tipis berwarna merah tua yang dikenakan oleh Xiaopian menunjukkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Xiaopian tampak begitu modis dan cantik saat memakai gaun tersebut.     

Xiaopian sedikit menyipit matanya ketika melihat pulau yang jauh itu.     

Pulau Nanwan!     

Mo Qing pernah bertanya pada Xiaopian apakah dirinya menyukai pulau tersebut. Dulu Xiaopian mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai pulau tersebut.     

Panti asuhan di Kota Han bagai neraka. Xiaopian telah tinggal di tempat tersebut selama dua belas tahun.     

Xiaopian menganggap tempat tersebut seperti neraka, karena itulah dia juga benci dengan Kota Han.     

Pada saat itu, keinginan terbesar Xiaopian adalah pergi meninggalkan Kota Han dan melarikan diri jauh dari tempat tersebut. Bagaimana mungkin Xiaopian menyukai pulau terpencil di Kota Han?     

Xiaopian tidak menyangka bahwa Mo Qing akan membeli pulau tersebut.     

Karena Xiaopian dulu mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai Pulau Nanwan sehingga Pulau Nanwan kini telah menjadi tempat terlarang yang tidak bisa dikunjungi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.