Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Penjahat yang Bermuka Dua (2)



Penjahat yang Bermuka Dua (2)

0"Aaa..."     
0

Gu Xiaoran terkejut karena Mo Qing tiba-tiba berhentinya kenikmatan yang dia rasakan tiba-tiba berhenti begitu saja.     

Seolah ada ribuan kucing yang sedang mencakarnya. Gu Xiaoran merasa sangat tidak nyaman hingga ingin mati, "Bolehkah kamu memberikannya kepadaku?"     

Gu Xiaoran tidak pernah tahu bahwa nafsu dirinya bisa begitu kuat dan begitu liar.     

Mo Qing memperhatikan Gu Xiaoran yang sedang menikmati kenikmatan bercinta tanpa mengedipkan matanya sedikit pun. Nafsu birahi yang ditahan oleh Mo Qing seketika menyebar pada seluruh tubuhnya dan dia tidak bisa menahannya lagi.     

Mo Qing menarik Gu Xiaoran ke atas dan memeluknya dengan erat. Kemudian Mo Qing berbisik di telinganya dengan suaranya yang sangat rendah dan hanya bisa didengar olehnya, "Baik, aku akan memberikan semuanya kepadamu!"     

Mo Qing langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Gu Xiaoran tanpa ada kesabaran sedikitpun.     

Kekosongan yang tidak diinginkan langsung berubah menjadi kesenangan yang datang terus menerus. Penetrasi tersebut langsung membawa Gu Xiaoran ke puncak kesenangan.     

Gu Xiaoran mencengkram punggung Mo Qing dengan sangat kuat, hingga kuku-kukunya menusuk kulitnya.     

Napas pria yang terengah-enah bercampur dengan desahan orgasme wanita terdengar melalui telepon.     

Wajah Cheng Peini dan Li Xinyao perlahan menunjukkan kegembiraan ketika mendengar suara kenikmatan seksual dari ujung telepon.     

"Ah, tampaknya si pelacur Gu Xiaoran masih sedang dipermainkan oleh ketiga pria tua itu!" Li Xinyao sedikit terkejut. Gu Xiaoran telah diperkosa oleh ketiga pria tersebut sepanjang malam. Bukankah seharusnya dia sudah sekarat, kenapa dia masih bisa mengeluarkan suara desahan kenikmatan?     

"Dasar pelacur!" Cheng Peini merasa terkejut dan senang. Dia buru-buru menekan tombol rekaman untuk merekam suara tersebut. Jika Cheng Peini mengirim rekaman tersebut kepada Mo Qing, maka hidup Gu Xiaoran akan berakhir.     

Begitu tombol rekam ditekan, panggilan tersebut terputus. Saat Cheng Peini meneleponnya lagi, pihak tersebut telah mematikan ponselnya.     

"Dasar pelacur!" Cheng Peini menggertakkan giginya dengan kesal. Dia telah kehilangan sebuah kesempatan yang bagus.     

"Bagaimana? Senang tidak?" Li Xinyao tersenyum dengan bangga.     

Meskipun suara Gu Xiaoran yang terdengar melalui telepon itu bukan suara yang derita seperti yang dia bayangkan, namun hal tersebut telah berhasil membuatnya cukup puas. Seolah batu yang menghalangi dada Cheng Peini akhirnya bisa dikesampingkan.     

Lagi pula walaupun Gu Xiaoran sekarang merasa senang, namun ketiga preman tersebut akan terus bermain hingga Gu Xiaoran menderita. Saat itulah Gu Xiaoran tidak akan terengah-engah dengan nyaman lagi, melainkan akan mengerang kesakitan. Batin Li Xinyao.     

Cheng Peini melihat ke Li Xinyao sekilas. Meskipun dia tidak berhasil merekam suara Gu Xiaoran melalui telepon, namun dia tetap akan harus memberitahu hal ini kepada Mo Qing. Cheng Peini tidak akan membiarkan Gu Xiaoran memiliki kesempatan untuk melarikan diri.     

Mo Qing tidak mengangkat panggilan tersebut.     

Tanpa memikirkannya, Cheng Peini langsung menghubungi kontak Zhuo An, "Mo Qing lagi di mana?"     

"Tuan sedang beristirahat!" Suara Zhuo An terdengar dari ujung telepon.     

"Suruh dia angkat teleponku." Cheng Peini menghela napas lega. Kalau menemukan orangnya, maka akan lebih mudah mengadunya.     

"Sekarang saya tidak bisa mengganggunya."     

"Bangunkan dia jika dia lagi tidur. Saya ingin menyampaikan hal yang sangat penting kepadanya. Jika kamu menundanya, kamu tidak akan bisa bertanggung jawab."     

"Tolong Nona Peini memberitahu saya apa masalahnya. Jika Tuan Muda Mo bertanya, saya bisa menjawabnya."     

"Masalah ini berkaitan dengan reputasinya, jadi tidak nyaman untuk diketahui oleh siapapun. Saya hanya bisa memberi tahu Mo Qing secara langsung."     

Zhuo An merasa ragu sejenak, "Mohon tunggu sebentar, saya akan membantu anda untuk bertanya. Tapi jika Tuan Muda Mo menolak untuk mendengar, anda jangan menyalahkan saya."     

"Baik!" Cheng Peini tertawa sinis. Selama Mo Qing menjawab telepon, Gu Xiaoran si jalang itu pasti akan menderita.     

Segera Zhuo An menggunakan ponsel lain untuk menelepon Mo Qing.     

"Tuan Muda Mo, Nona Peini mencarimu!"     

"Zhuo An, kamu semakin tua semakin tidak tahu aturan ya?" Nada bicara Mo Qing di telepon terdengar sangat galak dan sangat serak.     

"Kata Nona Peini itu adalah hal yang sangat penting."     

"Bip… bip..." Suara telepon ditutup.     

Sebelum telepon ditutup, Cheng Peini samar-samar dapat mendengar erangan seorang wanita yang rendah, dan itu adalah suara Gu Xiaoran!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.