Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sekelompok Orang yang Berkepribadian Sama



Sekelompok Orang yang Berkepribadian Sama

0Hotel Imperial Group.     
0

Li Xinyao terbangun karena suara ponsel yang berdering. Dia melirik nomor yang terlihat pada layar ponsel tersebut dengan tidak sabar dan menjawab panggilan tersebut, "Peini, kenapa kamu meneleponku pagi-pagi sekali?"     

Suara Cheng Peini terdengar dari ujung telepon, "Sekarang sudah hampir jam sebelas, apakah ini masih pagi?"     

"Aku tidur larut malam, ada apa? Kalau tidak ada apa-apa aku masih ingin tidur lagi."     

Jarang sekali Mo Qing datang untuk bermain catur dengan ayah Li Xinyao. Karena saat itu Li Xinyao berada di sisi mereka, sehingga dia menahan rasa ngantuknya dan tidak tidur hingga larut malam. Sebenarnya Li Xinyao berharap bisa mengantar Mo Qing keluar dan berusaha untuk mendekatinya ketika ayahnya selesai bermain catur.      

Tapi ternyata Ayah Li Xinyao bermain catur semalaman dengan Mo Qing, sehingga Li Xinyao terpaksa harus begadang sampai tengah malam. Li Xinyao tidak suka bermain catur, sehingga dia merasa sangat bosan saat menemani mereka berdua bermain catur.      

Karena sudah tidak tahan lagi dengan rasa kantuknya, akhirnya Li Xinyao pergi tidur. Dia hanya tidur selama enam jam, dia merasa waktu tidurnya sangat singkat.     

Li Xinyao sangat tidak suka jika ada orang lain yang mengganggunya saat sedang tidur. Jika orang tersebut bukan Cheng Peini, Li Xinyao pasti akan marah besar padanya.     

"Kamu kemarin menyuruhku untuk menunggu pertunjukan yang seru. Bagaimana dengan pertunjukan yang telah kamu rancang?" Cheng Peini mengalihkan topik pembicaraan dan masih tidak ingin menutup teleponnya.     

Berbicara tentang masalah Gu Xiaoran, Li Xinyao tiba-tiba teringat dengan perangkap yang dibuatnya kemarin malam. Tiba-tiba dia tersadar, kemudian dia pun berkata, "Kamu lagi di mana?"     

"Aku di kafe Hotel Imperial Group."     

"Tunggu aku sebentar, aku segera ke sana."     

Li Xinyao segera melompat dari tempat tidur. Dia berdandan sambil menelepon Ren Wei.     

Seharusnya hal yang disuruhnya tadi malam sudah diselesaikan. Akan tetapi, hingga saat ini Ren Wei masih belum memberi kabar apapun kepada Li Xinyao.     

Ren Wei tidak menjawab panggilan tersebut. Ketua preman tersebut juga tidak mengangkat panggilan Li Xinyao.     

Ada apa dengan ini? Tanya Li Xinyao dalam hati.     

Li Xinyao merasa ada yang tidak beres. Kemudian dia mencari nomor ponsel Mo Qing dan ragu-ragu sejenak. Akhirnya dia memutuskan untuk menelepon Mo Qing. Dia bergegas turun ke lantai bawah dan pergi ke kafe.     

Saat itu Cheng Peini sedang mengaduk kopi dengan sendok kecil, "Apa yang kamu lakukan kemarin malam?"     

"Mo Qing menemani papaku main catur. Aku melihat mereka bermain hingga tengah malam." Li Xinyao duduk di depan Cheng Peini.     

Cheng Peini tetap berkata dengan tenang, "Jarang sekali Paman Li datang ke sini. Tentu saja Mo Qing akan menemainya. Apakah kemarin malam Paman Li merasa senang?     

"Mereka bermain sepanjang malam. Mo Qing meninggal hotel saat hari sudah mulai fajar. Papaku terlihat sangat senang. Mereka membuat janji untuk bermain catur lagi besok lusa. Itu berarti besok lusa aku bisa melihat lagi keterampilan Mo Qing yang luar biasa saat sedang bermain catur."     

"Bukankah kamu tidak suka bermain catur?"     

"Itu harus tergantung dengan siapa orangnya. Bukankah Paman Cheng juga suka bermain catur? Harusnya Mo Qing juga sering menemani Paman Cheng bermain catur, bukan?"     

Begitu Cheng Guoliang pulang ke dalam negeri, dia langsung menyebar informasi mengenai pernikahan antara keluarga Cheng dan keluarga Mo. Tapi ternyata keesokan harinya dia malah dipermalukan. Hubungan dengan Mo Qing tampak sangat baik, tetapi sebenarnya hubungan mereka sangat tidak akur. Bagaimana mungkin Mo Qing menemani Cheng Guoliang untuk bermain catur?     

Li Xinyao mengatakan ini karena dia ingin memancing emosi Cheng Peini.     

Cheng Peini yang saat itu sedang memegang sendok kecil, dia memegang sendok tersebut semakin erat dan diam-diam dia mengutuk Li Xinyao. Dasar wanita jalang! Batinnya.     

"Papaku kali ini pulang ke dalam negeri untuk membuka pasar domestik. Jadi dia terlalu sibuk untuk bertemu dengan siapapun. Mo Qing ingin menemani Papaku, tetapi Papaku tidak punya waktu luang untuk bertemu dengan Mo Qing."     

Li Xinyao berkata dengan nada menghina, "Bukankah Mo Qing yang terlalu sibuk?" Li Xinyao merasa senang karena bisa membuat Cheng Peini merasa cemburu dan kesal padanya.     

Maksud dari ucapan Li Xinyao itu adalah Mo Qing telah mengabaikan Cheng Guoliang.     

Tentu saja Cheng Peini langsung bisa mengerti maksud dari ucapan Li Xinyao. Seketika Cheng Peini pun merasa sangat kesal, "Li Xinyao, apa maksudmu berkata seperti itu?"     

"Apakah kamu ingin mendengarkan suara terengah-engah Gu Xiaoran karena berada di bawah tubuh pria?" Li Xinyao ingin membuat Cheng Peini merasa tidak senang, tetapi dia tidak ingin bertengkar dengan Cheng Peini sehingga dia mengalihkan topik pembicaraan.     

"Apa maksudmu?"     

"Aku mencari beberapa pria untuk bermain dengan Gu Xiaoran. Gu Xiaoran sekarang mungkin sedang bersenang-senang di bawah tubuh pria-pria itu."     

"Pria yang seperti apa?"     

"Tiga lelaki tua yang kotor dan jelek!" Li Xinyao tersenyum sinis, "Jika kamu memiliki nomor ponsel Gu Xiaoran dan meneleponnya saat ini, kemungkinan kamu masih bisa mendengar suara teriakan Gu Xiaoran yang penuh godaan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.