Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bukan Berarti Tidak Pernah Bersama



Bukan Berarti Tidak Pernah Bersama

0Pria tersebut membelakangi cahaya, sehingga Gu Xiaoran tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Dia hanya dapat melihat puntung rokok yang berserakan dengan sedikit asap yang tersisa.      
0

Dengan waspada Gu Xiaoran memperhatikan sosok pria tersebut dalam kegelapan. Dia tidak berani membuka pintu dengan gegabah.      

Perlahan pria tersebut mengangkat kepalanya dan menatap Gu Xiaoran dalam kegelapan. Kemudian pria itu tiba-tiba melompat seperti seekor macan yang lincah dan langsung menarik lengan Gu Xiaoran.     

Saat ingin menghindari pria tersebut, Gu Xiaoran sekilas melihat wajah pria itu. Tampak ada ekspresi cemas di wajah Gu Tianlei yang tampan. Kepanikan dalam hati Gu Xiaoran mulai mereda, "Dasar Tianlei, kamu menakut-nakutiku saja."     

"Kamu pergi ke mana?"     

"Kenapa kamu ada di sini?" Gu Xiaoran tidak menjawab dan malah bertanya balik.      

"Aku sedang menunggumu. Aku sangat mengkhawatirkanmu karena tidak bisa menghubungimu." Gu Tianlei memasukkan tangannya ke dalam saku celana dengan gelisah. Gu Xiaoran tidak pergi menonton konsernya dan bahkan dia juga tidak memberikan penjelasan apapun padanya.     

"Kamu sekarang sudah populer, kenapa kamu masih berkeliaran di mana-mana?" Gu Xiaoran melihat sekeliling untuk mengecek apakah ada orang yang bersembunyi di sekitarnya atau tidak.     

Ketika konser diadakan, Gu Tianlei tampil di depan umum dan semua tindakan yang dia lakukan pasti selalu diawasi oleh paparazi. Jadi seharusnya saat ini, Gu Tianlei tidak boleh berkeliaran sendirian.     

"Tidak perlu lihat lagi, tidak ada orang yang mengikutiku." Gu Tianlei merasa sedih ketika melihat sikap Gu Xiaoran yang waspada. Apakah kalau aku menjadi populer Gu Xiaoran akan menghindar dariku? Batin Gu Tianlei.     

"Cepatlah pergi sebelum ada yang melihatmu. Teleponku saja jika ada sesuatu yang terjadi." Gu Xiaoran menghela napas lega.     

"Aku tidak akan pergi." Gu Tianlei telah menunggu selama dua hari dan akhirnya Gu Xiaoran pulang. Dia tidak akan membiarkannya pergi lagi.     

Tiba-tiba ada seseorang yang lewat dan melihat ke arah mereka. Seketika Gu Xiaoran merasa panik, dia takut jika Gu Tianlei akan dikenali oleh orang tersebut.      

Jika sekarang Gu Xiaoran membiarkan Gu Tianlei masuk ke rumah, sulit untuk mencegah bahwa tidak akan ada orang yang melihat Gu Tianlei ketika Gu Tianlei keluar dari rumah. Jadi cara terbaik adalah menyuruh Gu Tianlei pergi sekarang juga dan menyuruh untuk meneleponnya ketika ada sesuatu yang terjadi.      

"Sudah larut malam, aku ingin istirahat." Ujar Gu Xiaoran.      

"Buka pintu dulu!" Gu Tianlei berdiri di depan pintu dengan bijak.     

"Kamu tidak boleh masuk."     

"Kenapa aku tidak boleh masuk?"     

"Tidak nyaman!"     

"Bukankah selama ini kita selalu bersama pada malam hari." Ujar Gu Tianlei. Tidak nyaman? Kita sudah hidup bersama sejak kecil. Kita telah makan dan tidur di rumah yang sama. Selain tidak pernah melakukan hubungan intim dan berciuman. Apa yang tidak pernah kita lakukan? Katanya dalam hati.      

"Gu Tianlei, kamu jangan lupa bahwa kamu sekarang adalah Superstar Korea."     

"Terus kenapa?"     

"Kamu sudah bernyanyi di Korea selama dua tahun, apa kamu tidak tahu bahwa setiap tindakanmu yang kamu lakukan akan menjadi topik pembicaraan masyarakat?"     

"Aku bernyanyi bukan karena ingin menjadi orang asing bagimu."     

"Ini adalah pilihanmu sendiri. Jika kamu ingin menjadi seorang penyanyi, maka kamu harus bisa menjaga setiap tindakan yang kamu lakukan." Gu Xiaoran merasa lelah untuk menasehati si bocah kecil ini.     

"Bukankah hanya sebuah skandal? Aku saja tidak takut, apa yang kamu takutkan? Kalau tidak, aku mengatakan kepada publik saja bahwa kamu adalah pacarku. Dengan begitu kedepannya aku akan lebih mudah membawamu ke mana pun." Gu Tianlei tahu bahwa Gu Xiaoran akan menggunakan opini publik untuk menasehati dirinya. Akan tetapi jika bisa, Gu Tianlei lebih memilih menggunakan opini tersebut untuk menahan Gu Xiaoran supaya menjadi pacarnya.      

"Apakah kamu ingin mati?"     

"Ya, aku ingin mati, aku ingin mati dengan bahagia!" Gu Tianlei tiba-tiba meninggikan nada suaranya dan menyanyikan lagu yang dia nyanyikan di konser.     

"Diam!" Gu Xiaoran merasa ketakutan dan buru-buru menutupi mulut Gu Tianlei.     

Konser Gu Tianlei berjalan dengan sangat sukses. Sekarang semua stasiun TV memiliki banyak berita mengenainya. Foto-fotonya juga bertebaran di jalan-jalan.     

Jika Gu Tianlei tiba-tiba bernyanyi pada tengah malam seperti ini akan menarik perhatian tetangga dan tetangga pasti akan mengenalinya.     

Gu Xiaoran berusaha untuk menutupi mulut Gu Tianlei.. Mata Gu Tianlei memejamkan matanya ketika merasakan kelembutan tangan Gu Xiaoran yang menyentuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.