Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Ingin Memperdebatkan Ini Dengannya Lagi



Tidak Ingin Memperdebatkan Ini Dengannya Lagi

Selama konser berlangsung, Gu Tianlei selalu menunggu kehadiran Gu Xiaoran untuk melihatnya bernyanyi di atas panggung.     

Gu Tianlei yang awalnya menunggu kehadiran Gu Xiaoran dengan sabar, kemudian dia menjadi gelisah, lalu putus asa. Hingga konsernya berakhir, Gu Xiaoran tak kunjung datang.      

Gu Tianlei pun marah. Dia meninggalkan arena konser dan pergi dengan mengendarai mobilnya. Kemudian dia menelepon ponsel Gu Xiaoran berulang kali. Namun Gu Tianlei tetap tidak bisa menghubungi Gu Xiaoran.     

Gu Tianlei pergi ke toko hewan peliharaan tempat Gu Xiaoran bekerja dan bosnya mengatakan bahwa Gu Xiaoran telah pergi mengantar anjing dan tidak tidak kembali lagi ke toko. Bosnya juga tidak tahu ke mana Gu Xiaoran pergi.     

Gu Tianlei meminta nomor ponsel pemilik anjing kepada bosnya, tetapi ponsel tersebut malah tidak dapat dihubungi. Saat itu juga Gu Tianlei merasa ada sesuatu yang tidak beres.     

Kemarahannya seketika berubah menjadi cemas. Gu Tianlei menyuruh seseorang untuk mencari Gu Xiaoran, tetapi tidak ada petunjuk sama sekali. Setelah mencari dengan susah payah, akhirnya Gu Tianlei menemukan sopir yang mengantar Gu Xiaoran pergi keluar kota. Gu Tianlei pergi ke tempat di mana Gu Xiaoran turun dan setelah itu benar-benar kehilangan petunjuk.     

Gu Xiaoran seolah-olah telah lenyap dalam dunia ini dan sama sekali tidak ada kabar tentangnya.     

Dan pada akhirnya, kemarin Gu Tianlei baru mendapat informasi lagi mengenai Gu Xiaoran. Ada seseorang yang melihat Gu Xiaoran berdiri di luar Hotel Imperial Group selama satu malam.     

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Gu Tianlei langsung bergegas pergi ke Hotel Imperial Group. Namun dia tidak menemukan Gu Xiaoran di sana.      

Gu Tianlei tidak tahu mengapa Gu Xiaoran berdiri di luar Hotel Imperial Group sepanjang malam. Dia juga tidak tahu ke mana Gu Xiaoran pergi, tapi dia tahu bahwa Gu Xiaoran baik-baik saja. Kekhawatiran di dalam hatinya akhirnya memudar.      

Gu Xiaoran baik-baik saja, tetapi dia tidak pergi menonton konsernya dan bahkan tidak meneleponnya. Ketidakpedulian seperti ini membuat Gu Tianlei merasa sangat tidak nyaman.     

Gu Tianlei tidak ingin pergi ke mana pun. Sepanjang hari dia menunggu Gu Xiaoran di loteng tempat Gu Xiaoran tinggal.     

Sekarang Gu Xiaoran sudah hadir di hadapannya tanpa ada sedikit pun luka pada tubuhnya, dan Gu Tianlei tidak ingin memperdebatkan masalah itu lagi dengan Gu Xiaoran. Saat ini Gu Tianlei hanya ingin berada bersamanya.     

Gu Tianlei mengangkat tangannya untuk menarik tangan kecil yang menutupi mulutnya. Gu Tianlei menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya lalu memeluknya dengan erat dan berteriak, "Aku adalah superstar, pacarku adalah Gu Xiaoran!"     

Tiba-tiba ada seseorang membuka jendela dan melihat ke arah mereka.     

Orang gila, benar-benar seperti orang gila! Batin Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mulai panik dan dia pun berusaha mendorong Gu Tianlei supaya melepaskannya dari pelukannya, "Apakah kamu pikir lelucon ini lucu?"     

"Aku tidak sedang bercanda!"     

"Gu Tianlei, jika kamu ingin bermain, maka pergilah main sendiri dan jangan melibatkan aku. Aku adalah anak yatim piatu, yang mengadopsiku adalah keluarga Gu. Aku berhutang budi pada keluarga Gu. Aku masih bisa mentolerir kenakalanmu yang tanpa batasnya. Tapi aku adalah manusia, aku memiliki harga diri, aku bisa terluka dan juga sakit hati. Aku bukan mainan yang bisa kamu mainkan seenaknya untuk sekedar bersenang-senang."     

Sebenarnya, Gu Xiaoran tidak keberatan dengan lelucon yang dilakukan Gu Tianlei ketika dia masih kecil.     

Namun Gu Xiaoran sekarang adalah tunangan Mo Qing. Dia tidak dapat memikirkan seberapa besar konsekuensi yang akan terjadi jika dirinya memiliki berita skandal dengan Gu Tianlei.      

Lampu jalan di gang tiba-tiba menyala dan menyinari wajah kecil Gu Xiaoran yang pucat. Gu Tianlei merasa sakit hati ketika melihat mata Gu Xiaoran yang memerah. Dia ingin memberitahukan Gu Xiaoran yang ada dalam pelukannya itu, bahwa saat Gu Xiaoran tinggal ke rumah Gu, dia memang membencinya, tetapi belakangan ini dia sengaja mengganggunya karena ingin mendapatkan perhatian darinya.     

Saat itu Gu Tianlei masih kecil, dia tidak tahu harus berbuat apa sehingga dia membuat lelucon itu. Gu Tianlei tidak bermaksud untuk menyakiti Gu Xiaoran. Dia hanya ingin perhatian Gu Xiaoran hanya tertuju pada dirinya secara terus menerus.     

Akan tetapi di saat seperti ini sepertinya semua penjelasan yang dikatakan Gu Tianlei tampak tak berarti apa-apa bagi Gu Xiaoran. Satu-satunya yang bisa dikatakannya Gu Tianlei hanyalah tiga kata.     

"Maaf! Xiaoran, maaf!"     

Gu Tianlei mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Gu Xiaoran.     

"Jangan sentuh aku."     

Gu Xiaoran dengan cepat membalikkan badannya untuk membuka pintu. Dia pun segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.     

Gu Tianlei bergegas mengulurkan tangannya ke celah pintu untuk mencegah supaya pintu tidak tertutup.     

Gu Xiaoran tertegun ketika mendengar suara jeritan kecil. Dia buru-buru membuka pintu, kemudian dia menekan saklar lampu yang ada di samping pintu.     

Setelah lampu menyala dia melihat pergelangan tangan Gu Tianlei berlumuran darah karena terjepit di pintu dan lukanya terlihat sangat mengerikan..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.