Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Penjahat yang Bermuka Dua (1)



Penjahat yang Bermuka Dua (1)

0Ren Wei adalah seseorang yang misterius dan memiliki identitas yang tersembunyi. Kemungkinan saat ini Ren Wei merasa tidak nyaman untuk menerima panggilannya telepon dari orang lain. Atau bisa jadi saat ini Ren Wei tidak memberikan kabar kepada Li Xinyao karena dia belum mendapatkan kabar dari preman tersebut.     
0

Ada beberapa kemungkinan kenapa ketiga preman tersebut tidak mengangkat telepon dari Li Xinyao.      

Pertama yaitu telah terjadi sesuatu yang tidak terduga. Kedua yaitu mereka bertiga masih belum puas untuk bermain, mereka sedang bersenang-senang sehingga tidak memiliki waktu untuk mengangkat telepon. Dan yang ketiga, yaitu kemungkinan mereka bermain hingga lelah dan sekarang sedang tidur nyenyak.     

Tidak peduli kemungkinan yang mana. Bagi Li Xinyao saat ini, dia hanya perlu menelepon Gu Xiaoran saja untuk mendapatkan sebuah jawaban.     

Meskipun Gu Xiaoran dapat dikatakan cantik dan tidak ada gunanya lagi selain kelebihan itu, namun dia memiliki identitas sebagai tunangannya Mo Qing. Jika Gu Xiaoran mengalami masalah, Mo Qing tidak mungkin akan membiarkannya begitu saja.     

Mo Qing adalah orang yang pintar. Jika nomor ponsel Li Xinyao muncul di ponsel Gu Xiaoran, bisa jadi Mo Qing malah akan mencurigai Li Xinyao. Jadi karena itulah Li Xinyao sangat tidak mungkin untuk menelepon Gu Xiaoran.     

Pada acara makan malam, Gu Xiaoran telah menyinggung Li Xinyao. Dari situlah Cheng Peini tahu bagaimana amarah Li Xinyao, karena itulah dia tidak akan membiarkan Gu Xiaoran pergi begitu saja.     

Dalam beberapa hari terakhir, Cheng Peini sendang menunggu saat yang tepat untuk melihat Gu Xiaoran dipermalukan.     

Cheng Peini tidak pernah berpikir bahwa Li Xinyao akan menggunakan cara yang begitu kejam untuk membalas dendamnya pada Gu Xiaoran.     

"Bagaimana pendapatmu mengenai pelajaran kecil yang aku berikan kepada Gu Xiaoran?" Li Xinyao tersenyum, tetapi senyuman tersebut tidak dapat melihat emosinya.     

"Bagaimana mungkin rencana tersebut tidak bisa baik jika yang turun tangan adalah Yaoyao?"     

Cheng Peini menyipitkan matanya. Ini bukan merupakan pelajaran kecil, melainkan tindakan yang ingin merusak hidup Gu Xiaoran. Jika Li Xinyao telah berhasil dalam melakukan hal tersebut, Cheng Peini pasti akan merasa sangat senang.     

Tentu saja Cheng Peini tidak akan peduli dengan Li Xinyao yang menyindirnya lagi dan lagi.     

"Jika apa yang kamu katakan itu benar. Bagaimana mungkin Gu Xiaoran bisa mengangkat panggilan tersebut?"     

"Gu Xiaoran tidak bisa mengangkat panggilan itu, tetapi orang lain bisa mengangkatnya."     

"Apa maksudmu?"     

"Sekarang kita harus lebih berhati-hati dengan orang lain. Aku tidak ingin mereka tidak melakukan tugas yang aku berikan setelah mereka menerima uang dariku. Mereka bisa mendapatkan ponsel Gu Xiaoran ketika mereka telah menangkap Gu Xiaoran. Jadi dengan menelepon Gu Xiaoran, kita bisa mengetahui apakah ketiga orang tersebut telah berhasil atau belum. Ketika aku mempekerjakan orang-orang tua itu, aku sudah memberitahu mereka bahwa aku akan menelepon Gu Xiaoran untuk memeriksa kapan saja sehingga mereka tidak akan berani membohongiku."     

"Kamu terlalu waspada."     

"Gu Xiaoran adalah wanita milik Mo Qing. Jika aku tidak cukup waspada dan sampai Gu Xiaoran tidak berhasil ditangkap, bukankah itu berarti usahaku akan sia-sia dan justru akan terlibat dalam masalah tersebut?"     

Ketika Li Xinyao merancang jebakan ini, dia sudah memberikan nomor ponsel Cheng Peini kepada preman tersebut, dan memberi tahu mereka bahwa, jika nomor ini muncul di ponsel Gu Xiaoran, maka mereka harus mengangkat panggilan tersebut.     

Jika nomor ponsel Cheng Peini muncul di ponsel Gu Xiaoran, maka dapat membuat Mo Qing berpikir bahwa masalah ini masih ada hubungannya dengan Cheng Peini. Bahkan jika Mo Qing mempertimbangkan Cheng Guoliang, Mo Qing pasti tidak akan melakukan tindakan apapun terhadap Cheng Peini, tetapi Mo Qing pasti akan semakin membenci Cheng Peini.     

Cheng Peini sedikit merasa ragu, namun dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan ke nomor ponselnya Gu Xiaoran.     

Mo Qing melirik nomor penelepon yang muncul di layar ponsel Gu Xiaoran. Dia mencibir, lalu menekan tombol jawab dan menerima panggilan dari Li Xinyao.     

Ponsel Ren Wei dan ketiga preman tersebut semuanya telah dimatikan, sehingga saat Li Xinyao menelepon untuk menanyakan situasi, semua orang tidak dapat mengangkat teleponnya.     

Jika Li Xinyao tidak dapat menghubungi ponsel keempat orang tersebut, dia pasti akan mencoba untuk menelepon Gu Xiaoran.     

Namun Li Xinyao tidak akan menelepon Gu Xiaoran dengan nomor ponselnya sendiri, dia akan mencari kambing hitam. Dan kali ini Cheng yang dijadikan sebagai kambing hitam.     

Jika Li Xinyao dan Cheng Peini ingin tahu kondisi mengenai Gu Xiaoran, maka Mo Qing akan membiarkan mereka tahu.     

Setelah Li Xinyao dan Cheng Peini telah mengetahui hal tersebut, maka pertunjukan selanjutnya akan menjadi lebih menarik.     

Gu Xiaoran tidak menyadari bahwa layar ponsel yang diletakkan di samping bantalnya menyala. Saat ini dia sedang berada di puncak kenikmatan, tetapi Mo Qing tiba-tiba mengeluarkan alat kelaminnya, seolah-olah sengaja ingin membuat Gu Xiaoran menderita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.