Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Cium Aku Dulu



Cium Aku Dulu

0Gu Xiaoran dengan cepat mencari nomor telepon Gu Tianlei lalu meneleponnya, tidak lama kemudian panggilan tersebut terhubung, "Tianlei, apakah kamu sudah sampai di hotel?"     
0

"Aku baru saja sampai di hotel." Gu Tianlei turun dari motor Harley dan berjalan menuju ke tempat parkir menggunakan lift.     

"Ganti ke video call terlebih dahulu, biarkan aku bisa melihat kamu sekarang ada di mana." Gu Xiaoran merasa sedikit ragu dan tidak percaya bahwa Gu Tianlei benar-benar sudah kembali ke hotel, karena selama telepon terhubung dia terus mendengar suara mobil dari ponselnya dari waktu ke waktu.     

"Gu Xiaoran, bisakah kamu mengubah sifatmu yang suka mencurigai orang lain?"     

"Siapa suruh kamu dari kecil hingga dewasa jarang sekali berkata jujur? Karena itu aku tidak dapat mempercayaimu. Apakah ini salahku? Cepat, buka video callnya."     

Gu Tianlei membuka video call dan wajahnya yang tampannya muncul pada layar ponsel. Latar belakangnya adalah lift yang mewah dan lift tersebut merupakan gaya desain lift dari Hotel Imperial Group.     

Setelah memastikan Gu Tianlei sudah ada di hotel, Gu Xiaoran pun merasa sedikit lega.     

"Jangan khawatir, aku tidak akan berkeliaran ke mana-mana karena Gu Zhengrong."     

"Iya, kamu anak yang patuh. Mandilah dengan air panas ketika kamu sudah balik ke kamar dan ingat mintalah karyawan hotel untuk memanaskan segelas susu untukmu. Setelah minum susu tidurlah dengan nyenyak."     

"Kamu lebih berisik daripada Ibuku."     

"Gu Tianlei!" Gu Xiaoran meningkatkan volume suaranya dengan nada mengancam.     

"Dasar Macan Kertas." Gumam Gu Tianlei.     

"Apa yang kamu katakan?" Gu Xiaoran tidak dapat mendengar dengan jelas.     

"Tidak ada apa-apa."     

"Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya."     

"Sebentar."     

"Apa lagi?"     

"Kedepannya, jangan sampai tidak mengangkat teleponku lagi."     

"Tianlei, terkadang…" Gu Xiaoran menjilat bibir bawahnya dengan berusaha untuk memberikan penjelasan kepada Gu Tianlei. Sebenarnya kata 'baik dapat diucapkan dengan mudah, tetapi bagi Gu xiaoran saat ini hal tersebut tidak begitu mudah untuk dilakukan.      

Seperti malam sebelumnya, Gu Xiaoran tiba-tiba teringat kembali saat dia melihat Mo Qing dan Li Xinyao masuk ke dalam hotel. Saat itu otaknya penuh dengan pemikiran negatif tentang Mo Qing dan Li Xinyao, seolah-olah dirinya akan mati saat memikirkan hal itu. Bagaimana mungkin dia masih mengingat tentang perjanjian yang telah dia buat kemarin?     

"Aku tahu bahwa akan ada saatnya kamu merasa tidak nyaman untuk mengangkat telepon. Tapi ketika kamu sudah tidak sibuk dan melihat aku telah meneleponmu, ingatlah untuk menelepon aku kembali. Jangan menghilang lagi." Tidak lama kemudian pintu lift pun terbuka, kemudian Gu Tianlei pun berjalan keluar dari dari dalam lift.     

"Baik! Aku janji padamu. Pergi istirahatlah. Aku tutup telepon dulu ya."     

Setelah keluar dari lift, tidak ada jaminan bahwa tidak ada orang yang akan menguping pembicaraan mereka berdua. Jika pembicaraan antara Gu Tianlei dan Gu Xiaoran didengarkan oleh orang lain, kemungkinan besar hal tersebut akan menjadi masalah yang besar. Oleh karena itu, Gu Xiaoran tidak ingin percakapan antara mereka berdua didengarkan oleh orang lain.     

"Cium dulu baru tutup."     

"Enyah sana!" Wajah Gu Xiaoran menjadi jelek, dia langsung menutup panggilan tersebut.     

Gu Tianlei mendengar suara panggilan terputus sambil menggosok dahinya. Kemudian dia pun bergumam pelan, "Kamu hanya tahu hal buruk tentangku saja. Kamu merasa aku sangat mudah untuk diganggu, kan?"     

-     

Ketika Gu Zhengrong dan Bibi Hui kembali ke kafe teh, mereka melihat mobil Pagani parkir di depan pintu.     

Mo Qing memasukkan tangannya ke dalam saku celananya dan bersandar di pintu dengan santai.     

Tanpa sadar langkah kaki Gu Zhengrong tiba-tiba menjadi lambat. Ada satu kemungkinan saja ketika Mo Qing muncul di sini, yaitu untuk mencarinya.     

Dulu jika ada kerjaan yang berhubungan dengan Imperial Group, biasanya yang akan berurusan dengan Gu Zhengrong adalah asisten Mo Qing yang bernama Lin Yizhi. Namun hari ini secara pribadi Mo Qing datang ke sini, sepertinya ada hal yang penting.     

Gu Zhengrong tidak tahu sebenarnya apa tujuan kedatangan Mo Qing, sehingga dia pun merasa sangat panik.     

Bibi Hui diam-diam menghela napas panjang ketika melihat wajah samping Mo Qing yang tampan. Takdir benar-benar di luar kendali manusia. Kata Bibi Hui dalam hati.     

Saat Xiaoran masih duduk di bangku SMP, Mo Qing masih dipanggil dengan Ziyan dan dia tinggal di rumah Cheng Xiaoyue.     

Bibi Hui dan ibu Xiaoyue adalah teman, sehingga Bibi Hui sering bertemu dengan Mo Qing di rumah Cheng Xiaoyue.     

Pada saat itu, Mo Qing sangat lembut dan anggun. Ketika Mo Qing bertemu dengan Bibi Hui, Mo Qing tidak bicara terlalu banyak, tetapi Mo Qing dengan penuh hormat dan sopan memanggilnya Bibi Hui. Ketika Bibi Hui pergi, Mo Qing juga akan berdiri dengan sopan. Saat itu Mo Qing merupakan anak yang cukup sopan.     

Namun Bibi Hui tidak pernah menyangka bahwa pria yang dulunya begitu lembut dan anggun sekarang malah merupakan Tuan Muda Mo dari Imperial Group, Mo Qing. Tidak hanya itu, dia merupakan orang yang telah membantu Han Ke untuk menjatuhkan Gu Zhengrong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.